Muhammad Andrianudin Pemuda Lombok Berprestasi, Wakil Indonesia di Kompetisi Simulasi Sidang PBB

SIMULASI SIDANG PBB: Muhammad Andrianudin, wakili Indonesia dalam kompteisi simulasi sidang PBB yang digelar AYIMUN di Dubai, UEA, pada 16-19 September 2022 lalu. (IST/RADAR LOMBOK)

Berperan sebagai diplomat dalam kompetisi simulasi sidang perserikatan bangsa-bangsa (PBB), atau biasa dikenal sebagai Model United Nations (MUN), merupakan sebuah pencapaian prestasi yang patut dibanggakan. Prestasi ini yang dicapai oleh Muhammad Andrianudin, pemuda asal Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

BERBEKAL pengalaman saat mengikuti kegiatan simulasi sidang PBB yang diselenggarakan oleh Internasional Global Network (IGN) di Bali, yaitu ketika Muhammad Andrianudin, masih duduk di bangku Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MAN-PK) 2 Mataram. Andre sapaan akrab pemuda 19 tahun ini, dengan percaya diri mengikuti seleksi, dan berhasil lolos sebagai delegasi yang mewakili Indonesia untuk berlaga di ajang diplomasi dan negosiasi bergengsi di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), bersama 150 orang perwakilan dari 80 negara di dunia.

“Saya terpilih diantara 25.629 pelamar, sebagai salah satu delegasi terbaik dalam kegiatan simulasi sidang PBB yang diselenggarakan oleh Arab Youth Internasional Model United Nations (AYIMUN) di Dubai, UEA, pada 16-19 September 2022 lalu,” katanya kepada Radar Lombok, Kamis (27/10).

Prestasi tingkat internasional yang diraihnya itu, tentu tidak mudah. Selain diwajibkan mahir berbahasa Inggris, Andre juga dituntut untuk bisa bernegosiasi, berpikir kritis, dan mampu bekerjasama, serta memiliki jiwa kepemimpinan.

Bahkan untuk sampai di tahap ini, Andre harus mengikuti beberapa tahap seleksi. Mulai dari pembuatan esai tentang permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia. Baru kemudian ke tahap seleksi administrasi, tes wawancara, untuk akhirnya dinyatakan lolos seleksi.

AYIMUN sendiri, sambung Andre merupakan konferensi simulasi sidang PBB yang telah diakui, dan menjadi kesempatan menarik bagi kaum muda untuk berdialog bersama, dan menciptakan perubahan, serta membangun perdamaian di seluruh dunia.

Saat kegiatan berlangsung, AYIMUN akan menantang para delegasi untuk berdebat tentang isu-isu global yang sedang berkembang, untuk menyusun resolusi dalam menanggapi masalah, dan berkolaborasi dengan orang lain yang sama-sama termotivasi dan bersemangat dalam menciptakan perubahan.

Dalam kegiatan AYIMUN di Dubai, Andre mengungkapkan topik atau permasalahan yang diangkat, berkaitan dengan global food crisis atau krisis pangan global. Yakni bagaimana kontribusi Indonesia yang tetap melakukan ekspor pangan ke beberapa negara. Ditengah krisis pangan yang melanda dunia akibat Pandemi Covid-19.

“Disana (AYIMUN) kita diberikan sebuah topik untuk melakukan penelitian. Persiapannya selama dua bulan untuk meneliti topik yang akan kita bicarakan pada ajang AYIMUN itu, dari mengumpulkan mencari dan mengumpulan artikel jurnal dan tesis tentang global food crisis,” terangnya.

Buah dari kerja keras dan bakat public speaking yang dimiliki mengantarkan Andre pada kesempatan-kesempatan emas dalam hidupnya. Mimpinya untuk pergi keluar negeri dan mengikuti kegiatan atau forum Internasional dan berbicara didepan orang banyak, serta didengarkan dalam sebuah wadah yang bermanfaat bagi orang lain akhirnya terwujud.

Kesempatan untuk membangun relasi, bertemu petinggi-petinggi dari negara luar dan mencoba hal-hal baru memberikan warna pengalaman tersendiri bagi Andre. Tentunya pengalaman itu berdampak terhadap pribadi dan untuk masa depannya.

“Untuk delegasi sendiri terbanyak dari negara Timur Tengah. Dari setiap negara kita belajar bagaimana cara menghargai pendapat orang, belajar negosiasi dan berdiskusi terkait topik-topik yang sedang menjadi perbincangan dunia,” katanya.

Sekembalinya dari kegiatan AYIMUN di Dubai, kini Andre disibukkan dengan aktivitasnya sebagai mahasiswa di dua kampus sekaligus. Yakni sebagai mahasiswa di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, dan D3 Rekam Medik di Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Mataram. Pilihan ini diambil Andre karena dahaganya akan ilmu pengetahuan.

“Harapannya, bagi kaum milenial, di zaman sekarang lebih banyak lah melakukan hal-hal positif. Tidak apa-apa menjadi beda, yang penting dijalan yang benar,” tuturnya.

Dalam waktu dekat, Andre dijadwalkan untuk mengikuti sebuah kegiatan pengabdian masyarakat untuk migran Indonesia yang berada di Kota Klang, Malaysia. Berangkat dari eksodus masyarakat Indonesia yang menetap ke Malaysia secara ilegal. Telah melahirkan generasi baru yang berdampak pada anak-anak mereka tidak bisa bersekolah tinggi.

“Saya akan berangkat 20 Desember 2022, misinya untuk mengajarkan anak-anak yang status orang tuanya masih ilegal. Mereka membutuhkan guru untuk memberikan pemahaman tentang kebangsaan Indonesia. Supaya tidak lupa dengan negaranya sendiri,” pungkasnya. (BUDI RATNASARI – LOMBOK BARAT)

Komentar Anda