“Banyak yang meminta benda-benda pusaka yang terdapat di Bale Atas Laki ini untuk disimpan ke musium. Tetapi warga menolak, dengan pertimbangan nantinya benda pusaka tersebut tidak dirawat secara maksimal,” kata pengurus Bale Beleq, Baiq Nursih, Kamis kemarin (28/9).
Bale Atas Laki mempunyai struktur bangunan seperti layaknya rumah biasa. Tetapi di bagian bawah bangunan dikelilingi oleh tangga yang berjumlah 9 buah. Demikian pada tembok bangunannya, juga tidak memiliki corak khusus, dan hanya di cat berwarna hijau pada bagian dasarnya.
Bale Atas Laki memiliki dua lapis ruangan, lapis luar dan lapis dalam. Lapis luar merupakan ruang tamu yang di jadikan sebagai tempat untuk menerima atau mempersilahkan peziarah. “Dari cerita orang tua kami, 9 tangga ini maksudnya adalah pada saat ada acara sesaji di Bale Beleq, harus dikelilingi sebanyak 9 kali, dengan diiringi oleh alunan kesenian Gendang Beleq. Dan itu hanya dilakukan pada saat bulan maulid saja,” kisahnya.
Inaq Nursih yang setiap hari mengurus Bale Atas ini bercerita, di dalam Bale Atas Laki juga terdapat Dulang, yang berfungsi sebagai wadah untuk menaruh sesajen, dan lantainya dilapisi dengan karpet.