Menko Airlangga: Covid-19 di Luar Jawa Bali Landai dan Terkendali

Pemerintah Tetap Waspada dan Terus Dorong Akselerasi Vaksin Booster

Airlangga Hartarto

JAKARTA–Dalam waktu beberapa minggu terakhir, di beberapa negara terjadi kenaikan kasus konfirmasi harian Covid-19 yang cukup tinggi, yang disebabkan dengan munculnya subvariant baru, meskipun masih dalam batas yang bisa ditoleransi dan tidak menimbulkan kenaikan pada tingkat hospitalisasi dan jumlah kematian.

Namun pemerintah tetap menjalankan PPKM sampai 4 Juli 2022 dan mendorong terus pelaksanaan Vaksinasi Dosis-3 (booster) untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran varian dan subvarian baru, terutama BA.4 dan BA.5.

Negara lain yang memiliki jumlah kasus harian cukup tinggi sampai 28 Juni 2022 adalah India dengan 14.529 kasus, UK dengan kasus harian sebesar 19.513 kasus, dan Brazil dengan 55.447 kasus.

Sedangkan Indonesia sendiri angka rata-rata mingguan masih di bawah 2.000 kasus per hari. Angka Reproduksi Kasus Efektif (Rt) nasional Indonesia juga tetap stabil 1,00 (laju penularan terkendali). Rt per Pulau juga tetap di sekitar 1,00 kecuali Bali (1,01).

Untuk Rt terendah-tertinggi di wilayah luar Jawa-Bali yakni Maluku (0,98), Nusa Tenggara (0,99), Papua (0,99) Kalimantan (0,99), Sulawesi (0,99), dan Sumatera (1,00).

Per 28 Juni 2022, tambahan Kasus Harian nasional sebanyak 2.167 kasus, yang menjadikan jumlah Kasus Aktif menjadi sebesar 15.310 kasus, dengan sumber transmisi penularan Kasus dari lokal sebanyak 2.090 kasus dan PPLN sebanyak 77 kasus.

Sementara, Kasus Kematian Harian masih sangat rendah hanya sebanyak 2 kasus (CFR 2,58%). Jumlah testing relatif stabil di kisaran 50 – 60 ribu orang per hari.

Kasus Harian di luar Jawa-Bali masih sangat rendah, per 28 Juni 2022 hanya sebanyak 61 kasus (hanya 2,81% dari kasus harian nasional yang sebesar 2.167 kasus), dan tidak terlihat kenaikan tren kasus. Hal ini menyebabkan Kasus Aktif di luar Jawa-Bali juga sangat rendah, hanya sebesar 3,81% dari total Kasus Aktif Nasional atau 584 kasus dari total 15.310 kasus.

Baca Juga :  Airlangga: Meski Pandemi, Kantor Kemenko tak Pernah Lock Down untuk Jaga Urat Nadi Perekonomian

Kasus tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara, dengan Kasus Harian sebanyak 8 kasus dan total Kasus Aktif sebanyak 54 kasus, dan angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan di Jawa-Bali.

“Untuk positivity-rate harian masih dalam level aman yakni kurang dari 5%, namun menunjukkan tren peningkatan dari sebesar 1,31% (11 Juni 2022) menjadi 3,46% (28 Juni 2022), dengan positivity rate mingguan sebesar 3,57%,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Jakarta, Rabu (29/06).

Secara keseluruhan, Level Asesmen di 27 Provinsi luar Jawa-Bali masih terjaga baik. Transmisi Komunitas terus terjaga rendah pada Level 1 di semua (27) Provinsi di luar Jawa Bali.

Sebanyak 23 Provinsi masih memiliki Kapasitas Respon Terbatas, diakibatkan dari testing atau tracing yang Terbatas, 1 Provinsi mimiliki Kapasitas Respon Sedang (Provinsi Kalimantan Timur), dan 3 Provinsi memiliki Kapasitas Respon Memadai (Provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Jambi).

