Ngobrol Ringan Bareng Irma Septiana, Mahasiswa Jurusan Sendratasik

MENARI : Irma Septiani menampilkan Tari “Kebangrua’an” khas Sasak saat pentas di Taman Budaya belum lama ini.

Sendratasik adalah program studi yang mendalami ilmu seni, drama, tari dan musik di perguruan tinggi. Sendratasik adalah singkatan dari seni, drama, tari dan musik. Sebagai salah satu perguruan tinggi baru, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB punya juruan ini.


ZULFAHMI-MATARAM


Bisa jadi hanya UNU yang punya Sendratasik di NTB. Program Studi Sendratasik ini berorientasi menjawab kebutuhan masyarakat di bidang seni terutama bagi anak-anak muda pecinta seni, drama dan tari.

Irma Septiana adalah salah satu mahasiswa jurusan Sendratasik di UNU NTB. Ia kini duduk di semester 3. Ia menuturkan, saat SD ia sudah mencintai dunia seni tari. Irma hanya tahu gerakan tari standar yang ada di kebudayaan Sasak. Dimana tari khas Sasak dominan mengandalkan tangan dan kaki.

Namun ternyata setelah masuk kuliah di UNU, Irma mendapat ilmu baru mengenai seni tari yang sudah lama ia geluti.”Saya dari dulu menyukai dunia seni tari,” ungkap Irma saat ditemui di Taman Budaya NTB usai mementaskan salah satu tarian khas Sasak beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga :  Gaji Tenaga Kontrak di Lombok Barat Terbentur Kondisi Fiskal

Pengalaman demi pengalaman ia dapatkan dari kegiatan studi keluar daerah dan pentas-pentas tari. Diataranya ia pernah pentas di Solo awal tahun 2016.Selain di Solo, pentas luar daerah yang pernah ia jalani yakni tampil menari di ISI  Surakarta, kampus  UNESA Semarang, sedangkan  Di Lombok sering tampil di acara-acara hotel.

Setiap mahasiswa yang tercatat di jurusan ini setiap satu semester harus bisa menciptakan satu atau dua tarian.

Gadis kelahiran Langko Kecamatan Lingsar Lombok Barat 21 September 1996 ini mengaku saat ini duduk di semester 3. Ia baru menciptakan satu tarian yang bercerita tentang gadis desa. Judul tarian kreasinya ini “Tari Kemeq (Penanaq Nasi)”. “Orang tua di kampung saya masih menggunakan kemeq dari situ muncul insipirasi,” tuturnya.

Baca Juga :  Mengikuti Tour de Lombok Mandalika (TdLM) Kali Ketiga di NTB

[postingan number=3 tag=”boks”]

Ia menyebut ada perbedaan mendasar ketika ia menari dengan iringan musik dibandingkan saat menari diiringi lagu. Baginya setelah masuk bangku kuliah  tarian yang yang sesungguhnya itu adalah tarian yang diiringi dengan musik. Kalau diiringi dengan lagu itu bukan tarian. Karena lagu itu tidak menggunakan koreografi.

Alasan kenapa Irma mau menjadi seorang koreografer karena saat ini di Lombok, seni tari sifatnya hanya untuk menghibur tanpa menampilkan pesan moral.

Tetapi kalau koreografer ada  pesan-pesan  moral yang bisa disampaikan melalui tarian.(*)

Komentar Anda