Mesti Bangga dengan Nama Baru Bandara

TGH. Hasanain Juaini
TGH. Hasanain Juaini (Net/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) menjadi Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) masih menuai pro dan kontra. Masyarakat sudah saatnya berpikir maju. Nama bandara menggunakan nama pahlawan tempat dimana bandara tersebut berada lazim di banyak daerah. 

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Pancor TGH. Hasanain Juani mengatakan, sudah sewajarnya nama satu-satunya pahlawan nasional asal NTB dijadikan nama bandara. “ Di negara kita ini, sudah lazim semua bandara menggunakan nama pahlawan,” ungkapnya kepada Radar Lombok, Selasa (12/2).

BACA JUGA: Rapat Perubahan Nama Bandara Digelar Hari Ini

Caleg DPRD Provinsi NTB dari Nasdem ini mencontohkan nama bandara di Bima mengunakan nama Sultan Salahuddin. Begitu juga dengan di Bali nama bandaranya I Gusti Ngurah Rai. 

Menurut Hasanain, perubahan nama bandara adalah kebijakan pemerintah yang memang berhak. Perubahan nama tersebut juga telah dibuat sesuai mekanisme hukum yang berlaku. 

Baca Juga :  Pemprov Diminta Tidak Jual Aset di BIL

Bandara di Lombok belum punya nama resmi. Selama ini hanya sebatas nama generik saja yaitu BIL atau LIA. Di luar negeri, kata Hasanain, hal yang sama juga dilakukan. “ Maka nama khusus memang diperlukan,” ucapnya. 

Apa yang disampaikan Hasanain disuarakan juga oleh Sekretaris PWNW Pancor NTB, H. Irzani. Irzani sendiri pada dasarnya tidak tertarik mengurus perubahan nama bandara. Mengingat hal itu merupakan ranah pemerintah. “ Untuk apa kita urus, itu kan sudah ada SK-nya. Kita ini negara hukum, bukan negara mau dan tidak mau,” ucapnya. 

Ketua Pemuda PWNW Anjani NTB, Zainul Fahmi, bertemu dengan Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah untuk membicarakan masalah perubahan nama bandara. “Mau minta petunjuk dulu, mumpung masih ada waktu. Semoga ada titik temu. Ruwet Loteng ini,” ujarnya. 

Baca Juga :  Pembayaran Aset di BIL Bisa Dicicil

Terpisah, salah seorang tokoh muda NU juga mendukung perubahan nama BIL menjadi ZAM. Ini adalah bagian dari cara menghargai pahlawan. 

BACA JUGA: Kemenhub : Perubahan Nama Bandara karena Ada Surat

Ketua Forum Komunikasi Pemuda NU NTB, Suaeb Qury, menegaskan, sudah saatnya semua elemen menerima kenyataan bahwa bukan saatnya lagi mempertahankan nama BIL. “ Sudah selayaknya kita menghargai jasa pahlawan ZAM. Maka sangatlah wajar nama BIL diganti. Sekarang itu bukan saatnya lagi kita bicarakan lokasi BIL di Loteng atau dimana. Itu kan bandara milik rakyat NTB,” katanya. 

Oleh karena itu, Suaeb menghimbau kepada semua pihak untuk menghentikan polemik pergantian nama tersebut. “ Hargailah usaha dan kerja keras orang lain. Ini saatnya bukan berdebat, tapi bekerja. Nama ZAM itu sudah prosedural,” tegasnya.(zwr)

Komentar Anda