Perkembangan Capaian Vaksinasi di Luar Jawa-Bali

Capaian vaksinasi di luar Jawa Bali masih rendah, per 28 Juni 2022 masih terdapat 2 Provinsi yang capaian Vaksinasi Dosis-1 nya masih di bawah 70% yaitu Papua Barat dan Papua.

Untuk Vaksinasi Dosis-2 masih ada 10 Provinsi yang capaiannya di bawah 70%. Sedangkan untuk Vaksinasi Dosis-3 masih ada 23 Provinsi yang capaiannya di bawah 30%. Untuk Vaksinasi Lansia Dosis-1 terdapat 7 Provinsi di luar Jawa-Bali yang pencapaiannya kurang dari 70%, dan Dosis-2 masih ada 11 Provinsi di bawah 50%, dan 4 Provinsi di atas 70%.

“Vaksinasi booster (Dosis-3) tetap terus diakselerasi, mengingat kasus harian dan kasus aktif sudah mulai meningkat, di mana diperkirakan bisa mencapai puncaknya dalam beberapa minggu ke depan. Masyarakat pun terus kami himbau untuk kembali mendisiplinkan diri dalam menjalankan Protokol Kesehatan,” tutur Menko Airlangga.

Perkembangan Realisasi Program PEN 2022

Anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), per 24 Juni 2022, telah terealisasi sebesar Rp118,2 triliun atau 25,9% dari alokasi anggaran Rp455,62 triliun. Untuk rincian realisasi anggaran PC-PEN per Klaster Program, yaitu:

Baca Juga :  Airlangga: Pemerintah Manfaatkan Strategi Transformasi Ekonomi melalui Pembangunan Hijau

Penanganan Kesehatan terealisasi sebesar Rp29,2 triliun atau 23,8% dari alokasi Rp122,54 triliun. Utamanya untuk pembayaran klaim dan insentif tenaga kesehatan, serta insentif perpajakan vaksin/alat kesehatan, serta penanganan Covid-19 melalui Dana Desa.

Perlindungan Masyarakat terealisasi sebesar Rp58,9 triliun atau 38,1% dari alokasi Rp154,76 triliun. Program pada klaster ini terdiri dari PKH, Kartu Sembako, Kartu Prakerja, BLT Desa, BLT Minyak Goreng, dan BT-PKLWN.

Penguatan Pemulihan Ekonomi terealisasi sebesar Rp30,1 triliun atau 16,9% dari alokasi Rp178,32 triliun. Terutama untuk program padat karya, pariwisata dan ekonomi kreatif, ketahanan pangan, teknologi informasi dan komunikasi, kawasan industri, dukungan UMKM (subsidi bunga dan IJP), dan insentif perpajakan.

Kasus Harian Mulai Naik, Luar Jawa Bali Cenderung Landai

Pada kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan menyampaikan “Kasus harian nasional kembali mengalami kenaikan sebulan pasca lebaran, namun kasus harian di luar Jawa Bali masih cenderung landai”.

Transmisi Komunitas di Indonesia konsisten naik, namun masih relatif rendah di angka 4,68 per 100 ribu penduduk per minggu, atau termasuk Level 1 Transimisi Komunitas standar WHO.

Sedangkan Transmisi Komunitas Luar Jawa Bali masih relatif sangat rendah di angka 0,29 per 100 ribu penduduk per minggu, dengan rawat inap dan kematian yang cenderung menurun.

Rerata kasus harian diseluruh Provinsi di luar Jawa Bali , 6 orang dan positivity-rate < 1%, situasi Covid-19 di luar Jawa Bali masih sangat terkendali.

Menutup Rakortas PPKM tersebut, Menko Airlangga menegaskan Kembali pentingnya percepatan Vaksinasi Booster (Dosis-3), perlunya memastikan ketersediaan dan distribusi vaksin dan obat, serta Pemerintah Daerah agar memperkuat kapasitas dan fungsi Fasilitas Kesehatan (Faskes) di daerah. (*/gt)

Komentar Anda