Menko Airlangga Dorong Industri Migas Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri

Airlangga Hartarto

JAKARTA–Pemerintah telah mendorong berbagai kebijakan untuk produktivitas sektor minyak dan gas bumi (migas), mulai dari optimalisasi produksi lapangan eksisting, transformasi resources to production, hingga peningkatan teknologi bersih seperti carbon capture and storage/carbon capture utilization and storage.

Hingga kini, industri migas masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) II Usaha Hulu Migas Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh SKK Migas, Kamis (28/07), secara virtual menyampaikan bahwa Pemerintah juga telah memberikan berbagai insentif hulu migas untuk mendorong peningkatan produksi migas.

Insentif tersebut antara lain berupa penundaan sementara pencadangan biaya kegiatan pasca operasi atau Abandonment and Site Restoration (ASR) dan pengecualian PPN LNG.

Selain itu, Pemerintah juga memberikan telah insentif berupa pembebasan biaya pemanfaatan barang milik negara yang akan digunakan untuk kegiatan hulu migas, penundaan atau pengurangan hingga 100% pajak-pajak tidak langsung, penerapan insentif investasi, dan penerapan volume gas yang dapat dijual dengan harga pasar.

“Dengan adanya insentif yang diberikan Pemerintah tersebut, diharapkan dapat mendorong perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama meningkatkan produksinya sehingga target lifting migas sebesar 1 juta barel perhari (BPH) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) dapat tercapai pada tahun 2030,” ujar Menko Airlangga.

Baca Juga :  Airlangga: Optimalkan Peran UMKM, Pemerintah Permudah Persyaratan KUR

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan tentang krisis energi global saat ini yang menunjukkan bahwa ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar energi fosil berupa minyak dan gas bumi masih tinggi.

Hal tersebut juga menjadi tantangan dan kesempatan bagi SKK Migas untuk dapat mendorong peningkatan produksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama.

“Sektor hulu migas diharapkan dapat mendorong industri-industri penunjang lokal untuk tumbuh dan semakin berkembang melalui pemanfaatan penggunaan produk dalam negeri, sehingga peran industri penunjang lokal di dalam perekonomian nasional dan daerah akan semakin meningkat. Hal tersebut dapat diwujudkan dalam keterlibatan industri hulu migas secara langsung terhadap peningkatan P3DN. Dengan semakin meningkatnya kemampuan pemasok lokal, maka industri hulu migas juga diharapkan akan semakin efisien,” kata Menko Airlangga.

Lebih lanjut, Menko Airlangga mengatakan bahwa kontraktor migas perlu menetapkan standar yang tinggi bagi rekanan yang menjadi mitranya. Industri penunjang lokal juga perlu untuk meningkatkan kapasitas agar mampu memenuhi standar kualitas tersebut, terutama yang terkait dengan faktor keamanan (safety) agar mampu bersaing dengan perusahaan asing.

Hal tersebut penting, mengingat salah satu karakter industri hulu migas yang berisiko tinggi.

Baca Juga :  Survei INES: Airlangga Paling Diinginkan untuk Melanjutkan Program Jokowi

Berkenaan dengan transformasi industri hulu migas Indonesia, Menko Airlangga mengatakan bahwa transformasi tersebut didorong untuk menciptakan value added dan value creation yang dapat menjadi solusi bagi para Kontraktor Kerja Sama migas untuk dapat melakukan eksplorasi dan eksploitasi dengan memenuhi standar kualitas, standar keselamatan, serta harga yang ekonomis guna dapat memenuhi titik keekonomian yang tepat.

“SKK Migas diharapkan dapat tetap menjadi pendorong tumbuhnya hulu migas, terutama dalam melakukan perencanaan, pengawasan, hingga evaluasi, termasuk terhadap tumbuhnya industri penunjang dalam negeri. Sebagai sektor yang padat modal, maka potensi perputaran ekonominya menjadi sangat besar yang menjadi titik tolak tumbuhnya perekonomian nasional,” kata Menko Airlangga.

Sementara itu terkait transisi energi yang juga tengah dilakukan Indonesia, Menko Airlangga mengatakan bahwa transisi energi tersebut diarahkan untuk dilakukan secara bertahap.

Untuk itu, hingga beberapa tahun mendatang peran migas masih sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia, termasuk  dalam menggerakkan perekonomian nasional.

“Industri hulu migas masih tetap menjadi komponen penting dalam pengembangan industri nasional di masa depan, sekalipun tren global saat ini mengarah kepada transisi energi yang lebih bersih,” pungkas Menko Airlangga. (*/gt)

Komentar Anda