Nakes Terpapar Positif Corona Didominasi Perawat dan Dokter

JUMPA PERS : Wakil Gubenur NTB selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd didamping Sekda NTB, HL. Gita Ariyadi dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi saat jumpa pers mengenai penanganan Covid-19 di NTB, Kamis (4/6). (ist/)
JUMPA PERS : Wakil Gubenur NTB selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd didamping Sekda NTB, HL. Gita Ariyadi dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi saat jumpa pers mengenai penanganan Covid-19 di NTB, Kamis (4/6). (ist/)

MATARAM –Tenaga kesehatan  yang terkonfirmasi positif Covid-19, tersebar di sepuluh rumah sakit dan lima pukesmas di NTB, dan   didominasi tenaga perawat dan dokter di rumah sakit di Kota Mataram.

 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, dr Nurhandini Eka Dewi, menyampaikan data baru total jumlah nakes yang positif Corona sejak bulan Mei 2020 hingga awal Juni sudah mencapai 152 orang. “Ya jumlah nakes kita sudah 152 orang, lima orang sudah dinyatakan sembuh, sisanya masih dirawat diruang isolasi rumah sakit,”katanya saat jumpa pers di Posko Gugus Tugas, Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB. Dengan tetap menerapkan protokol Pencegahan Covid 19, Kamis (4/5/2020).

 Dirincikan dari angka 152 orang nakes yang terpapar Covid-19, terdiri dari dokter umum dan spesialis sebanyak 35 orang, perawat 86, dokter gigi 6 orang, tenaga farmasi sebanyak 11 orang, petugas sanitarian dua orang, bidan empat orang dan sisanya tenaga administrasi dan satpam. “Kalau nama rumah sakitnya nggak usah disebut, yang jelas dari sepuluh rumah sakit yang ada di NTB dan dari lima pukesmas yang tersebar di kabupaten kota. Kalau yang mendominasi rumah sakit yang ada di ada Kota Mataram,”ungkapnya.

 Ditegaskan dr Eka, nakes kebanyak tertular dari luar, bukan karena kebocoran Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan oleh para nakes. Dia menjamin APD yang digunakan oleh para nakes sudah memenuhi stantar nasional. Setidaknya ketika mereka melayani pasien minimal pakai APD level 2 dan 3. Serta APD yang digunakan juga dari Kementerian Kesehatan RI dan sumbangan dari BPBN semua. “Jadi belum bisa kita simpulkan nakes tertular karena APD, apalagi APD kan digunakan sumbangan dari Kementerian Kesehatan dan BPBN. Maka nggak benar kalau masalah kebocoran APD yang menyebabkan nakes tertular,”tegasnya.

Bahkan lanjutnya, seperti dokter gigi tertular dari klaster Gowa yang enam orang tersebut, begitu juga dengan tenaga farmasi tertular dari tetangganya positif. Kemudian mereka menularkan kepada teman-temanya yang satu tim dirumah sakit. “Jadi Itulah penyebabnya. Dari total jumlah nakes yang saat ini masih dirawat baik di ruang isolasi dari angka 147 orang, karena lima orang sudah dinyatakan sembuh, maka 17 orang tertular dari luar atau lingkungan tidak dari pasien, sesuai hasil penulusuran,”sambungnya.

 Dari semua nakes yang tertular, lanjutnya pihaknya langsung juga melakukan  tracking kepada semua orang yang pernah kontak dengan nakes guna meminimalisir penularan. “Ya kita sudah lakukan kontak tracking. Bahkanya untuk dokter yang positif kita lakukan tracing ditempat mereka buka praktek lagi. Ya masing orang Nakes setidaknya kita lakukan tracing hampir sekitar 100 orang,”katanya.

 Dengan banyaknya kasus nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19, maka langkah  Dinas Kesehatan Provinsi NTB, selain mendapatkan bantuan nakes dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan juga telah melakukan rekrutmen tenaga kesehatan sebanyak 25 orang, dua diantaranya dokter. Hal ini dilakukan untuk menggatikan sementara posisi nakes yang sedang dirawat di ruang isolasi. “Kita sudah rekrutmen nakes sebanyak 25 orang yang kita perbantukan rumah rujukan, karena tidak terhenti layanan di rumah sakit,”katanya.

 Di tempat yang sama, Wakil Gubenur NTB selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, Dr Ir Hj Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, juga sangat menyadari dengan jumlah peningkatan kasus positif menimpa sejumlah nakes yang ikut tertular Covid-19. “Memang kondisi kita di NTB ini agak berbeda dengan kondisi kondisi awal, sekarang kita sudah banyak nakes-nakes kita yang terpapar. Kalau saja kita bisa bayangkan apa yang mereka lakukan untuk membantu penanganan kesehatan di NTB dari segala hal, mungkin masyarakat berpikir dua kali untuk tidak disiplin,”ungkapnya Ummi Rohmi sapaan akrab Wagub NTB.

 Meski demikian, sambungnya, kadang-kadang tidak semua orang bisa membayangkan apa yang dialami oleh tenaga kesehatan. Bahkan dari hasil kontak tracking yang dilakukan, ternyata yang terpapar ini bukan orang yang yang secara langsung menangani pasien tetapi justru orang yang bertugas di IGD atau dit empat dokter praktek. Jadi ini memang menunjukkan bahwa data di NTB Orang Tanpa Gejalan (OTG) pasien yang berstatus sebagai orang tanpa gejala ini memang betul-betul besar efek penularannya. “Sekitar lebih dari 80 persen kasus tertular dari OTG, sehingga ini menjadi warning betul bagi kita di NTB. Bawah pasien Covid-19 di NTB ini banyak yang kelihatannya sehat-sehat saja seperti kita yang ada di ruangan ini, sehingga jangan heran kemudian ada pemberitaan yang mengatakan misalnya penyakit Covid-19 ini sanksi sosialnya lebih besar daripada apa yang dirasakan,”katanya. (sal)

Komentar Anda