MATARAM — Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Zulkieflimansyah angkat bicara terkait kabar kedekatannya dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang. Hal ini menyusul beredarnya foto gubernur dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun tersebut, yang diunggah di akun sosial media.
“Saya nggak kenal beliau, tapi karena yang bawa saya kenal baik, ya saya ketemu saja. Siapapun kalau pas waktunya, gampang saja ketemu saya,” ujar Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB ini, Rabu (2/8).
Gubernur Zulkieflimansyah menjelaskan bahwa foto dirinya dengan Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun itu terjadi pada 19 Mei 2022 lalu. Saat itu Panji Gumilang datang ke Pemprov bersama Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) NTB, H. Faurani, karena tertarik untuk mengembangkan bisnisnya di NTB.
“Itu postingan (Sosmed) tahun 2022 lalu, ketika saudara dan sahabat saya Ketua KADIN NTB mengajak Dr Panji Gumilang bertemu saya di kantor (Gubernur) untuk bersilaturrahim,” jelas Bang Zul.
Melihat berbagai macam respon warga NTB terhadap dirinya, lantaran postingan foto dirinya dengan pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang. Gubernur Zulkieflimansyah meminta warga NTB agar memaklumi. “Mudahan-mudahan jadi maklum,” harap Bang Zul.
Seperti dilansir dari berbagai media, saat ini Pondok Pesantren (Pompes) Al Zaytun menjadi sorotan masyarakat di seluruh Indonesia. Karena Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang diduga melenceng dari ajaran Islam, hingga banyak dikecam masyarakat.
Praktik yang membuat nama Al Zaytun mencuat hingga menimbulkan kontroversi adalah ketika pelaksanaan salat Idul Fitri 1444 Hijriah. Dimana saf jamaah laki-laki dan perempuan sejajar, bahkan ada seorang jemaah perempuan yang berdiiri sendiri di depan para jemaah laki-laki. Selain itu, yang baru-baru ini viral di media sosial adalah nyanyian lagu Yahudi yang dikumandangkan oleh para santri.
Panji juga mengeluarkan pernyataan terkait haji tak harus ke Masjidil Haram, tapi bisa dilakukan di Indonesia. Dia juga menyebut Al-Qur’an bukan Kalam Allah SWT, melainkan karangan Rasulullah SAW. Selain itu, video pernyataan Panji mengaku komunis pun mengundang kontroversi.
Penilaian sesat dan menyimpang terhadap Al-Zaytun, bukan muncul baru-baru ini. Sejak awal dibangun pada 1996, Ponpes pimpinan Panji ini sudah memicu kontroversi dan dicap terafiliasi NII.
Begitu pula dengan Panji Gumilang, dia pernah dijebloskan ke penjara pada 2015 selama 10 bulan, terkait pemalsuan dokumen Yayasan Pesantren Indonesia (YPI). Selain itu, Panji juga pernah dilaporkan ke polisi pada 2021, atas dugaan pelecehan seksual terhadap mantan pegawainya.
Beberapa waktu lalu, Panji dilaporkan ke Bareskrim Polri, terkait kasus dugaan penistaan agama. Bareskrim Polri kemudian menetapkan status tersangka kepada Panji Gumilang, pada Selasa (1/8). (rat)