MATARAM – Nelayan yang ada di Kota Mataram terancam tidak bisa melaut selama beberapa bulan kedepan menyusul kondisi cuaca.
Pekan ini saja sebagaimana komunikasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram dengan BMKG, Mataram sedang berlangsung angin dan potensi gelombong yang bisa terjadi di pesisir. Informasi BMKG, ketinggian gelombang di Selat Lombok antara 2 sampai 3 meter.
Kepala BPBD Kota Mataram Dedi Supriadi mengatakan, pada pekan ini angin laut sudah masuk wilayah pesisir Kota Mataram dan menyebabkan terjadinya abrasi.”Pekan ini sudah mulai angin laut, nelayan sudah kami imbau untuk tidak melaut,” kata Dedi saat ditemui kemarin (28/12).
Kondisi seperti ini diperkirakan akan terjadi sampai bulan Maret 2017. Dedi mengakui nelayan sudah lebih faham dengan kondisi cuaca seperti ini. buktinya ketika angin laut mulai datang para nelayan tetap ada yang melaut dengan cara perahu mereka dititipkan.” Nelayan sudah lebih tau, tetapi kami dari BPBD tetap memantau,” tegasnya.
Ia mengatakan saat ini hasil pantauan di lapangan, masih ada perkampungan nelayan yang paling rentan terkena bencana angin, gelombang pasang maupun abrasi yakni perkampungan nelayan yang ada di Lingkungan Ampenan Kampung Bugis. Dimana di lingkungan tersebut ada sekitar 200 rumah yang berdiri dan menjadi tempat tinggal harus dilakukan relokasi karena lokasi tempat tinga yang terlalu dekat dengan bibir pantai.” Masyarakat yang ditinggal dipinggir pantai perlu segera direlokasi,” terangnya.
Keberadaan masyarakat yang masih tinggal itu dianggap sangat menbahayakan, karena kondisi cuaca yang tidak bisa ditebak. Apalagi masa cuaca ekstrem seperti ini masih akan berlanjut sampai 3 bulan kedepan.(ami)