Mengenal Risa Sumaniarti, Vokalis Risa D.U.A Band

lombok
IDOLA BARU : Risa Sumaniarti bersama personel D.U.A Band saat manggung di sebuah acara. Setiap kali manggung, selalu dipadati warga yang datang menonton. (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

Lagu-lagu D.U.A Band  tengah digandrungi. Meskipun lirik lagu-lagu yang dibawakan mayoritas bahasa Sasak, namun diminati juga oleh pecinta musik dari luar Lombok.

 


AZWAR ZAMHURI – LOTIM


 

 

Warga  memadati lokasi sebuah acara salah seorang anggota DPRD NTB yang akan menghadirkan Risa D.U.A Band, Minggu malam (25/12) di Desa Moyot Kecamatan Sakra Lombok Timur. Padahal, waktu baru menunjukkan pukul 19.30 WITA. Lagu-lagu Sasak modern yang dibawakan Risa D.U.A  menjadi daya tariknya di masyarakat.

Sambutan dan tepuk tangan begitu meriah, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Risa D.U.A Band, memang sedang menapaki ketenarannya.  Banyak anak-anak muda  telah menghafal lagu-lagu Band Indie Lombok Timur ini.

Pencapaian Risa D.U.A Band saat ini tidak lepas dari sosok sang vokalis, Risa Sumaniarti. Suara  Risa begitu akrab di telinga masyarakat Lombok belakangan ini.  "Ayah saya seorang penjahit, ibu saya juga begitu," ungkap Risa kepada Radar Lombok di studio Ichan Indie Home di desa Kabar, usai manggung di desa Moyot, Minggu malam (25/12).

Sejak kecil, Risa sudah  mulai menyanyi. Bakat menyanyi ini diwariskan sang ibu. "Ayahnya saya memang bukan penyanyi, beliau hanya penjahit. Sedangkan ibu sekedar penyanyi kasidah, mungkin dari situ suara saya yang katanya lumayan bagus," ujar gadis yang kini baru duduk kelas XI di SMA Negeri 1 Selong ini.

Pencapaiannya kini tidak datang begitu saja tetapi kerja keras dan kegigihannya bertahun-tahun  totalitas dalam dunia nyanyi. Mengenang kariernya di belantika musik Indie Lombok, Risa ternyata meraih kesuksesan saat ini dengan penuh perjuangan. Mulai dari penolakan dari orangtua, ejekan teman dan lain sebagainya. "Dulu waktu saya kecil, Bapak selalu marah saat saya nyanyi. Radio di lempar dan saya juga dilempar pakai bantal agar gak lagi menyanyi," tutur gadis kelahiran Pancor, 23 September 1999 ini.

Itu kejadian sebelum ia masuk Madrasah Islam (MI) 3 Pancor. Hingga pernah suatu ketika, ada perlombaan menyanyi di kampungnya. Risa terus merengek menangis agar diikutkan sebagai peserta, namun orangtuanya tak pernah setuju.

Melihat Risa terus merengek, tak tahan ibunya memberikan restu. "Akhirnya saya ikut lomba nyanyi, saya masih kecil dan belum sekolah waktu itu. Ternyata saya bisa dapat juara, itu sudah awalnya bapak saya tidak marah lagi kalau saya nyanyi di rumah," ceritanya.

sejak duduk di bangku MI, Risa mengikuti lomba-lomba menyanyi. Berbagai penghargaan telah diraih, itu pula yang membuatnya mulai mendapat undangan menyanyi di acara-acara resepsi pernikahan saat kelas 6 MI.

Menjadi penyanyi di resepsi pernikahan terus dilanjutkan Risa ketika masuk ke MTs Model Selong. Mengingat, ia bisa melanjutkan pendidikan di MTs favorit Lombok Timur itu juga karena ditarik oleh kepala MTs-nya berkat bakat yang dimiliki. "Kalau ikut lomba nyanyi, ada sekitar 31 piala yang sudah saya dapatkan menjadi juara satu. Makanya sekarang saya di SMA 1 Selong juga karena ditarik oleh kepala sekolahnya agar saya bisa teruskan bakat yang saya miliki," ungkap.

