Nasib Dermaga Tanjung Luar Tidak Jelas

Nasib Dermaga Tanjung Luar Tidak Jelas
DERMAGA: Kondisi Dermaga Tanjung Luar yang awal pembangunan dihajatkan untuk pelabuhan bongkar muat barang, kini mangkrak dan tidak dilanjutkan lagi pembangunannya. (JANWARI IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG — Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD) Lombok Timur (Lotim), menyayangkan proyek pembangunan Dermaga Tanjung Luar yang berhenti dikerjakan oleh pemerintah. Pasalnya, keberdaan Dermaga Tanjung Luar ini kalau difungsikan dapat menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Wakil Ketua DPRD Lotim, Daeng Ihsan mengatakan keberadaan Dermaga Tanjung Luar ini sebenarnya sangat bagus untuk daerah. Namun sejak dibangun tahun 1990-an lalu, tidak pernah dipakai. Padahal, keberadaan Dermaga ini sangat membantu, terutama bagi para wisatawan yang hendak menyeberang ke ke Pantai Pink, Pulau Pasir, dan beberapa pantai di wilayah selatan Lotim. “Pembangunan Dermaga ini sangat membantu. Tapi karena tidak dilanjutkan, makanya rusak seperti saat ini,” sesalnya.

Awalnya, pembangunan Dermaga Tanjung Luar ini direncanakan untuk dijadikan Pelabuhan Niaga bongkar muat barang. Namun karena masa jabatan Bupati Lotim waktu itu selesai, maka pembuatan Dermaga ini tidak kunjung dilanjutkan. Sehingga uang negara untuk pembangunan pelabuhan menjadi sia-sia. “Saya dengar waktu itu dermaga ini sudah dihibahkan. Apakah sekarang masih dihibahkan atau tidak, saya tidak tau,” katanya Minggu kemarin (28/10).

Dijelaskan, dengan adanya pembangunan dermaga ini, masyarakat sudah setuju, bahkan dirinya selaku masyarakat juga siap menyerahkan tanah untuk dijadikan pelabuhan, karena keberadaannya sangat membantu masyarakat. Baik dari segi PAD maupun sebagai lowongan pekerjaan bagi msyarakat. “Kalau pelabuhan ini jadi digunakan, dan dari PT Semen Gresik juga memanfaatkan seperti rencana awal, maka ini sangat membantu,” jelasnya.

BACA JUGA: Sukiman Tegaskan Tidak Pernah Janjikan Jabatan

Pihaknya juga menyampaikan, di dermaga ini juga terdapat alat pendeteksi tsunami. Tapi keberadaan alat yang sangat penting dan bermanfaat bagi masyarakat ini sekarang sudah hilang. Padahal alat ini dibeli dengan harga yang mahal. “Pada waktu itu, saya sudah meminta alat ini agar dipasang kembali. Tapi alasannya alat ini terlalu mahal,” jelasnya.

Untuk itu katanya, terkait dengan adanya dermaga yang mangkrak dan tidak dilanjutkan pengerjaannya. Kedepan pemerintah harus benar-benar mengkaji dan melakukan perencanaan yang matang, sehingga pembangunan yang menelan dana miliaran rupiah tidak sia-sia. “Dermaga ini memang milik provinsi. Tapi kita sayangkan kalau pembangunan  yang sudah menguras uang Negara ini dibiarkan mangkrak,” tandasnya. (wan)

Komentar Anda