Menjajal Kapal Cepat Senggigi-Gili Gede-Nusa Penida

RUTE : Suasana pantai Nusa Penida, Klungkung, Bali Sabtu (11/6). Pemerintah Kabupaten Lombok Barat membuka rute Senggigi- Gili Gede- Nusa Penida untuk mendongkrak kunjungan wisatawan. (Rasinah Abdul Igit/Radar Lombok)

Dibukanya rute kapal cepat dari Nusa Penida Kabupaten Klungkung Bali menuju Senggigi Lombok Barat tidak hanya soal prospek pariwisata. Lebih dari itu, rute ini juga harus menjadi penanda kuatnya semangat belajar daerah ini dari Bali dalam hal pengelolaan pariwisata.

Pukul 12.00 Wita, kapal cepat Elephant Fast Cruise bersandar di dermaga Senggigi depan kantor UPT Dinas Perhubungan di Senggigi, Sabtu (11/6). Seharusnya kapal bersandar pukul 09.00 Wita, namun karena kendala cuaca, jadwal menjadi molor. ” Pas berangkat tadi hujan di Nusa Penida,” ungkap seorang petugas kapal menjelaskan.

Rombongan Pemkab Lobar dipimpin langsung Bupati H. Fauzan Khalid. Beberapa saat setelah kapal bersandar, rombongan kemudian menaiki kapal. Ini adalah ujicoba rute wisata Senggigi – Gili Gede (Sekotong) – Nusa Penida (Bali) yang telah dicanangkan Pemkab Lobar beberapa waktu lalu. Rute ini dibuka untuk semakin menghubungkan pariwisata Lombok Barat dengan Bali. Jalur yang lain sudah tersedia, seperti Nusa Penida-Lembar, dan Padang Bae-Lembar. “Kita ingin Senggigi ini makin ramai. Pembukaan rute baru ini adalah salah satu ikhtiar kita meramaikan Senggigi secara khusus dan Lombok secara umum,” ungkap Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid.

Jarak tempuh Senggigi – Nusa Penida sekitar satu jam dalam kondisi cuaca normal. Elephant Fast Cruise berlayar dengan kecepatan 24-25 knot dengan cuaca bersahabat. Gelombang agak tinggi terdapat di sekitar Pantai Bangko Bangko. Dari atas kapal terlihat pantai ini ramai oleh para peselancar. Mereka adalah wisatawan yang menginap di Bali. Pagi hari mereka datang ke Bangko Bangko, sore hari mereka balik lagi ke Bali.

Di Nusa Penida ada jamuan makan, sebelum akhirnya rombongan balik ke Lombok lewat Pelabuhan Lembar. Rombongan terdiri dari jajaran Pemkab Lombok Barat, pengelola hotel, restoran dan tempat hiburan, perwakilan guide, unsur media dan lain-lain. Hasil uji coba ini akan dievaluasi, termasuk juga untuk penentuan tarifnya.

Bagi Lombok Barat, rute ini tidak saja soal konektivitas destinasi wisata. Rute ini melewati gili-gili di Sekotong yang indah seperti Gili Gede. Rute ini adalah penanda bahwa superioritas Bali masih belum tertandingi. Sebagai tetangga, Lombok Barat memang seharusnya gemar belajar bagaimana mengelola pariwisata seperti Bali. Sekian tahun bertetangga dengan Bali, Lombok Barat secara khusus, atau Lombok secara umum, seharusnya sudah punya manajemen yang bagus di bidang pariwisatanya.

Baca Juga :  Cerita JCH Lanjut Usia yang Berharap Memeluk Wali Kota Sebelum Berangkat Haji

Di peta, wilayah Lombok Barat yang paling dengat dengan Bali adalah Bangko Bangko di Desa Batu Putih Kecamatan Sekotong. Bangko Bangko telah lama dikenal sebagai surga bagi pemain surfing. Pantai ini punya ombak kidal (desert point) yang digemari peselancar. Berdiri di Pantai Bangko Bangko, terlihat Nusa Penida. Nusa Penida adalah satu dari tiga pulau andalan Bali selain Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan. Tiga pulau ini berada di Kabupaten Klungkung. Jalur favorit dari Bali daratan ke nusa-nusa ini adalah pelabuhan Sanur. Nah, jarak tempuh dari Bangko Bangko Sekotong ke Nusa Penida hanya setengah jam saja.

