Tiap pasar tradisional di Kota Mataram ada petugas keamananannya. Mereka menjaga pasar agar tidak terjadi kasus pencurian dan lain-lain. Banyak kejadian yang dialami para penjaga pasar saat bertugas.
ZULFAHMI-MATARAM
Seperti kisah I Nengah Semata, penjaga keamanan Pasar Cakranegara kemarin. Ia mengaku punya banyak pengalaman saat bertugas. Misalnya, ia kerap menemukan kondom bekas yang berserakan di sekitar toko atau tempat pedagang berjualan.
Kondom ditemukan pagi hari. Malam sebelumnya para penjaga banyak mendapati “perempuan nakal” yang masuk komplek pasar.” Kami sering saling kejar-kejaran dengan PSK,” ungkapnya.
Kisah ini menurutnya bukan barang baru, terutama sejak Pemkot menutup lokasi PSK di Pasar Beras atau Pasar Panglima. Sebagian PSK bergeser ke Pasar Cakranegara.” Kalau sudah pagi, banyak kondom yang ditemukan oleh petugas kebersihan berserakan,” ungkapnya.
Tidak hanya soal praktek asusila, mereka juga mendapati praktek premanisme. Tidak jarang petugas keamanan harus berkelahi dengan preman karena meminta sesuatu dengan paksa.” Preman juga masih sering kami temui,” ujarnya.
Untuk mengatasi keberadaan para preman, para penjaga biasanya meminta bantuan aparat kepolisian.
Pasar Dasan Agung dijaga oleh Ihsan. Kisahnya lain yakni soal keterlambatan pembayaran honor. Padahal mereka bekerja sebagai penjaga keamanan setiap satu bulan hanya dibayar Rp 1,2 juta. Masalahnya honor kerap terlambat diberikan, sementara mereka harus berjibaku dengan kebutuhan rumah tangga masing-masing. Mereka pun terpaksa berhutang dulu.” Tolong honor kami jangan dibayar terlambat lagi, ungkapnya.
Pinjam uang di rentenir tentu lah menyusahkan. Mereka harus bayar hutang dengan bunga yang banyak. Akhirnya mereka bukannya senang menerima honor, sebab honor langsung diambil rentenir.” Bulan Juni kita belum terima honor sampai pertengahan bulan,” tuturnya.
Pasar Kebon Roek dijaga oleh 3 orang petugas keamanan. Karena dianggap wilayah tugas besar, ketiga penjaga ini memilih mengangkat tenaga tambahan untuk membantu tugas mereka. Merekalah yang menggaji petugas yang baru dengan memotong honor mereka sebesar Rp 200 ribu.” Kami hanya bertiga yang sah, tapi jelas kami tidak mampu makanya kami angkat penjaga pembantu,” ungkapnya.
Pihaknyapun tidak mempermasalahkan kekurangan honor, yang penting pasar aman.(*)