Usaha itu dilakoninya sambil menyelesaikan kuliah. Awalnya, ia sempat keteteran menjalani keduanya. Terbukti dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang sempat turun. Lambat laun ia bisa mengatasi persoalan itu.
‘’Sebenarnya mengganggu, cuma dijalani saja. semenjak ditangani sama pegawai. Semuanya bisa terurus,’’ terang wanita 21 tahun ini.
Setiap usaha, kata dia, pasti menemui kendala. Tapi ia bersyukur kendala yang dihadapi tidak sampai mengganggu usahanya. Ia juga mengaku banyak berkorban agar usahanya maju. Terutama menyangkut studinya.
‘’Stok barang dan kejujuran karyawan tentunya. Pasti ada yang dikorbankan, misal IPK sudah turun,’’ katanya.
Kedepan, ia masih memiliki beberapa harapan. Antara lain, ingin memiliki toko sekaligus barangnya diproduksi sendiri. ‘’Inginnya punya khusus grosir. Nanti di belakangnya adalah gudang dan tempat produksi barang saya sendiri,’’ katanya. (Bersambung)