Menko Airlangga: Transisi Energi Harus Dipastikan Berjalan Adil, Teratur, dan Terjangkau

Airlangga Hartarto

JAKARTA–Kinerja perekonomian nasional menunjukkan perkembangan yang kian pesat terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai angka 5,4% (yoy) pada Q2-2022, dengan tingkat inflasi per Juli 2022 yang masih terkendali pada angka 4,94% (yoy).

Perbaikan juga terus ditunjukkan oleh indikator lain seperti aliran modal masuk yang mencapai USD 866 juta dan PMI manufaktur yang menunjukkan tren ekspansi secara konstan.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi nasional yang kian impresif tersebut perlu diselaraskan dengan ketersediaan pasokan energi bagi masyarakat.

Hal tersebut karena ketahanan energi menjadi salah satu elemen penting yang terintegrasi dengan tingkat stabilitas perekonomian dan pengurangan kemiskinan, sehingga diperlukan adanya upaya Pemerintah dalam menjaga pasokan melalui transisi energi, terlebih di tengah peningkatan populasi masyarakat saat ini.

“Indonesia telah memilih transisi energi sebagai salah satu prioritas dalam Presidensi G20, dan kita perlu memastikan bahwa transisi energi dapat berjalan dengan adil, teratur, dan terjangkau,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam kegiatan B20-G20 Dialogue: Energy, Sustainability, and Climate Task Force, Selasa (30/08).

Baca Juga :  Evaluasi PPKM Mikro, Pemerintah Perpanjang Kebijakan Pengetatan Perjalanan

Terkait dengan transisi energi, Indonesia telah berkomitmen untuk dapat mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.

Melalui kepemimpinan pada G20 tahun 2022, Indonesia berperan dalam merumuskan Bali Common Principles in Accelerating Clean Energy Transitions (COMPACT) yang akan digunakan sebagai pendoman atau prinsip untuk mempromosikan dan mendukung implementasi transisi energi.

“Transisi ke sumber energi ramah lingkungan mampu menciptakan jutaan pekerjaan, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendorong transfer teknologi sehingga membangun keterampilan tenaga kerja terutama di negara berkembang,” tutur Menko Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa salah satu kunci utama dalam transisi energi adalah kemitraan antara sektor publik dan swasta.

Selain itu, dalam memperoleh pangsa pasar global bagi energi terbarukan tersebut juga didukung oleh kondisi tertentu, seperti halnya kondisi penurunan batubara dan pertumbuhan moderat gas alam yang mampu mempercepat perluasan pangsa energi terbarukan di pasar global.

Baca Juga :  Menko Airlangga: Pemerintah Mempercepat Realisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat

Selain itu, Indonesia juga akan menggunakan modalitas strategis internasional yang dimiliki sebagai Presidensi G20, UN GCRG Champion, dan Ketua ASEAN pada 2023 guna memobilisasi solusi dan mengembangkan strategi untuk membantu negara-negara dalam mengatasi krisis pangan, energi, dan iklim yang sedang berlangsung.

Kegiatan tersebut turut dihadiri diantaranya oleh Menteri Keuangan, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Chair of Bussiness 20 Indonesia, Chair of B20 Energy, Sustainability, and Climate Task Force, serta Chairman CII National Council on Agriculture of India. (*/gt)

Komentar Anda