Saat kelas III MI, sebenarnya Risa pernah ikut rekaman membawakan lagu Cilokak. Namun tidak booming dan jarang diketahui banyak orang. Akhirnya ia tidak meneruskan kariernya di Cilokak. Namun terus bernyanyi dari panggung ke panggung resepsi pernikahan orang.

Pertemuannya dengan pimpinan D.U.A Band, M Ichsan Najmul berawal dari seringnya Risa menyanyi di acara resepsi pernikahan. Kemudian awal nasib baik tatkala ada sebuah lomba menyanyi di Lombok Timur, Risa menjadi peserta dan salah satu jurinya M Ichsan yang akrab disapa Ichan.

Di lomba tahun 2013 tersebut, Risa berhasil menjadi  terbaik. Ichan kemudian menyuruh Risa yang masih SMP untuk datang ke studionya. “Hari itu juga saya langsung ke studio membawa hadiah yang saya dapat, saat itu pertama rekaman lagi untuk lagu pop Sasak,” ingatnya.

Beberapa lagu yang direkam pada tahun 2013 diantaranya Mauk Cerite, Jauk Ate Sede, Kadjuman dan lain sebagainya. Namun sayangnya, lagu tersebut kurang mendapat apresiasi dari masyarakat. Begitu juga dengan lagu-lagu lainnya yang sudah didukung dengan video klip dan disebarkan melalui Youtube, belum berhasil juga.

Waktu terus berlalu, Risa terus sekolah dan berlatih menyanyi dibawah bimbingan Ichan. Hingga akhirnya, pada tahun 2016 ini, seminggu setelah lebaran dirilis sebuah lagu dengan tiga bahasa berjudul Ndekne Tetu. Lagu dengan tiga bahasa tersebut tak disangka melejit luar biasa. Dalam seminggu saja sudah mendapat viewer Youtube mencapai 700 ribu. “Setelah ada lagu itu dan disenangi masyarakat, lagu-lagu lainnya juga jadi tenar. Alhamdulillah makanya, sekarang malah sangat padat undangan nyanyi dari masyarakat,” ujar Risa.

Di bawah asuhan Ichan, personil D.U.A lainnya yang sekaligus mentornya, Risa semakin totalitas. Ia juga tidak menggunakan media sosial seperti facebook, twitter, instagram dan lain sebagainya. “Ini demi karier dan totalitas saya, meski dibatasi tapi saya nikmati,” katanya.

Tahun 2017, direncanakan D.U.A Band akan melakukan konser besar-besaran di 50 lokasi se-NTB. Risa optimis mendapat respon  dari masyarakat, mengingat 9 lagu yang telah dirilis sangat booming di masyarakat.

Di tengah kesibukannya, Risa masih saja ramah dan tidak berubah. Ayahnya yang seorang penjahit, kini selalu setia menemani Risa manggung dimanapun. “Ayah dan Bang Ichan selalu ingatkan, sesibuk apapun saya di dunia musik, pendidikan harus tetap utamakan. Makanya saya manggung biasanya di hari libur, karena setelah lulus SMA saya ingin lanjutkan kuliah. Dan alhamdulillah, sejak saya MI selalu dapat juara kalau di kelas. Jadi semuanya harus seimbang,” tutup Risa yang kini selalu diajak oleh selfie oleh keluarga dan teman sekolahnya.

Kini Risa telah menjsdi idola,  Rabu kemarin (28/12), album pertamanya bersama D.U.A Band akan mulai dipasarkan. Undangan yang saat ini bejibun. Bukan hanya dari pulau Lombok tapi juga pulau Sumbawa. Bahkan, dari luar daerah hingga mancanegara seperti India dan Australia sudah menawarkan untuk rekaman.(*)