MATARAM – Konflik warga Monjok vs Karang Taliwang akhirnya berakhir. Kedua belah pihak sepakat berdamai dan sudah menghentikan perseteruan. Meski demikian, Pemkot Mataram tidak mau kecolongan lagi dengan tetap memperketat pengawasan.
Perbatasan masih terlihat legan saat menjelang sore hari, spanduk bertuliskan seruan kapan mau damai, damai itu indah pertikaian merusak persaudaraan terpasang di perbatasan jalan Ade Irma Suryani dekat SMPN 4 Mataram. Kedua kubu sudah didekati secara maksimal Pemkot Mataram untuk menghindari konflik seperti sebelumnya. Saat warga Karang Taliwang menyerang polisi Jumat (6/10) dan membuat aparat terluka. Belasan pelaku sudah diamankan di Polres Mataram.
Kepala Bakesbangpol Kota Mataram Zarkasyi mengatakan, untuk pencegahan tetap dilakukan pengawasan dan pengamanan di batas dua lingkungan serta mengimbau warga untuk tidak mudah terprovokasi. Sudah ada kesepakatan damai, warga sudah kita imbau dan para tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda dari dua lingkungan sudah sepakat menjaga kondusivitas di lingkungan masing-masing, katanya kepada Radar Lombok, Senin (9/10).
Sepajang jalan Ade Irma Suryani, kondisinya masih tetap landai. Beberapa bekas tumpukan batu sudah mulai dibersihkan. Bahkan, beberapa lapak PKL rusak akibat serangan warga sebelumnya. Sekolah juga sempat ditutup selama dua hari dan Puskesmas Karang Taliwang sekarang sudah mulai berjalan normal seperti biasanya. Dampak dari konflik sebelumnya, dua hari semua lesehan tutup serta pertokoan. Warga yang sekolah anaknya di SDN 15 Cakranegara dan SMPN 4 Mataram sempat khawatir.
Dia menyebutkan, semua aktifit pelayanan publik sudah berjalan normal. Semua tokoh masyarakat sudah menghimbau warga untuk tidak mudah tersulut saat ini dan bisa menahan diri untuk tetap tenang.
Lurah Karang Taliwang, Lalu Halit Wisnu Jati mengatakan, untuk pelayanan publik dari kantor dan sekolah sudah mulai buka kembali. Sekolah juga sudah memberikan pembinaan ke siswa untuk tidak terpengaruh. Dua sekolah dan perkantora sudah buka, kita tetap masuk melayani masyarakat, katanya.
Untuk malam hari, tetap dilakukan pemantuan dan pengawasan bersama TNI/Polri di kawasan Karang Taliwang maupun perbatasan. Tidak ditemukan lagi petasan saat malam hari sehingga tidak menimbulkan kebisingan. Senjata rakitan maupun anak panah juga sudah diserahkan warga ke aparat. Dari segi dampak negatif juga terasa seperti beberapa pusat kuliner yang tutup selama konflik berjalan. (dir)