BERWISATA ke sebuah daerah, selain mengunjungi sejumlah destinasi wisata, hal lain yang juga ingin diketahui para wisatawan adalah latar belakang dari masyarakat yang mendiami daerah tersebut. Mulai dari sejarah, bahasa, adat istiadat, dan lainnya. Salah satu tempat yang direkomendasikan, tentu saja adalah Museum.
Demikian di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terdiri dari dua pulau utama (besar), Lombok dan Sumbawa, serta masyarakat yang mendiami terdiri atas tiga suku bangsa, yakni etnis Sasak, Samawa dan Mbojo. Para wisatawan yang ingin mengetahui sejarah dan latar belakang masyarakat di NTB, maka destinasi wisata yang paling tepat untuk dikunjungi adalah Museum Negeri NTB.
“Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan, Museum Negeri NTB yang saat ini menyimpan 7.969 koleksi benda-benda bersejarah peninggalan masa lalu masyarakat tiga etnis di NTB, sering dikunjungi para wisatawan mancanegara, khususnya wisatawan kapal pesiar yang membeli paket wisata city tour,” kata Kepala Museum Negeri NTB, Baiq Rahmayati, ketika dihubungi Radar Lombok via telepon selular (Ponsel)-nya, Minggu kemarin (1/5).
Sedangkan pada hari-hari besar nasional atau Minggu ketika liburan sekolah sambungnya, pengunjung yang datang ke Museum Negeri NTB lebih banyak didominasi oleh para pelajar dari berbagai pelosok daerah di Lombok maupun Sumbawa. Termasuk wisatawan domestik yang datang dari luar daerah.
“Sesuai fungsinya, Museum Negeri NTB ini memang tempat menyimpan khasanah ilmu pengetahuan. Sehingga kalau ingin mengetahui seperti apa sejarah atau kondisi masyarakat Lombok dan Sumbawa pada masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. Maka, melalui ribuan benda bersejarah koleksi Museum Negeri NTB inilah semua itu bisa diketahui,” tutur Maya yang kini sedang menunaikan ibadah Umrah ke Tanah Suci, Mekah.
Karena itu, untuk lebih mengenalkan keberadaan Museum Negeri NTB kepada para pelajar, sekaligus mengajarkan ilmu pengetahuan tentang sejarah masa lalu masyarakat Lombok dan Sumbawa kepada para pelajar sejak usia dini. Museum Negeri NTB secara periodik juga melaksanakan berbagai program edukasi (pembelajaran) melalui aneka lomba maupun pameran yang menyasar para pelajar.
“Seperti pada momen peringatan Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April, Museum Negeri NTB juga menggelar even “Museum untuk Kartini”, yang dilaksanakan selama empat hari (27 – 30 April), yang diisi dengan tiga mata lomba, yaitu Lomba Menulis Surat untuk Kartini tingkat SMP/MTs, Lomba membaca Surat Kartini tingkat SD/MI, dan Lomba Peragaan Busana Kartini untuk tingkat TK,” kata Ketua Panitia, yang juga Kasi Koleksi dan Bimbingan Edukasi Museum Negeri NTB, L. Juhamdi, S.Sos, di sela pelaksanaan Lomba Busana Kartini tingkat TK, bertempat di Museum Negeri NTB, Sabtu (30/4).
Peserta lomba lanjutnya, karena faktor jarak dan kesibukan sekolah, memang hanya diikuti para pelajar dari Kota Mataram saja. Dimana pada Lomba Menulis Surat untuk Kartini diikuti 100 siswa dari 12 SMP/MTs. Kemudian Lomba Membaca Surat Kartini diikuti 100 siswa dari 20 SD/MI, dan Lomba Busana Kartini diikuti 50 siswa TK se Kota Mataram. “Masing-masing kategori lomba, pemenangnya, juara 1, 2, 3, dan juara harapan 1, 2, 3, masing-masing mendapatkan hadiah berupa piala, sertifikat dan uang pembinaan,” tutur Juhamdi.
Namun program edukasi dengan sasaran mengenalkan Museum NTB kepada para pelajar, tidak hanya dilakukan di Kota Mataram saja, tetapi juga dilaksanakan secara periodik di sembilan kabupaten/kota lainnya di NTB, melalui program Museum Masuk Sekolah.
“Dalam waktu dekat, program Museum Masuk Sekolah akan digelar di salah satu sekolah di Kabupaten Lombok Tengah. Setelah sebelumnya juga dilaksanakan di Lombok Timur dan kabupaten/kota di Pulau Sumbawa. Demikian pada bulan Mei ini, dalam rangka Harkitnas (2 Mei), kita juga akan menyelenggarakan Lomba Cerdas Cermat dan Lomba Cipta Lagu Daerah se Pulau Lombok,” beber Juhamdi.
Melalui aneka kegiatan dan lomba yang lebih banyak menyasar kalangan pelajar ini, diharapkan keberadaan Museum Negeri NTB bisa lebih dikenal masyarakat, khususnya menambah ilmu pengetahuan dan wawasan para pelajar NTB terhadap seni dan budaya daerah sendiri. “Hal ini sekaligus dapat meningkatkan arus kunjungan wisatawan maupun pelajar ke Museum Negeri NTB,” harap Juhamdi.
Terkait itu, Museum Negeri NTB juga terus berbenah, meningkatkan sarana dan prasarana, termasuk rolling display koleksi, yang karena keterbatasan ruang pameran, benda-benda bersejarah yang bisa diperlihatkan kepada para pengunjung baru bisa sebanyak sekitar 800-an koleksi saja. “Secara periodik, kita juga lakukan rolling display koleksi, agar para pengunjung yang pernah datang tidak bosan, dan bisa melihat koleksi-koleksi lainnya,” paparnya.
“Alhamdulillah, berkat penataan dan pelayanan yang terus kita tingkatkan. Komentar pengunjung sendiri menyatakan, kalau Museum Negeri NTB adalah museum terbaik dari segi penataan display, dan pencahayaannya. Bahkan ketika Ratu Thailand berkunjung, beliau terlihat sangat betah berada di Museum Negeri NTB, hampir dua jam lamanya. Apalagi koleksi yang dipamerkan juga sangat menarik perhatiannya, dimana ada salah satu koleksi yang katanya sangat mirip dengan benda bersejarah yang ada di negerinya,” pungkas Juhamdi. (gt)