Museum NTB Wisuda 15 Peserta Sekolah Filologika

SEKOLAH FILOLOGIKA: Sebanyak 15 peserta Sekolah Filologika Museum Negeri NTB diwisuda, bertempat di Aula Museum NTB, Kamis (21/10). (sigit setyo/radarlombok)

MATARAM—Upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan peranan museum bagi masyarakat, Museum Negeri Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mengembangkan kegiatannya dalam plestarian warisan budaya dan alam NTB. Salah satu program unggulan Museum Negeri NTB tahun 2021, yakni kegiatan “Sekolah Filologika”.

Sekolah Filologika Museum Negeri NTB, telah berjalan sejak bulan April hingga Agustus 2021, diikuti 15 peserta, berasal dari SDM Museum NTB, Guru Sejarah, dan para Sahabat Museum. “Dan hari ini (kemarin), ke 15 peserta Sekolah Filologika Museum NTB diwisuda,” kata Kepala Museum Negeri NTB, Bunyamin, Kamis (21/10).

Filologika jelas Bunyamin, merupakan salah satu jenis koleksi dari 10 jenis koleksi yang dimiliki Museum Negeri NTB, berupa koleksi naskah kuno. Dimana kegiatan Sekolah Filologika ini dilatarbelakangi dengan banyaknya koleksi naskah-naskah kuno yang dimiliki Museum Negeri NTB.

“Kami mempunyai naskah sebanyak 1.361, dari total jumlah koleksi Museum Negeri NTB yang sebanyak 7.698 buah. Dari jumlah koleksi filologika tersebut, baru sekitar 20 buah naskah kuno saja yang telah dialihaksara atau alih bahasakan,” jelasnya.

Itu pun bisa dilakukan, berkat kerjasama dengan para sastrawan atau pembaca naskah kuno. Artinya, keterbatasan kemampuan SDM museum dalam pengelolaan naskah kuno, seperti kemampuan membaca, menulis, dan menerjemahkan, masih sangat kurang. Sehingga ini yang menjadi kendala utama Museum NTB dalam alih aksara atau alih Bahasa.

Baca Juga :  Wagub NTB Buka Pameran Keliling Museum NTB di Lotim

“Jadi dengan adanya Sekolah Filologika ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM museum dalam pengelolaan naskah kuno yang kami miliki,” harap Bunyamin.

Diakui, aksara dan bahasa naskah kuno memang sulit dipahami oleh sebagian besar masyarakat, karena menggunakan aksara dan bahasa tradisional. Hal ini pula yang menjadi kendala bagi masyarakat untuk mengetahui dan memahami isi atau kandungan yang terdapat dalam naskah kuno.

Sehingga melalui Sekolah Filologika yang digelar Museum Negeri NTB, diharapkan masyarakat akan mempunyai kemampuan dalam membaca, menulis, dan menerjemahkan aksara dan bahasa naskah kuno.

“Selanjutnya mereka akan menjadi mitra Museum Negeri NTB dalam mengembangkan koleksi naskah kunonya. Terpenting, kemampuan tersebut nantinya dapat ditularkan kepada masyarakat luas, termasuk para pelajar,” ujar Bunyamin.

Dalam pelaksanaan kegiatan Sekolah Filologika, pihak Museum Negeri NTB bekerjasama dengan Bencingah Institute sebagai nara sumber. “Peserta Sekolah Filologika untuk tahun ini hanya 15 orang saja, karena menyesuaikan dengan anggaran museum yang tersedia,” jelas Bunyamin.

Kegiatan Sekolah Filologika Museum Negeri NTB, proses belajar mengajarnya dilaksanakan dalam 36 pertemuan, yang setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran. “Materi atau kurikulum yang diajarkan, mulai dari Pengantar Tradisi Kawi, Mengenal Aksara Sandangan, Membaca dan Menerjemahkan Teks Kawi, Membaca Naskah Takepan, Transkripsi, Alih Aksara, Alih Bahasa, Kajian Naskah dan Teks (Tugas Akhir),” beber Bunyamin.

Baca Juga :  Museum NTB Gelar Lomba Melukis Ritual Budaya

Kegiatan Sekolah Filologika telah dilaksanakan sejak bulan April 2021, sampai dengan bulan Agustus 2021. “Pada tanggal 26 Agustus 2021 semua peserta Sekolah Filologika telah menyelesaikan rangkaian proses belajar mengajar, yang diakhiri dengan penyusunan kajian dan telah dipertanggungjawabkan melalui proses presentasi di depan nara sumber atau pengajar,” jelasnya.

“Semua peserta Sekolah Filologika yang telah menyelesaikan proses belajar sampai tuntas, dan dinyatakan lulus, mendapatkan Surat Keterangan (SK) keikutsertaan Sekolah Filologika yang ditandatangani langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB. Dan hari ini (kemarin, red) dilakukan wisuda,” sambung Bunyamin.

Selanjutnya untuk tahun 2022, pihak Museum negeri NTB juga akan kembali memprogramkan kegiatan Sekolah Filologika, dengan sasaran para Guru Sejarah atau Seni Budaya, Masyarakat Umum, dan Sahabat Museum.

“Melalui kegiatan ini diharapkan semakin banyak masyarakat yang mempunyai kemampuan dalam membaca, menulis dan menerjamahkan naskah kuno, khususnya naskah Sasak,” pungkas Bunyamin. (gt)

Komentar Anda