Muammar dan Sulton Saling Jajaki

Muammar dan Sulton Saling Jajaki
PENJAJAKAN: Hadi Sulthon dan Muammar Arafat saling jajaki di Pilkada Lobar. (Ahmad Yani/Radar Lombok)

MATARAM–Dua anggota DPRD Provinsi NTB dapil Lobar-KLU, Muammar Arafat dan Hadi Sulthon saling menjajaki kemungkinan untuk berpasangan sebagai calon bupati dan calon wakil bupati di Pilkada Lobar.

Hadi Sulthon mengatakan, dirinya sudah memperoleh lampu hijau dari PAN untuk maju dalam kontestasi di Pilkada Lobar. Karena itu, ia sudah membangun dan menjajaki komunikasi politik dengan sejumlah figur lain yang disebut-sebut maju dalam Pilkada Lobar. Diantaranya, Muammar Arafat.

“Kita terus samakan persepsi dan pandangan,” ucap politisi Partai Amanat Nasional tersebut, kemarin (16/5).

Ia mengakui, dirinya memiliki banyak persepsi dan pandangan sama dengan Muammar Arafat terkait gerak langkah dan arah pembangunan di Lobar. Secara geopilitik pun dirinya dan Muammar Arafat sudah mewakili wilayah di Lobar. Yakni, dirinya berasal dari Utara dan Muammar Arafat dari Selatan.

Sehingga tak menutup kemungkinan dirinya bisa berpasangan dengan Muammar Arafat sebagai pasangan calon Bupati dan calon wakil Bupati. “Peluang berpasangan sangat terbuka lebar. Hal ini terus kita jajaki,” tegasnya.

Meskipun begitu, ada beberapa aspek lain juga harus dipertimbangkan untuk bisa berpasangan di Pilkada Lobar. Misalnya, dukungan parpol mitra koalisi.

 Ia menyadari PAN tidak memiliki raihan kursi cukup untuk mengusung pasangan calon. Sehingga memerlukan mitra koalisi ada.

Sementara itu, Muammar Arafat membenarkan bahwa dirinya sudah memiliki banyak persepsi dan pandangan sama dengan Hadi Sulthon terkait pembangunan di Lobar. Walaupun demikian, ia mengatakan, dirinya juga akan terlebih dahulu mencermati dinamika politik berkembang di partai berlambang pohon beringin.

Apalagi mengingat, selain dirinya sejumlah kader Partai Golkar juga menyatakan kesiapan maju di Pilkada Lobar. “Tentu prioritas utama saya didukung Partai Golkar,” tandas politisi muda Partai Golkar tersebut.

Terkait dalam komunikasi politik siapa menjadi nomor satu atau nomor dua, ia mengatakan, pihaknya belum membahas hal tersebut. Namun lebih kepada menyatukan pandangan dan persepsi. (yan)