Narkoba Disinyalir Telah Masuki Pesantren

TGH Hazmi Hamzar (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Yayasan Maraqitta’limat, TGH Hazmi Hamzar sangat menyesalkan ditangkapnya Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Gatot Brajamusti saat berada di Lombok pada Minggu lalu (28/8).

Hal itu telah mencoreng nama baik Pulau Lombok yang telah dikenal sebagai tujuan wisata halal dan Pulau Seribu Masjid. Namun, hal yang lebih memprihatinkan lagi, narkoba kini menajdi momok yang semakin menakutkan. Orang yang mengkonsumsinya bukan hanya artis dan orang kaya saja, tetapi juga diduga telah merasuki beberapa santri. “Saya ingin katakan bahwa ponpes juga disinyalir telah dimasuki narkoba,” ungkapnya saat ditemui di gedung DPRD NTB, Senin kemarin (29/8).

Dirinya selaku salah satu pimpinan ponpes sudah mengetahui informasi tersebut. Namun TGH Hazmi tidak ingin lebih rinci menyampaikan ponpes dimana dan seberapa besar tingkat keparahannya. “Yang jelas di NTB lokasinya, ada pesantren yang santrinya terjerumus,” bebernya.

Baca Juga :  Mahasiswa Unram akan Tes Narkoba

Dikatakan, ponpes selama ini memang dikenal sebagai benteng pertahanan ummat Islam yang sulit ditembus oleh hal-hal berbau maksiat. Namun menurut TGH Hazmi, peredaran narkoba memang sangat meresahkan.  “ Ada santri yang mengkonsumsi itu,” ujarnya.

Modus narkoba yang masuk pesantren di NTB, santri baru dimasukkan oleh orangtuanya. Namun santri baru tersebut sudah mengkonsumsi narkoba sejak sebelum masuk. Kemudian, di lingkungan pesantren santri baru tersebut mengajak santri lain untuk mengkonsumsi narkoba.

Polanya, santri baru yang telah mengkonsumsi narkoba misalnya mengajak santri lainnya bertemu temannya di  obyek wisata atau di tempat lain. Disana, santri baru mencekoki temannya dengan barang haram tersebut. “Jadi ini yang harus diperhatikan, satu saja santri yang sudah mengkonsumsi narkoba bisa menyebar ke santri lainnya,” ucap TGH Hazmi.

Baca Juga :  Polisi Selidiki Jaringan Pengedar Ganja

Langkah yang harus diambil saat ini dalam memerangi narkoba yang semakin mengkhawatirkan, harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Semua harus saling menjaga dan mengawasi. Jangan sampai anak bangsa dirusak oleh barang haram tersebut.

Sikap tegas pemerintah juga sangat dibutuhkan dalam membumihanguskan peredaran narkoba. Terutama di NTB sendiri, para pelajar dan mahasiswa juga sudah banyak yang terkena. “Orangtua harus jaga anaknya, dan untuk pemerintah harus tegas. Saya rasa tidak perlu mengajarkan pemerintah sikap tegas seperti apa,” katanya. (zwr)

Komentar Anda