
Tidak banyak petinju profesional asal NTB yang bisa berkiprah bahkan mengukir prestasi di tingkat nasional bahkan internasional. Dari sedikit itulah, nama Sahlan Coral sempat mengharumkan nama NTB.
 ABDI ZAELANI – MATARAM
Nama Sahlan memang tidak sepopuler petinju Indonesia yang sudah mengukir prestasi dengan meraih juara dunia. Namun di tengah minimnya atlet-atlet tinju profesional NTB, Sahlan sudah mampu berkiprah di tingkat nasional.Â
Sahlan lahir dari keluarga yang tidak ada kaitannya dengan olahraga ini. Saat masih kecil, pemuda kelahiran tanggal 12 Desember 1988 di Dusun Peseng, Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat begitu kagum saat menonton laga Mike Tyson salah satu legenda tinju dunia. Ternyata ia begitu mengagumi Mike Tyson. Setiap kali ada laga Mike Tyson, Sahlan selalu menonton siaran tinjunya melalui televisi.
Kekaguman Sahlan terhadap sosok Mike Tyson ini dilihat sang ayah H Mahmud Gazali kala itu. Sosok ayahnya itulah yang mendorong dan memotivasi Sahlan untuk menekuni tinju.
‘’ Saya kagum sama petinju Mike Tyson. Nah setelah habis menonton langsung saya dibawa ke kamar kosong oleh bapak dan digantungkan karung yang berisi pasir untuk dijadikan tempat latihan sampai ibu marah-marah kala itu,’’ kenangnya kepada Radar Lombok belum lama ini.
Sang ayah kata Sahlan, bahkan punya firasat kelak Sahlan akan menjadi petinju handal.
Kenangan itu menjadi kenyataan saat Sahlan merantau mencari rezeki ke Bali tahun 2007 lalu. Di Bali, dia melakoni pekerjaan serabutan. ‘’ Pekerjaan saya  serabutan mulai dari buruh pasir, naikin batu, proyek dan nurunin batu coral saat itu,’’ akunya. Semua pekerjaan itu ia tekuni,sampai suatu hari ia bertemu dengan salah satu temannya seorang sopir taksi. Melihat tubuh Sahlan yang kekar dan berotot, temannya itu menawari Sahlan latihan tinju. ‘’ Sebenarnya ada teman yang menawarkan untuk menekuni tinju. Mendengar tawaran tersebut saya langsung menerima tawaran tersebut,’’ ucapnya.
Sahlan ditempa di sasana Mirah Boxing Camp milik Zainal Tayeb. Nama Zainal Tayeb sendiri tidak asing di dunia tinju Indonesia. Dia kerap menjadi promotor petinju Indonesia di laga internasional.‘’ Saya pertama kali bertanding tahun 2008 Desember dan alhamdulillah hasilnya memuaskan berhasil menang,”kenangnya.
Beberapa kali Sahlan melakoni laga perbaikan peringkat di kelas Walter 66,6 kg. Sebagian besar laga yang dilakoni itu dimenangkannya. Hingga dia mendapat kesempatan merebut sabuk emas tinju Indonesia tahun 2010. Sahlan pun membuktikan dirinya dengan keluar sebagai pemenang.
Sahlan pun dikirim berlatih di Harry’s Gym dibawah asuhan Craig Christian. Sahlan berlatih bersama Chris John dan sejumlah petinju dunia lainnya. Kesempatan berlatih di sasana kelas dunia, dimanfaatkan betul Sahlan untuk menimba ilmu semaksimal mungkin. Latihan dengan rutin dilakukan. ” Saya menjadi juara Indonesia di tahun 2010 dengan keberhasilan tersebut saya langsung dikirim latihan ke Austaralia untuk latihan bareng Daud Jordan, Chris John dan juara-jura dunia lainnya,’’ akunya.
Di Australia Sahlan ditempa selama 3 bulan. Sebagai juara nasional, Sahlan punya kesempatan berlaga di level internasional. Kesempatan itu datang tahun 2013 lalu. Dia bertanding menghadapi petinju asal Scotlandia, Mike Ride pada kejuaraan perbaikan peringkat. Laga yang berlangsung enam ronda dimenangkan Sahlan. ‘’ Alhamdulillah selama saya mengikuti laga internasional berhasil memperoleh hasil yang maksimal untuk merah putih,’’ jelasnya.
Kini, Sahlan masih aktif bertinju. Dia masih tergabung di Mirah Boxing Camp. Namun intensitas bertinjunya tidak seperti dulu. Hal ini tidak terlepas dari kondisi dunia tinju Indonesia saat ini. Kompetisi tinju mulai jarang.‘’Di Indonesia pertandingan sangat jarang diadakan tidak seperti tahun 2000-an banyak kita tonton pertandingan saat itu. Wajar jika perkembangan tinju agar terlambat,’’ paparnya.
Sahlan berharap kedepan tinju semakin bergairah tentunya jika kompetisi tetap berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya. Dia juga berharap akan lahir petinju-petinju muda NTB yang bisa mengukir prestasi di level nasional dan internasional bahkan bisa juara dunia. (*)