Mengenal Sumardi, Pedagang Cilok yang Naik Haji Tahun Ini

Mengenal Sumardi, Pedagang Cilok yang Naik Haji Tahun Ini
HAJI : Sumardi (47 tahun) warga Dusun Perampuan Desa Karang Bongkot (Perampuan Timur) Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) berhasil melunasi sisa BPIH-nya dari hasil jualan cilok dan es keliling. Kini pedang cilok ini tengah bersiap-siap berangkat haji bersama 643 jemaah lainnya di Lobar. (ZUL/RADARLOMBOK)

Sumardi (47 tahun) warga Dusun Perampuan Desa Desa Karang Bongkot (Perampuan Timur) Kecamatan Labuapi tahun ini berangkat memenuhi panggilan Allah ke tanah suci Makkah. Sumardi hanya seorang pedagang Cilok (bakso tusuk) keliling. Dari usaha kecilnya inilah ia menabung sedikit demi sedikut untuk biaya naik haji. Berikut kisahnya.


ZULKIFLI-GIRI MENANG


Ditemui di rumahnya kemarin, Sumardi dengan senyum khasnya bersedia diwawancarai. Rumahnya baru dicat. Ada tetaring untuk para peziarah yang datang. Para peziarah biasanya datang berkelompok, mendoakan agar haji tuan rumah mabrur. Pada saat yang sama, mereka juga meminta didoakan oleh tuan rumah saat berada di tanah haram nanti.” Tetapi sekarang belum kita mulai selakaran. Belum buka ziarahan,” ungkap laki-laki tiga anak ini.

Diungkapkannya, dia mulai menabung untuk mendapatkan nomor porsi haji di BRI Syariah pada 2009. Uang sekitar Rp 20 juta yang dipergunakan itu merupakan hasil dagang kerupuk, ditambah hasil jual sapi dan tambahan dari istri yang sehari-hari berjualan di pasar. Saat itu memang ada keinginan kuat untuk berhaji, sehingga apa yang ada untuk mendapatkan nomor porsi diikhtiarkan. Alhamdulillah didukung istri.

Setelah mendapatkan nomor porsi, dia tidak pernah lagi menabung, melainkan keuntungan jualan kerupuk ditabung di LKP BPR dekat rumahnya. Pada 2012 itu, sempat beralih menjual es keliling merek ‘Diamond’ ke Praya Lombok Tengah. Sehari itu ada untung setidaknya Rp 150 ribu. Hampir setiap hari dari keuntungan disisihkan. Terkadang Rp 100 ribu, Rp 50 ribu. “Dulu tidak terlalu banyak pesaing, banyak untungnya,” beber pria yang bersekolah hanya sampai kelas 4 SD ini.

Baca Juga :  Mengenal Musanif Pemuda Pelopor Pariwisata

Menjadi pedagang es keliling digelutinya hanya setahun dikarenakan pesaing sudah cukup banyak. Sampai akhirnya ia menjadi pedagang cilok pada 2013. Ketertarikannya berdagang cilok keliling menggunakan motor bututnya tersebut berawal dari cerita yang didapatkan dari pedagang cilok lain. “Saya diceritakan waktu itu, pagi dagang cilok, tetapi belum siang sudah dapat Rp 100 ribu, makanya saya tertarik,” jelasnya.

Dia pun hingga saat ini menjadi seorang pedagang cilok. Area jualan yakni di desa-desa yang ada di Kecamatan Labuapi dan Gerung. Tidak hanya pada waktu terik, malam hari pun dijajal untuk mencukupi tabungan hajinya. “Alhamdulillah, kalau ada rezeki saya tabung dulu di rumah, baru saya ke LKP. Kadang Rp 50 ribu sehari saya tabung. Sedikit, karena kita orang banyak di rumah,” bebernya.

Alhamdulillah lanjut dia, 2017 ini mendapatkan surat untuk melaksanakan Rukun Islam yang kelima. Adapun total Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) bagi jemaah Embarkasi Lombok Tahun 2017 sebesar Rp 38.239.100,-. Berhubung sudah dibayarkan sekitar Rp 20 juta, maka sisa Rp 18 juta lebih harus dibayarkan. “Ya Alhamdulillah masih ada uang di tabungan sekitar Rp 40 juta dari untung jual cilok, jual es dulu. Rp 20 juta saya ambil untuk melunasi, buat paspor dan lain-lain, Rp 20 juta untuk persiapan ini,” ujarnya.

Baca Juga :  Jamaah Haji Meninggal Dunia Dapat Dana Asuransi

Diungkapkan, beberapa minggu belakangan dia sudah tidak berdagang cilok keliling lagi, istirahat sementara waktu sebelum berangkat ke tanah suci. Selain juga untuk mempersiapkan diri dengan mengaji serta mengikuti berbagai kegiatan bimbingan teknis pelaksanaan ibadah haji dari Kantor Kementerian Agama Lobar. “Nanti kalau sudah pulang haji, ya lagi kita jualan cilok keliling, itu sumber mata pencarian soalnya,” ungkapnya bangga.

Dengan uang Rp 20 juta sisa tabungan jualan cilok dan es keliling, memang tidak cukup untuk mempersiapkan sebelum keberangkatan. Beruntung istri yang berjualan di pasar senantiasa membantu mencukupi. Kendatipun itu hanya sekadar kopi dan gula. “Alhamdulillah, istri saya mendukung untuk saya berangkat duluan,” ujar pria yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 4 Lobar ini.

Seperti diketahui, total 644 calon jemaah haji Lobar 2017 terbagi menjadi dua Kloter, Kloter 4 dan Kloter 10. Kloter 4 terdiri dari 450 jemaah ditambah 5 petugas haji. Kloter 4 masuk Asrama Haji Mataram pada 16 Agustus 2017 pada jam 08.00 WITA. Kemudian berangkat pada 17 Agustus 2017 pada jam 08.15 WITA. Perkiraan sampai Jeddah adalah 17 Agustus 2017 pada jam 15.40 Waktu Arab Saudi (WAS). Selanjutnya untuk Kloter 10 masuk Asrama Haji Mataram pada 24 Agustus 2017, berangkat pada 25 Agustus 2017 jam 19.55 WITA. Perkiraan sampai Jeddah sesuai info resmi Garuda adalah 26 Agustus 2017 jam 03.20 WAS. (*)

Komentar Anda