Mutasi Guru Dianggap Asal-asalan

H. Mashun
H. Mashun.(Janwari Irwan/Radar Lombok)

SELONG-Sejumlah guru yang mengajar di SMA di Lombok timur mengeluhkan buruknya protes mutasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB. Pasalnya, mutasi yang awalnya diniatkan untuk menempatkan guru sesuai zonasi justru dianggap tidak terjadi.

Salah satu guru yang juga Wakil Kepala SMAN 1 Keruak, HM. Said, mengatakan mutasi yang dilakukan oleh Dikbud NTB tanggal 30 Desember 2019 lalu justru banyak masalah. Harusnya, katanya, mutasi dilakukan untuk pemerataan guna mempermudah  dan memperlancar tugas para guru. “Katanya agar tugas kita lancar, tapi kok malah sebaliknya. Saya dulunya tugas di Keruak, sekarang tugas di Jerowaru, sementara rumah kami di Selong. Ini bukan mendekatkan,” kesalnya kemarin.

Ia juga melihat dalam mutasi kali ini banyak dilakukan penarikan guru namun tidak ada penggantinya. Misalnya guru PKN di SMAN 1 Jerowaru tiba – tiba ditarik tanpa ada pengganti. “ Guru Geografi ditarik, BK ditarik, seharusnya dalam mutasi ini lebih profesional, tidak amburadul,” katanya.

Terhadap SK yang keluar sekarang ini, ia menganggapnya salah. Karena ada guru yang sudah meninggal juga ikut dimutasi. Ia mencontohkan, salah satu guru dalam SK itu atas nama Faizah, guru Bahasa Inggris yang awalnya mengajar di SMKN 1 Pringgabaya, dimutasi ke SMKN 3 Selong. Padahal guru ini sudah lama meninggal dunia. Begitu juga dengan guru atas nama Khairul Adi Pathoni yang awalnya mengajar di SMKN 1 Sakra, ikut dimutasi ke SMKN 1  Sukamulia, padahal yang bersangkutan sudah meninggal dunia.”Kalau saya melihat mutasi ini ngawur, karena mutasi ini harusnya untuk mendekatkan malah menjauhkan, dan juga masak mutasi meninggal dunia aneh,” katanya.

Kepala UPTD Dikmen Dikbud NTB di Lotim, H. Mashun, mengaku mutasi yang dilakukan sekarang ini merupakan hasil pendataan yang sudah lama dilakukan.”Data mutasi ini mengunakan data lama, sehingga ada guru yang tentunya mendapatkan lokasi yang lebih jauh dari tempat tinggalnya, dan tadi pagi ada guru yang membawa KK protes ke kami,” akunya.

Untuk memperbaiki ini, tentunya akan dilakukan penyesuaian kembali agar sesuai zonasi.“ Termasuk ada yang sudah meninggal ikut dimutasi, ini karena Dikbud menggunakan data yang lama, sehingga kami harapkan ada penyesuaian kembali terhadap SK ini,” ungkapnya.(wan)

Komentar Anda