
MATARAM – Jangan mengira tidak ada problem kekurangan sarana di sekolah negeri Kota Mataram. Di SMPN 1 Mataram, ada puluhan siswa kelas VII sudah lima bulan harus belajar lesehan karena tidak ada kursi dan meja belajar.
Karena sudah lama belajar seperti itu, sebagian siswa bahkan mulai mengeluhkan sakit punggung dan pinggang. Ini karena mereka setiap harus membaca, menulis dan menyimak penjelasan guru dengan duduk langsung di lantai.
Total yang duduk lesehan ada84 siswa kelas VII. Sejak awal masuk bulan Juli lalu mereka tidak mendapatkan fasilitas meja dan kursi seperti sekolah lain. Salah satu siswa, Oktaviana Intan Wiana, mengakui hal ini. Di awal dia juga kaget tidak ada kursi dan meja. ‘’ Kami duduk biasa tanpa karpet. Saat belajar kita menulis sambil duduk, apa tidak sakit. Kita harapkan ini jadi perhatian,” ungkapnya kepada Radar Lombok, Sabtu (21/10).
Jadilah mereka tidak maksimal belajar. Di ruang kelas mereka ada papan tulis dan meja kursi untuk guru. Gedung yang megah dan lantai dua ternyata tidak menjadi jaminan sekolah ini kekurangan mebeler. Saat wartawan koran ini datang, para siswa bersemangat menunjukkan kekurangan fasilitas di ruang kelas mereka. “ Kami sudah lelah. Tolong dong pemerintah. Kami sudah capek sudah sakit pinggang juga,” celetuk salah satu siswa.
Wali Kota Mataram H. Ahyar Abduh sejak awal pemerintahannya menargetkan sarana pendidikan menjadi fokus utama.
Pada kesempatan ini Intan berharap kekurangan mebeler ini menjadi perhatian wali kota. Apalagi sekolahnya adalah sekolah favorit dan berada di jantung Kota Mataram yang harus menjadi perhatian.
Sementara itu Kepala Tata Usaha SMPN 1 Mataram, Hasniati mengatakan, awalnya ada empat kelas namun dua bulan lalu sudah ada bantuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk dua kelas. Sementara dua kelas VII belum ada kabar sampai saat ini. “ Sementara pembelian melalui dana BOS itu tidak boleh untuk mebeler. Mau bagaimana lagi, ya harus belajar seperti saat ini,” katanya.
Ia menyebutkan, saat ini sejak ada kurikulum 2013, siswa tidak boleh ada dobel shit. Jumlah siswa saat ini untuk kelas VII ada 431 siswa, sementara total siswa SMPN 1 Mataram ada 1431 siswa. “ Ya kita berharap ada perhatian secepatnya. Karena siswa sudah ada yang mengeluh sakit pinggang. Mereka juga tidak konsentrasi saat belajar,’’ ucapnya.
Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Kota Mataram bidang pendidikan Lalu Suriadi meminta dinas terkait serius dalam menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. “ Tidak etis sekali sekolah favorit kok masih kekurangan mebeler,’’ katanya.
Selama ini anggaran pendidikan di Kota Mataram terbesar dari dinas lain. Selain mebeler juga ada beberapa sekolah yang mengeluhkan kekurangan Rombel, serta sarana pendukung sekolah lainnya.(dir)