Sungguh bejat, jika seorang anak menggauli ibu kandungnya sendiri. Akibat perbuatannya, ibu kandungnya NRH melahirkan seorang bayi lalu dibuang di pinggir pantai Duduk.
M GAZALI—SELONG
Mengenakan baju kaos biru, pemuda ini digelandang petugas Satreskrim Polres Lotim. Dia terus menundukkan kepalanya. Begitu sampai di unit PPA Satreskrim Polres Lotim, dia malah nampak santai saat ditanya penyidik setempat.
Pemuda ini adalah SPR warga Dusun Poto Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur. Dia ditangkap setelah membuang bayi hasil hubungan gelap dengan ibu kandungnya sendiri NHR warga Gegerung Dusun Cemperoan Kecamatan Pringgabaya.
Di hadapan penyidik, SPR tanpa canggung menceritakan hubungan tidak wajar dengan ibu kandungnya itu. SPR mengaku, dirinya anak pertama dari dua bersaudara buah cinta sang ibu dengan ayahnya. Orang tuanya bercerai saat usianya 3 tahun. NHR lantas memboyong SPR dan adiknya untuk tinggal dengan kakeknya di Pringgabaya.
Ibunya lantas memutuskan merantau ke Malaysia sebagai TKW. SPR lantas tinggal bersama bibinya yang tidak lain saudara ibunya di Dusun Poto. NRH berada di Malaysia cukup lama sampai 17 tahun. Bahkan disana, dikabar NRH menikah lagi dengan seorang pria asal Desa Songak Kecamatan Sakra. NHR lantas pulang kampung sekitar 1,5 tahun lalu dan tinggal di rumah ibunya di Gegerung Cemporonan. Disanalah NRH bertemu dengan SPR dan adiknya yang sudah remaja.
Lama tidak bertemu, SPR sering datang menemui ibunya di Gegerung Dusun Cemperoan untuk melepas rindu. Awalnya pelaku ini mengaku tidak pernah sampai berniat menggauli ibu kandungnya. Namun ,karena selalu bersama dengan ibunya,dari sinilah pelaku mulai timbul niat jahatnya. Ia pun nekat mengajak ibunya berhubungan intim. Namun sang ibu juga tidak menolak kala diajak anaknya bersetubuh. Karena selalu bersama, dari sana muncul niat menggauli mama saya," akunya.
Merasa keenakan, ibu dan anak ini terus mengulangi perbuatan terlarang itu. SPR sendiri sering mengkonsumsi minuman keras (miras). Usai menenggak miras, pelaku pun bergegas pulang untuk melampiaskan nafsu birahinya itu ke ibu kandungnya. Namun setiap diajak, ibunya sendirinya tidak pernah menolak. " Suka sama suka, tidak ada paksaan," akunya.
Hasil hubungan ini pun membuat NRH akhirnya hamil. Ibu dan anak inipun anak. Mereka berupaya menghilangkan jejak. Berulang kali NHR mencoba menggugurkan kandungannya namun itu selalu gagal. Meski kondisi hamil, ibunya pun terus digauli. Empat bulan lalu NRH pindah ke rumah saudaranya di Dasan Poto yang juga tempat tinggal anaknya SPR. Hingga akhirnya sang ibu melahirkan bayi perempuan pada Selasa lalu (24/5).
Agar tidak diketahui warga,bayi yang baru lahir itu dibuang di bawah pohon pisang di kawasan Pantai Duduk. " Kemauan saya dan mama untuk buang bayi itu supaya tidak diketahui warga," tuturnya.
Namun ulahnya akhirnya terbongkar. Ini setelah salah seorang warga mengenali sarung yang dipakai untuk membalut bayi tersebut saat dibuang. Perbuatan mereka sempat membuat amarah warga setempat memuncak. Bahkan mereka nyaris dihakimi masa karena kesal. Beruntung kepolisian langsung sigap mengamankan pelaku. Pelaku pun kini ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sementara sang ibu saat ini masih dirawat di puskesmas karena kondisinya belum normal paska melahirkan.(*)