Meningkat, Kasus HIV/AIDS di Mataram

HIV AIDS
HIV/AIDS : Empat orang staf KPA Mataram bekerja menanggulangi kasus HIV/AIDS di Mataram. (Fahmy/Radar Lombok)

MATARAM – Kasus HIV/AIDS di Kota Mataram meningkat sejak tahun 2001. Data yang dimiliki Komisi Perlindungan Aids (KPA) Mataram menyebutkan, data kumulatif penderita HIV dan AIDS di Mataram sejak tahun 2001 sebanyak 197 kasus untuk kasus HIV dan 180 kasus untuk AIDS.” Ini data bersifat kumulatif dari 2001 sampai 2016,” ungkap Ketua KPA Mataram dr. Margareta Chepas kepada Radar Lombok kemarin (1/12).

Dari jumlah di atas, jumlah kematian karena kasus HIV/AIDS 113 kematian. Memang ada penurunan misalnya dari data tiga tahun terakhir sejak 2013. Pada tahun 2013 ada 15 kasus untuk HIV dan 17 kasus untuk AIDS. Tahun 2014  ada 16 kasus untuk HIV dan 15 kasus untuk AIDS. Sedangka pada  tahun 2015 terjadi kenaikan 26 kasus untuk HIV dan 24 kasus untuk AIDS. Pada tahun 2016 terjadi penurunan lagi,16 kasus HIV dan 12 kasus AIDS.

Temuan kasus HIV/AIDS paling banyak ditemukan di Kecamatan Mataram dengan 101 kasus untuk HIV dan 69 kasus untuk AIDS. Nomor dua adalah Kecamatan Cakranegara dengan 36 kasus HIV dan 56 kasus AIDS. Setelah itu menyusul Kecamatan Ampenan (35 kasus HIV dan 32 kasus AIDS), Kecamatan Sekarbela (11 kasus HIV dan 9 kasus AIDS), Kecamatan Selaparang (10 kasus HIV dan 9 kasus AIDS), dan Kecamatan Sandubaya (4 kasus HIV dan 5 kasus AIDS).

Baca Juga :  Gawat, Kasus HIV/AIDS di NTB Meningkat Tajam

Dijelaskan Margaret, HIV/AIDS seperti penomena gunung es. Yang bisa tertangani hanya yang nampak di permukaan saja. Bisa saja kasusnya lebih banyak lagi. Untuk itu bersama dengan para relawan dan Puskesmas serta pemerintah kecamatan, KPA aktif menjangkau masyarakat.

Kalau ada yang ditemukan agar segera bisa diberikan pertolongan agar bisa bertahan hidup lebih lama dengan diberikan pelayanan dan pengobatan. Apalagi sekarang sudah ada obat ARV yang bisa diberikan kepada Orang Penderita HIV/AIDS (ODHA). Diharapkan ini mengurangi terjadinya kematian karena HIV/ AIDS.” Pelayanan obat ARV ini sudah bisa dijangkau di Puskesmas maupun rumah sakit,” katanya.

Tahun 2030 nanti pemerintah sudah memprogramkan Tiga Zero yakni Zero infeksi HIV, Zero Stigma dan Zero Kematian Kasus HIV/AIDS.

Melalui momentum hari AIDS 1 Desember, KPA berusaha bekerja untuk bisa menjangkau  sebanyak masyarakat yang  beresiko tinggi terpapar virus HIV/AIDS. Untuk bisa menjangkau hal itu, sudah disediakan akses layanan HIV/AIDS yang komprehensif dan berkesinambungan.” Di Puskesmas dan RSUD Kota kita sudah ada pelayanan. Ketika  sudah dinyatakan positif agar segera dirujuk ke RSUD Mataram,” sarannya.

Baca Juga :  Jumlah Penderita HIV/AIDS di Kota Mataram Membengkak

Dengan lebih cepat dideteksi, maka penderita akan segera mendapatkan obat. ARV bisa  menghambat virus yang menyerang menjadi lebih lunak,  sehingga virus ini tidak galak lagi.

Kuncinya kata Margaret ada dalam diri keluarga. Keluarga sebagai benteng utama untuk mencegah keluarga bisa terpapar virus yang mematikan ini. Dengan dekat dekat kepada keluarga, setia kepada pasangan, dan tidak mengkonsumsi Miras, maka dijamin hidup akan bebas dari penyakit ini.

Sementara itu Kepala Puskesmas Karang Taliwang I Made Pasek Sugiartha menyebutkan bahwa di Puskesmas yang ia pimpin ada program Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB). Dimana layanan ini memberikan pelayanan untuk menindak lanjuti penyakit yang menular dan  jenis penyakit yang menular, salah satunya penanggulangan terhadap penyebaran HIV/AIDS.”Kami sudah melayani pemberian obat untuk penderita HIV/AIDS,” tegasnya.

Tidak hanya melayani pengobatan juga memberikan pelayana konsultasi kepada masyarakat, kalau memang ada yang konsultasi dan ada yang terdeteksi segera diberikan pencegahan dengan pemberian obat ARV kepada penderita.(ami)

Komentar Anda