Menyulap Sampah Rumah Tangga Menjadi Energi, Langkah Kecil untuk Masa Depan NTB

MATARAM – Sampah menjadi salah satu masalah lingkungan utama di Nusa Tenggara Barat. Sebagian besar sampah berasal dari rumah tangga. Namun sayangnya, banyak keluarga belum memiliki kesadaran untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Akibatnya, sampah menumpuk, mencemari lingkungan, dan sering kali dibakar, yang menyebabkan pencemaran udara.

Padahal, jika dikelola dengan baik, sampah rumah tangga memiliki potensi besar untuk diubah menjadi sumber energi ramah lingkungan. Salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi biogas.

Project Manager Yayasan Rumah Energi NTB,Krisna Wijaya, menjelaskan bahwa teknologi biogas memungkinkan sampah dapur diolah menjadi gas metana yang dapat digunakan untuk keperluan memasak. “Dengan teknologi biogas, kita dapat mengolah sampah dapur menjadi gas yang bisa kita gunakan untuk memasak,” ungkap Krisna.

Langkah awalnya cukup sederhana. Pertama, kumpulkan sampah organik seperti sisa makanan, kulit buah, dan sayuran dari dapur. Pisahkan sampah organik tersebut dari sampah anorganik seperti plastik dan logam. Kemudian, masukkan sampah organik ke dalam instalasi biogas kecil yang dapat dibangun di halaman rumah.

Baca Juga :  Christin Eka Widyanti, Perempuan Pertama di NTB jadi Konselor Pecandu

Di dalam instalasi biogas, mikroorganisme akan bekerja menguraikan sampah organik dan menghasilkan gas metana. Gas ini kemudian dapat disalurkan ke kompor rumah tangga untuk memasak.

“Hasilnya, gas yang dihasilkan bisa langsung digunakan untuk memasak, sehingga menghemat pengeluaran rumah tangga,” ujar Krisna.

Selain hemat, teknologi ini juga membantu mengurangi limbah rumah tangga dan mencegah pembakaran sampah yang berbahaya bagi lingkungan. Dampak positif lainnya adalah perlindungan bagi bumi.

” Dengan mengurangi pembakaran sampah, kita turut mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Tidak hanya itu, bonus lain dari proses ini adalah tersedianya pupuk cair organik, hasil sampingan dari instalasi biogas, yang sangat bermanfaat untuk tanaman di pekarangan rumah,” jelasnya

Baca Juga :  Mengenal Raden Ajeng Arie Sulistyawati, Guru Tari Berprestasi

Krisna mengajak masyarakat untuk mulai mengambil langkah kecil dengan mengolah sampah rumah tangga menjadi energi. “Ayo mulai manfaatkan sampah rumah tangga Anda untuk energi yang ramah lingkungan. Mulailah dengan langkah kecil untuk masa depan bumi. Jadilah pahlawan energi,” ajaknya.

Melalui penerapan teknologi biogas, keluarga dapat menjadi bagian dari solusi lingkungan. Konsep keluarga ramah energi ini tidak hanya memberikan manfaat langsung berupa penghematan biaya, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih harmoni bagi generasi mendatang.

“Inilah saat yang tepat bagi masyarakat untuk bergerak. Mulai dari memilah sampah, mendaur ulang, hingga memanfaatkan teknologi sederhana seperti biogas. Dengan langkah kecil yang dilakukan setiap hari, setiap keluarga dapat menjadi pahlawan energi, melindungi lingkungan, dan menciptakan masa depan yang lebih baik,”pungkasnya