Dekatnya jarak Sekotong bagian barat dengan Nusa Penida membuat terjadinya akulturasi sejak lama. Banyak warga Sekotong yang bekerja dan menetap di Nusa Penida. Di tempat rombongan menikmati makan siang, beberapa pegawainya adalah warga Sekotong. Sebaliknya, banyak warga Nusa Penida dan daerah-daerah lain di Bali menyeberang dan menetap di Sekotong. Mereka kebanyakan berprofesi sebagai nelayan.

Akulturasi sosial budaya sudah berlangsung lama. Yang belum adalah akulturasi manajemen pariwisata. Meski sangat dekat, wajah pariwisata sangat berbeda. Alam Sekotong yang begitu indah belum dikelola sebaik pengelolaan alam Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Lembongan. Sekotong sangat kompleks permasalahannya meski dianugerahi alam indah. Dimulai dari infrastrukturnya.

Ambil contoh kawasan Bangko Bangko. Keindahannya belum ditunjang dengan akses menuju lokasi yang memadai. Jalan menuju pantai ini dari pusat Batu Putih belum bagus. Kondisi jalan yang belum layak berpengaruh terhadap investasi di tempat ini. Jangan heran jika turis yang berselancar di Pantai Bangko Bangko kebanyakan adalah turis yang dibawa travel Bali. Pagi mereka datang, sore hari balik lagi ke Bali. Lombok Barat tidak dapat pemasukan. Ombak unik di Bangko Bangko menjadi daya tarik. Pantai ini sempat diusulkan menjadi tuan rumah pelaksanaan event surfing dunia yang seharusnya digelar tahun ini, namun batal. Berdasarkan hasil penilaian, ada banyak yang harus dibenahi, yang paling utama adalah infrastruktur, yakni akses masuk ke kawasan ini.

Baca Juga :  Berkat Budi Daya Rumput Laut, Mampu Biayai Anak Hingga Jadi Dokter

Kedua, yang paling mengemuka adalah sengketa lahan. Sekotong akan maju jika amburadulnya masalah lahan bisa diatasi. Ada banyak investor yang mundur hanya karena lahan masih disengketakan. Terbaru adalah lahan di Pengawisan Desa Sekotong Barat. Di sini, warga berhadap-hadapan dengan perusahaan. Masing-masing mengklaim sebagai pemilik sah lahan. Kondisi yang sama juga pernah terjadi Pantai Mekaki di Desa Pelangan. Hingga kini, Mekaki belum juga digarap investor karena masalah lahan yang belum kelar. “Satu lagi masalah tambang. Tambang emas ini merusak citra pariwisata. Pariwisata itu bisnis imej. Bisnis citra. Kalau diganggu sedikit saja oleh isu tambang dan kerusakan lingkungan, itu dampaknya besar sekali,” kata Hamdan, pelaku wisata Sekotong.

Tidak ada pariwisata yang tidak punya masalah. Konektivitas Senggigi-Bali yang menjadi terobosan Bupati H. Fauzan Khalid ini mendapat apresiasi para pelaku pariwisata. Seperti yang diungkapkan Abu Bakar Abdullah, pelaku wisata di Gili Gede. Ia mengapresiasi terobosan Pemkab Lobar ini. Sebagai jalur yang dilalui kapal cepat, Gili Gede harus bersolek. “Tentu kami yang di Gili Gede akan mempersiapkan diri. Sekotong akan semakin dikenal dunia,” ungkapnya.

Abu Bakar adalah anggota DPRD Lombok Barat Dapil Sekotong – Lembar. Sebagai anggota dewan, dia juga berjanji akan memberikan dukungan anggaran untuk pembenahan destinasi Sekotong. Aspirasi juga disampaikan ke DPR RI terutama untuk dukungan pembenahan infrastruktur. (Rasinah Abdul Igit – Lombok Barat)

Komentar Anda