Menko Airlangga Apresiasi Wahana Wisata Edukasi Budaya OASSE Klaten

OASSE Wujud Kemandirian Ekonomi Masyarakat di Era Pandemi

OASSE: Menko Airlangga Hartarto mengunjungi OASSE atau Omah Aneka Satwa dan Seni yang merupakan hasil upaya 45 KK di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. (ekon.go.id)

KLATEN–Meski ditengah pandemi Covid-19, pada Semester I-2021 kondisi perekonomian Indonesia pulih cukup baik yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi 7,07% (yoy) dan sejumlah indikator ekonomi yang menggambarkan tren perbaikan.

Dalam rangkaian kunjungannya di Kabupaten Klaten, Jumat (24/09), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyempatkan untuk mengunjungi OASSE atau Omah Aneka Satwa dan Seni yang merupakan hasil upaya 45 KK di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mengubah bangunan bekas menjadi wahana wisata edukasi budaya, misalnya pembuatan gerabah, panahan, dan melukis. OASSE menjadi pilot project bagi dukuh-dukuh lainnya di Desa Sidowayah untuk memiliki wahana wisata masing-masing.

Pada kesempatan ini, Menko Airlangga mengunjungi dan berdialog langsung dengan 12 pelaku usaha yang memamerkan produknya pada stand pameran UMKM. Produk yang dipamerkan antara lain produk batik, kerajinan tangan (untuk pajangan), snack, minuman, jam tangan kayu, dan lain-lain.

“Sudah bagaimana usahanya sekarang? Apa sudah menjadi debitur KUR? Sekarang mau pinjam KUR bunganya hanya 3%, karena yang 3% lagi disubsidi Pemerintah,” ujar Menko Airlangga.

Menko Airlangga mengapresiasi kemajuan pengusaha UMKM di daerah tersebut, karena hal ini menunjukkan kemandirian ekonomi dari masyarakat Desa Sidowayah. Bahkan ada salah satu wanita pengusaha batik yang berani mengambil KUR dengan plafon Rp200 juta dengan tenor 5 tahun.

Baca Juga :  Menko Airlangga: Kasus Covid-19 Terus Menurun, Mobilitas Masyarakat Meningkat

“Penyaluran KUR diharapkan dapat berkontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Menko Airlangga.

Hal ini tak terlepas dari upaya Pemerintah melalui program KUR, di mana pencapaian realisasi KUR pada masa pandemi Covid-19 di 2020 tercatat sebesar Rp198,53 triliun atau lebih baik dibandingkan masa pra pandemi di 2019 yang sebesar Rp140,1 triliun. Bahkan pada tahun 2021 target penyaluran KUR telah ditingkatkan menjadi sebesar Rp285 triliun.

Dalam upaya mendukung UMKM agar bisa bangkit ditengah kondisi pandemi ini, Pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya yakni dengan mengeluarkan relaksasi kebijakan KUR, antara lain peningkatan KUR tanpa agunan tambahan dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta, tambahan subisidi bunga KUR sebesar 6% pada 2020 dan 3% pada 2021, penundaan pembayaran angsuran pokok KUR, perpanjangan jangka waktu dan penambahan limit KUR, serta relaksasi persyaratan administrasi.

“Jangan takut untuk mengambil KUR, karena sekarang Pemerintah menanggung bunganya 3% dari 6%, dan pinjaman ini juga sudah diasuransikan dengan Jamkrindo dan Askrindo, jadi bank tidak perlu khawatir kalau masih ada gagal bayar,” jelas Airlangga.

Realisasi KUR dari Januari s.d. 20 September 2021 telah mencapai Rp183,78 triliun (64,48% dari perubahan target tahun 2021 sebesar Rp285 triliun) dan disalurkan kepada 4,90 juta debitur sehingga total outstanding KUR sejak Agustus 2015 sebesar Rp322 triliun dengan non performing loan sebesar 1,14%.

Baca Juga :  Menko Airlangga: Tingkatkan Investasi, BP Batam Diharapkan Permudah Perizinan

Realisasi KUR di Provinsi Jawa Tengah sejak Januari s.d. 20 September 2021 telah mencapai Rp32,97 triliun dan disalurkan kepada 952.096 debitur. Porsi penyaluran KUR di Provinsi Jawa Tengah selama 2021 per sektor terbesar disalurkan pada sektor perdagangan (49,74%) disusul sektor pertanian, perburuan dan kehutanan (24,29%), dan jasa-jasa (12,93%).

Sedangkan realisasi KUR di Kabupaten Klaten sejak Januari s.d. 22 September 2021 telah mencapai Rp1,3 triliun dan disalurkan kepada 36.161 debitur. Porsi penyaluran KUR di Kabupaten Klaten selama 2021 per sektor terbesar disalurkan pada sektor perdagangan (52,99%), disusul sektor industri pengolahan (17,55%), jasa-jasa (14,87%), dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan (13,35%).

Turut hadir dalam acara ini adalah Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya, Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, serta perwakilan dari Jamkrindo dan Askrindo. (*/gt)

Komentar Anda