Menko Airlangga: Ekspor Tinggi, Industri Hilir Komoditas Kelapa Terus Dikembangkan

Airlangga Hartarto

JAKARTA–Di tengah tekanan pandemi Covid-19 dan krisis global yang berlangsung, sektor pertanian menjadi salah satu pengungkit kinerja ekspor serta berkontribusi ekonomi nasional.

Sebagai sektor dengan share terbesar ketiga dalam PDB, pertanian terus melanjutkan kinerja positif pada Q2-2022 dengan tumbuh sebesar 1,37% (yoy) dan pertumbuhan ekspor yang mencapai 24,98% (yoy) atau sebesar US$ 380 juta per Juli 2022.

Tumbuhnya ekspor sektor pertanian tersebut didukung oleh kinerja subsektor perkebunan yang didominasi komoditas kelapa sebagai unggulan kedua setelah kelapa sawit dengan nilai ekonomi hingga Rp30 triliun.

Tingginya ekspor kelapa tersebut berkontribusi terhadap peningkatan output, pendapatan, dan tenaga kerja sehingga Pemerintah berkomitmen untuk dapat terus mempertahankan kinerja komoditas kelapa agar tetap impresif.

“Industri hilir kelapa yang memiliki produk turunan yang sangat beragam perlu untuk terus kita kembangkan dan dorong agar mampu berorientasi ekspor sehingga dapat memberikan nilai tambah lebih untuk petani dan menyumbangkan efek pengganda yang besar bagi perekonomian,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech secara virtual dalam Webinar Nasional Media Perkebunan dan Dewan Kelapa Indonesia (DEKINDO) dengan tema “Ayo Bangkit!!! Kelapa Pohon Kehidupan Menjadi Industri Strategis Nasional”, Kamis (25/08).

Baca Juga :  Airlangga: Gaet Investasi, Pembangunan Proyek KEK Lido Terus Diakselerasi

Salah satu upaya pengembangan agribisnis kelapa yang kini tengah dilakukan Pemerintah yakni mendorong peningkatan produktivitas tanaman kelapa melalui penyediaan bibit yang berkualitas dan pengembangan industri pengolahan kelapa melalui diversifikasi produk turunan kelapa.

Hingga kini, rata-rata produktivitas tanaman kelapa dalam negeri masih berkisar kurang dari 1 ton/ha, sehingga perlu menjadi fokus Pemerintah untuk dikembangkan.

Selain itu, sebagai wujud implementasi dalam menjaga kualitas bibit serta mempermudah pemasaran produk yang dihasilkan, Pemerintah telah melaksanakan program 1 juta benih Kelapa Genjah di Solo Raya, membangun nursery kelapa terkait optimalisasi ekspor perkebunan dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, serta melaksanakan skema Closed Loop Kelapa Genjah di Sukabumi yang bekerjasama dengan PT Unilever.

Lebih lanjut, Menko Airlangga turut sampaikan bahwa Pemerintah juga memberikan dukungan terkait pembiayaan yang dapat dimanfaatkan oleh petani kelapa melalui Kredit Usaya Rakyat (KUR).

Baca Juga :  Airlangga: Kolaborasi yang Baik Dapat Meningkatkan Ketahanan Ekonomi

Dengan plafon KUR pada 2022 sebesar Rp373,17 triliun dan bunga 3%, petani dan pengusaha kelapa dapat memanfaatkan fasilitas pembiayaan tersebut untuk melakukan ekspansi dan berinovasi bagi perkembangan usaha.

Menko Airlangga turut mengajak seluruh pihak untuk ikut serta memberikan kontribusi dan berkolaborasi bersama Pemerintah dalam mendorong hilirisasi kelapa serta berkomitmen menciptakan iklim investasi perkebunan terutama untuk komoditas kelapa yang lebih baik.

“Kebijakan hilirisasi yang dilakukan Pemerintah tentunya membutuhkan kolaborasi dan kerja sama dari semua pihak agar pengembangan yang dilakukan dapat memberikan dampak yang besar dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas, termasuk bagi para petani dan pengusaha kelapa,” tutup Menko Airlangga.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Ketua Umum Dewan Kelapa Indonesia, Ketua Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia, Wakil Ketua Pehimpunan Petani Kelapa Indonesia, Ketua Himpunan Pengusaha Briket Arang Kelapa Indonesia, serta Ketua Koalisi Pemerintah Daerah Penghasil Kelapa. (*/gt)

Komentar Anda