MENGENAL ROI LASMANA, ANGGOTA LEGISLATIF TERMUDA DPRD NTB

Roi Lasmana (IST FOR RADAR LOMBOK)

Terjun ke dunia politik, tentu bukan perkara mudah bagi setiap individu. Selain harus kuat mental, para politisi juga harus kuat secara finansial. Hal ini yang mungkin dirasakan Roi Lasmana, salah satu Anggota Legislatif termuda di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB. Seperti apa sosoknya?

MEMILIH terjun ke gelanggang politik, tentu saja harus memiliki tekad yang kuat, konsisten dalam berjuang, dan memahami kondisi yang dialami masyarakat yang diwakili. Bagaimana tidak, persoalan yang didera masyarakat tentu sangat kompleks. Sehingga hal ini wajib dipahami oleh politisi yang berniat membawa aspirasi masyarakat.

Persoalan yang harus saya perjuangkan. Ini yang membuat tekad saya bulat untuk terjun ke gelanggang politik,” ujar Roi Lasmana, kepada Radar Lombok, Kamis (13/4).

Lahir pada 31 Desember 1990, membuat Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini adalah anggota Legislatif termuda di DPRD NTB. Dengan usia yang relatif cukup muda tersebut, maka tidak heran jika pengalamannya di dunia politik masih perlu diasahnya.

Namun kendati belum pengalaman, jejaringnya untuk mengamankan kursi tidak bisa diragukan lagi. Terbukti dari perjuangannya saat pertama kali terjun ke dunia politik. Pemuda asli kelahiran Desa Moyot, Kecamatan Sakra, Lotim ini mampu bersaing dengan sejumlah politisi senior di Daerah Pemilihan (Dapil) IV, atau yang biasa dikenal dengan Dapil Selatan Lombok Timur yang meliputi Kecamatan Keruak, Kecamatan Sakra, Kecamatan Terara, Kecamatan Sikur, Kecamatan Montong Gading, Kecamatan Sakra Timur, Kecamatan Sakra Barat, dan Kecamatan Jerowaru.

Baca Juga :  MENGENAL SUCI SULISTIANI, DUTA PEMUDA INDONESIA 2023

“Sebagai pendatang baru, rupanya saya belum bisa melampaui suara senior. Tapi di Partai PKB, saya memiliki suara terbanyak ke dua setelah almarhum Makmun pada Pileg 2019 lalu,” tuturnya.

Perjuangan politisi pendatang baru ini sangat berat kala itu. Pasalnya, selain harus menumbangkan politisi pesaing dari partai lain, ia juga harus berjibaku mengamankan suara terbanyak di internal partai. Benar saja, bertarung dengan politisi senior di Dapil Selatan sangat berat. Kendati begitu, ia berhasil mengamankan 5.700-an suara.

Pengalaman ini disebutnya cukup membanggakan bagi seorang politisi pendatang baru. Meski pada kenyataannya, ia tidak bisa melanggeng mengamankan kursi. Namun modal suara itu disebutnya cukup potensial pada Pileg selanjutnya.

Gagal melanggeng rebut kursi Udayana, tidak lantas membuatnya surut untuk tetap berjuang. Seiring berjalannya waktu, karir politiknya sempat meredup, lantaran tidak mendapat jabatan apapun.

Namun berkat kegigihannya, ia diberikan kesempatan menikmati tampuk kursi DPRD NTB melalui Pergantian Antar Waktu (PAW), setelah seniornya di Partai PKB, H Makmun meninggal dunia usai menjabat sekitar 3 tahunan. “Karena saya memiliki suara terbanyak kedua. Akhirnya Partai memberi kepercayaan saya untuk menggantikan almarhum. Dan Insha Allah kami akan lanjutkan ikhtiar almarhum,” tekatnya.

Baca Juga :  CERITA BAIQ AYU DARMA NING TYAS MENGAJAR ANAK-ANAK DI PELOSOK

Kendati duduk melanggeng lewat hasil PAW, ia tetap berupaya profesional dan mampu memberikan yang terbaik buat konstituennya. Sejumlah program Pokok Pikiran (Pokir) rakyat mulai berjalan. Kemudian resapan aspirasi masyarakat di wilayah Dapilnya juga terus di respon dengan baik.

Berbekal pengalaman selama satu tahun lebih duduk di kursi Komisi III DPRD NTB, Roi lantas bertekad kembali mencalonkan diri pada Pileg 2024 nanti. Selain jejaring dengan sejumlah perkumpulan anak muda yang dijadikan lumbung suaranya. Ia juga memiliki suara cukup fanatik dari jamaah Pondok Pesantren (Ponpes) Yayasan Darussalam Al Qubro (Yadaro) yang di pimpin saudaranya. “Ya, sudah saya putuskan kembali bertarung di Pileg 2024 nanti,” ujarnya.

Diakuinya, sementara ini dirinya masih terus belajar dalam hal menjadi politisi yang bermanfaat buat konstituennya. Sesuai dengan tekatnya saat pertama kali mencalonkan diri, ia dengan maksimal berjuang dan bertekad mengabdikan diri buat masyarakat selatan yang menjadi konstituennya.

“Tekad saya ingin bermanfaat buat masyarakat selatan (Lombok). Bahkan masyarakat secara umumnya lewat politik,” pungkasnya. (NASRI BOEDJANA – MATARAM)

Komentar Anda