Mudjitahid: Pilih Bupati yang Tidak Korupsi

HL. Mudjitahid
HL. Mudjitahid (ZUL/RADARLOMBOK)

GIRI MENANG-Bupati Lombok Barat periode 1989-1999 HL. Mudjitahid berpesan kepada seluruh masyarakat Lombok Barat agar pada Pilkada mendatang memilih bupati yang bersih, tidak korupsi.

Mudjitahid berpesan agar masyarakat memilih calon bupati yang bersih, tidak korupsi atau yang nantinya memegang teguh sumpah yang dibaca. “Kalau orang makan dari hasil korupsi, ya darahnya, itu jadi darah daging. Pemimpin itu harus bersih,” jelasnya di sela-sela menghadiri perayaan Lebaran Topat di Pantai Duduk Desa Batulayar Barat Kecamatan Batulayar, Minggu (2/7).

Siapa calon bupati bersih yang dimaksud? Mudjitahid tidak menyebut secara rinci. Hanya saja untuk ukuran yang ada, Bupati Lobar saat ini yakni H. Fauzan Khalid, masih dianggapnya bersih. “Kalau Pak Fauzan latar belakangnya dari IAIN (Sunan Kalijaga), dari pondok. Sampai sekarang kan saya belum dengar (korupsi). Saya belum dengar sekarang. Mudah-mudahan dia ingat itu,” jelasnya.

Baca Juga :  TGH Hasanain Gandeng Muhammadun

Semoga saja lanjutnya, dengan sesudah berpuasa sebulan penuh dan merayakan lebaran, semakin memunculkan kesadaran pada diri insan bahwa Allah itu ada di mana saja. Allah melihat apapun yang manusia kerjakan. Dengan demikian ada kesadaran untuk meningkatkan ibadah dan tidak melakukan korupsi ada.

Selanjutnya, kriteria pemimpin yang disampaikan Mudjitahid adalah yang rajin turun ke masyarakat, yang mampu menggerakkan potensi masyarakatnya. Dikarenakan berapapun anggaran daerah, kalau masyarakat tidak aktif maka pembangunan tidak akan jadi. Misalnya saja di Kota Mataram, sebanyak apapun kendaaan roda tiga pengangkut sampah, apabila masyarakat tidak aktif menjaga kebersihan, maka kebersihan tidak akan terwujud. Sehingga dalam hal ini pemimpin itu diuji, apakah mampu menggerakkan masyarakatnya atau tidak.

Baca Juga :  Ali BD-Amin Kian Mesra

Selain itu juga pemimpin itu harus menjadi depan, memberikan contoh kepada masyarakatnya. Selain memang saat ini SDM masih lemah. Sehingga polanya harus dibentuk gerakan. Sebagai contoh saja, program GORA yang dulu pernah ada yakni mengubah tanah kering menjadi subur. Saat itu malam hari melakukan pembongkaran tanah, dengan harapan sekecil apapun hujan turun bisa bermanfaat untuk tanah. Itupun terbukti dengan padi bisa tumbuh. “Pemimpin harus jadi depan, menggerakkan rakyat,” tandasnya.(zul)

Komentar Anda