MTQ Kelurahan Tanjung Gaduh

MTQ: Panggung MTQ ini, satu dari sekian item fasilitas MTQ yang dipersoalkan warga Tanjung kepada panitia pelaksana.

KOTA BIMA-Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di Kelurahan Tanjung, gaduh. Orang tua peserta dan masyarakat marah, karena tidak melihat keseriusan panitia dalam menggelar event keagamaan tersebut. Mulai dari kondisi panggung yang jelek hingga kesiapan fasilitas lainnya.

Ketua Karang Taruna Kelurahan Tanjung, Ahmad Idham mengaku kecewa dengan kinerja panitia MTQ. “Masa panggungnya seperti itu, jelek sekali. Sudah begitu, panitia tidak ada di tempat satu pun. Semuanya tercecer dan tidak ada yang mengatur,” sindir Ahmad.

Menurutnya, ini kali pertama terjadi di Kelurahan Tanjung. Biasanya kata dia, mimbar MTQ tidak seperti itu. Panggungnya selalu megah dan evennya selalu sukses. “Untuk anggaran, ada Rp 30 juta yang digelontorkan pemerintah. Seharusnya anggaran itu cukup untuk membuat panggung dan fasilitas lainnya,” sorot Ahmad.

Baca Juga :  Kafilah MTQ Sudah Tiba di NTB

[postingan number=3 tag=”mtq”]

Hal senada juga dilontarkan Ketua RT 04, Dedi Rosyadin. Dia kecewa karena sejak pagi peserta dan dewan hakam sudah mendatangi lokasi MTQ. Tapi harus pulang dengan muka kusam lantaran tidak bisa menggelar acara. Penyebabnya, karena tidak ada panitia juga sound system. “Kasihan anak-anak itu sampai meninggalkan sekolah, karena ingin mengikuti lomba ini,” ujarnya.

Sekretaris panitia, M Yunus Jami menjelaskan, penyebab utama tidak maksimalnya panggung dan fasilitas lain karena ketua panitia yang terlalu mengikuti aturan penggunaan anggaran. “Ketua panitia itu orang baru dan beliau menggunakan anggaran sesuai dengan rancangan anggaran yang diberikan pemerintah kota,” jelas Yunus.

Dari total anggaran Rp 30 juta, untuk panggung hanya diposkan anggaran sebesar Rp 1,3 juta saja. Untuk sewa terop hanya Rp 450 ribu. Sedangkan faktanya untuk sewa terop mencapai Rp 700 ribu untuk empat hari. “Kalau kita buat panggung seperti biasanya, uang satu juta lebih itu tidak cukup. Harga kayu saja ratusan ribu per ikat, jadi harus disiasati,” beber Yunus.

Baca Juga :  Remaja Asal Lombok Timur Ini Masuk Babak Final MTQ Tingkat Dunia

Jika dibandingkan dengan MTQ tahun sebelumnya, panitia banyak mendapatkan bantuan anggaran dari pihak ketiga. Namun saat ini, pihak ketiga seperti ekspedisi laut sudah tidak ada lagi. Meski banyak kendala, Yunus memastikan MTQ akan tetap terlaksana. Sound system yang awalnya tidak ada, akhirnya muncul ketika semua peserta sudah pulang. “Kami akan umumkan lagi, biar semua peserta bisa datang untuk memulai lomba,” pungkasnya. (tin)

Komentar Anda