MATARAM—Mulai kini, sebaiknya masyarakat berhati-hati ketika melakukan transaksi. Ditengarai, belakangan ini marak beredar uang palsu (Upal) yang meresahkan masyarakat.
Seperti dialami Nyonya Ria, salah seorang nasabah bank BNI Cabang Lombok Timur. Saat transaksi untuk pembayaran sepeda motor di sebuah dealer motor di Mataram, selembar uang kertas seratus ribu miliknya terindikasi palsu. “Maaf bu, satu lembar uangnya palsu,’’ ujar petugas teller motor tersebut, sambil menunjukkan uang dimaksud kepada Nyonya Ria.
Diinformasikan, Kamis siang kemarin (28/7), Nyonya Ria hendak melunasi pembayaran satu unit sepeda motor yang sudah dipesan seminggu sebelumnya. Saat penghitungan menggunakan mesin penghitung uang, pihak teller motor tersebut mengembalikan satu lembar uang pecahan seratus ribu rupiah yang diragukan keasliannya.
Menurut Nyonya Ria, dirinya mencairkan uang sebesar Rp. 35 juta di bank BNI Cabang Selong sekitar pukul 09.00 Wita, Kamis kemarin. Ada tiga bendel uang kertas senilai Rp. 30 juta, dimana perbendelnya masing-masing Rp. 10 juta. Sedang sisanya berupa uang kertas pecahan Rp. 50 ribu.
Pembayaran (transaksi) sepeda motor dilakukan sekitar pukul 12.15 Wita. Saat pembayaran itulah diketahui, ada selembar uang pecahan seratus ribu rupiah yang terselip di bendelan itu diduga palsu.
Sementara Kepala Cabang BNI Selong bernama Ibu Lili, ketika dihubungi via telponnya kemarin tidak merespon kontak wartawan. Berikutnya diinformasikan via SMS juga tidak direspon.
Akibat kejadian itu, nasabah bank BNI itu merasa dipermalukan. Sebab, uang yang digunakan membayar sepeda motor, selembar yang terselip diindikasikan palsu. “Sepulang dari Mataram saya langsung ke kantor Bank BNI Cabang Selong untuk memberitahu temuan uang yang diduga palsu tersebut, dan membawa surat pernyataan dari pihak teller motor yang meragukan keaslian uang itu. Tapi kurang direspon pimpinan Bank BNI Selong,’’ keluhnya.
Sebelumnya, salah seorang kasir Bank BNI Selong yang sempat dihubungi mengatakan, kemungkinan adanya uang semacam itu bisa saja terjadi. Pasalnya, saat pengambilan uang oleh nasabah tersebut, bank dalam keadaan ramai, sehingga tidak sempat dicek oleh petugas bank.
‘’Yang bertugas saat itu teman saya. Tapi bisa saja terjadi, karena saat dicairkan tidak dicek terlebih dahulu,” ujarnya seraya mengatakan, kalau dirinya tidak berwenang memberikan keterangan terkait masalah itu. (ulu)