Minimalisir Rentenir Melalui Inklusi Keuangan

Yusri (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB bersama seluruh industri keuangan yang ada di NTB mengadakan sosialisasi inklusi keuangan selama sebulan penuh, Oktober ini. Bulan Oktober dijadikan sebagai bulan inklusi keuangan, dalam rangka meningkatkan pemahaman, serta mendekatkan pelayanan industri keuangan kepada masyarakat.

“Selama satu bulan penuh di Oktober ini, OJK bersama industri keuangan turun langsung ke masyarakat untuk mensosialisasikan inklusi keuangan. Selain itu juga mengadakan berbagai kegiatan untuk edukasi inklusi keuangan di masyarakat,” kata Kepala OJK Provinsi NTB, Yusri di Mataram, Jum’at (21/10).

Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusi (SNKI) tertanggal 1 September 2016 yang menyebutkan bahwa target jumlah penduduk dewasa yang memiliki akses layanan keuangan di lembaga keuangan non formal mencapai 75 persen di tahun 2019 mendatang. Sementara hingga akhir tahun 2015 lalu, presentase akses kekuangan penduduk dewasa di Indonesia masih dikisaran angka 36 persen.

Baca Juga :  NTB Siap Lawan Rentenir Lewat Program "Mawar Emas"

Dikatakan Yusri, OJK bersama industri keuangan dan juga Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi NTB pada tanggal 23-24 Oktober di Epincentrum Mall takan menggelar expo l dan juga mengadakan workshop bersama dengan menghadirkan GUbernur dan bupati`walikota se NTB dan juga semua SKPD se NTB. hal tersbebut sebagai salah langka nyata dalam mendekatkan layanan industry keuangan kepada masyarakat yang ada di pelosok pedesaan.

Selain itu program inklusi keuangan ini, lanjut Yusri, sebagai satu cara untuk memutus mata rantai para ‘rentenir’ yang membelenggu masyarakat yang ada di pedesaan, karena selama ini sulit mengakses perbankan dengan berbagai faktor, dimana jangkauan kantor yang terlalu jauh dan faktor lainnya.

Baca Juga :  Imbau Pedagang Lewat Siaran Radio

“Inklusi keuangan ini harapannya bisa mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang sulit terjangkau karena di pelosok. Sehingga jeratan rentenir bisa diminimalisir,” ujarnya.

Karena itu, Yusri meminta seluruh industri keuangan yang ada di NTB untuk secara bersama-sama berperan aktip melakukan sosialisasi dan edukasi terkait inklusi keuangan tersebut. Selain itu, selama bulan Oktober yang menjadi bulan inklusi keuangan hendaknya diisi juga oleh lembaga perbankan dengan berbagai terobosan dan promo kepada masyarakat agar tertarik berhubungan dan datang ke bank.

Yang dapat dilakukan, seperti membebaskan biaya administrasi membuka rekening baru, serta memberikan berbagai program menarik termask diskon kepada masyarakat. “Kita meminta industri keuangan memberikan kemudahan layanan bagi masyarakat, terutama dari sisi jasa pelayanan,” tutup Yusri. (luk)

Komentar Anda