Muhdan Minta Ketua Dewan Bersikap Jantan

H Achmad Puaddi FT (SAPARUDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA-Kisruh koalisi empat partai politik (parpol) di internal DPRD Lombok Tengah, tak mencair dan berakhir begutu saja.

Perdebatan dan perseteruan panjang masih terjadi di internal koalisi antara Partai Golkar, Gerindra, PKS dan PBB tersebut. Partai Golkar masih terus menerus menjadi bulan-bulan untuk dan menjadi kambing hitam selama ini. Ketua DPC Partai Gerindra Lombok Tengah, H Muhdan Rum utamanya. Dia sama sekali puas dengan kegagalan fraksi partainya yang gagal merebut kursi alat kelengkapan DPRD (AKD) Lombok Tengah.

Muhdan juga masih terus-terusan menumpahkan kekesalannya terhadap Fraksi Golkar. Terutama Ketua DPRD Lombok Tengah H Achmad Puaddi FT yang ditudingnya sebagai dalang pengkhianatan koalisi empat parpol tersebut. Muhdan bahkan semakin tak bisa menahan emosinya lantaran pihak Fraksi Golkar tidak pernah mengklarifikasi dan mengakui kesalahannya selama ini.

[postingan number=3 tag=”loteng”]

Dia meminta agar sebaiknya Ketua DPRD H Achmad Puaddi FT mengklarifikasi semua tudingan yang dialamatkan kepadanya selama ini. Jika tidak, maka itu akan semakin menunjukkan tudingan pengkhinatan yang diduga dilakukan Puaddi. Diamnya Golkar akan menunjukkan bahwa tudingan tidak solid yang dialamatkan kepada Golkar benar adanya. “Ketua dewan (H Achmad Puaddi FT) memang tidak tau diuntung dan pengecut. Jika merasa dirinya benar, jangan diam. Bila perlu bicara di koran, biar kami anggota koalisi tahu apa maksudnya melakukan pengkhianatan,” tegas Muhdan saat dihubungi via ponselnya, kemarin (16/4).

Tudingan ini kembali dilayangkan Muhdan mengingat adanya surat pernyataan yang dibangun empat parpol tersebut. Pernyataan tertulis yang diteken 25 anggota DPRD dari empat parpol itu sudah sepakat, akan memperjuangkan koalisinya untuk mendapatkan jatah kursi AKD. Akan tetapi, Golkar berbalik arah dengan mengkhinati koalisinya. Golkar atas instruksi Puaddi bahkan melakukan intervensi kepada anggotanya agar tidak memilih calon dari parpol koalisinya.  “Setelah kami melakukan penelusuran, ternyata H Puad ini biang kerok perpecahan. Dan ini saya yakin bukan hanya berimbas terhadap koalisi saja, namun secara tidak langsung H Puad diam-diam ingin merusak partainya sendiri. Artinya jika zaman Soeharti Golkar betul betul solid, tapi sekarang si Puad ini ingin membawa Golkar menjadi partai Orde Baru yang tidak solid dan patuh pada pimpinan,” sangkanya.

Baca Juga :  Parkir, Mobil Warga Bodak Terbakar

Tuduhan ini kembali dilayangkan Muhdan karena permainan menggulingkan koalisi parpolnya dilakukan oleh Puaddi. Semua itu tidak ada sangkut pautnya dengan Ketua DPD I Partai Golkar NTB HM Suhaili FT maupun Ketua DPD II Partai Gokar Lombok Tengah H Humaidi. Sebab, dirinya sudah bertanya langsung terkait persoalan itu dan semuanya sudah diserahkan ke H Achmad Puaddi FT. “Sudah nyata H Puad disetir oleh partai lain. Buktinya dari DPD I dan II sendiri mengaku tidak tahu kenapa ini sampai terjadi,” sesalnya.

Terkait persoalan ini, sebenarnya hari Kamis pihaknya bersama sejumlah koalisi sepakat melakukan jumpa pers. Namun saat itu secara mendadak kembali ada panggilan partai untuk balik lagi ke Jakarta. “Kemarin kita sudah kumpul, namun ada panggilan mendadak terpaksa undur. Insya Allah kalau tidak ada instruksi partai, malam ini saya bersama rombongan akan balik,dan siang Senin kita agendakan jumpa pers. Namun jika sebaliknya masih dibutuhkan di Jakarta, kami akan bertahan dulu, yang jelas jumpa pers wajib kami lakukan, saya bersama partai koalisi merasa dihina oleh H Puaddi ini,” cetusnya.

Ditambahkan Sekretaris DPC Partai Gerindra Lombok Tengah, H Ijim Pratama menyatakan, sikap diam H Achmad Puaddi FT selama ini menunjukkan kalau dia punya niat jahat. Jika tidak, Puaddi diyakini sudah mengklarifikasi persoalan ini, baik secara internal koalisi maupun di media massa. Karena sebelumnya, hubungan komunikasi antara Partai Golkar, Gerindra, PKS dan PBB sangat baik. Khususnya komunikasi yang dilakukan Ketua DPRD Lombok Tengah H Achmad Puaddi FT dengan koalisi tersebut. “Sudah nyata kalau H Puaddi itu memiliki niat jahat. Kalau tidak ada niat jahat pastinya akan mengklarifikasi pemberitaan sebelumnya, karena ini persoalan yang tidak bisa dianggap enteng,” gerahnya.

Baca Juga :  Melirik Program ‘Si Made’ Polres Loteng

Ijim juga membeberkan, dikabarkan kalau Sekretaris DPD II Partai Golkar Lombok Tengah H Lalu Kelan kembali mengumpulkan pengurus partainya. Informasi yang ia terima, kalau Kelan mengajak kadernya untuk tidak membela Golkar lagi. “Saya kurang tau, sekum mau bawa kader kemana namun yang jelas informasinya, beliau sudah mengumpulkan kader dan mengajak tidak lagi mendukung Golkar, beliau katanya malu,” akunya.

Ketua DPRD Lombok Tengah, H Achmad Puaddi FT yang dikomfirmasi kembali terkait persoalan ini masih enggan berkomentar. Puaddi mengaku sudah tidak ada persoalan dalam koalisi parpolnya. “Sudah tidak ada persoalan,’’ tukasnya singkat.

Informasi yang berhasil di kemas Radar Lombok dari sejumlah anggota dewan, ternyata mengakui kalau anggota dewan dari Golkar sudah diinstruksikan tidak memilih sesama koalisi. Sebab jika itu yang akan diambil, otomatis Golkar juga tidak kan mendapatkan jatah kursi ketua komisi. Sebab di lingkup koalisi empat parpol tersebut sudah goyah sehingga untuk menyelamatkan partai Golkar, terpaksa harus balik arah mendukung partai lain.

Selain itu, informasinya juga salah seorang anggota dewan jelang pemilihan AKD sempat menghadap ke Ketua DPD I Partai Golkar NTB HM Suhaili FT untuk mempertanyakan arah suara partainya. ‘’Saat itu bupati hanya memberikan isyarat, dan itu ditafsirkan bentuk dukungan untuk tidak mendukung koalisi. Sebab sebelumnya bupati tidak menginginkan ada koalisi di kantor dewan, sehingga dewan sempat minta petunjuk bupati,’’ tutur sumber koran ini. (cr-ap)

Komentar Anda