MUNAKIP salah satu andalan NTB untuk meraih medali di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat, Septeber mendatang. Dia tecatat sebagai atlet tarung derajat.
ABDI ZAELANI- MATARAM
Perjalanan hidup Munakip penuh lika-liku. Pahit getir kehidupan sudah dirasakannya. Bagaimana tidak setiap hari, Munakip harus menarik cidomo. Berkat perjuangan dan kerja kerasnya, kini dia menjadi tumpuan NTB untuk meraih medali di PON Jawa Barat, September mendatang.
Munakip salah satu atlet yang lahir dari keluarga pas-pasan, hidupnya tidak seberuntung teman-temannya kala itu. Pria kelahiran Praya 16 Januari 1986 buah hati pasangan Jawahir dan Huryati ini rela banting tulang membantu keluarga mencari nafkah. ‘’ Saya jadi kusir cidomo dari sekolah Tsanawiyah dari kelas 1 sampai kuliah semester 4 DII PGSD,'' ceritanya kepada Radar Lombok belum lama ini.
Sebelum berangkat sekolah, Munakip mencari rumput untuk kuda yang dipeliharanya. Baru setelah siang atau sepulang sekolah, dia narik cidomo. Aktivitas ini dilakoninya sampai dia kuliah. Sebelum berangkat kuliah, Munakip lebih dulu narik cidomonya. ’’Paginya kita mencari rumput, kemudian kalau siang kita narik cidomo,’’ ucapnya.
Aktivitas yang dilakoni ini bukan tanpa tantangan. Dia kerap dicemooh teman-temannya sekampungnya. Namun dia tidak pernah minder. Dia justru semakin termotivasi membantu orangtuanya. ’’ Untuk membantu orang tua apapun kita lakukan,’’ ucapnya.
Di sela-sela belajar dan bekerja itu, Munakip berlatih tarung derajat. Saat duduk di bangku SMA tahun 2001, dia tertarik ikut latihan. ''Saya tertarik karena tarung derajat praktis dan tidak otot saja dilatih, namun otak maupun nurani juga dilatih, makanya saya tertarik. Waktu duduk di bangku sekolah karena banyak teman yang ngejek maklum saya kecil dan tidak berani melawan,’’ ungkapnya.
Tahun 2007, Munakip ikut serta kejuaraan daerah (Kejurda). Dia berhasil meraih perunggu. Prestasinya terus meningkat. Di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), Munakip meraih emas. Atas prestasinya itu, KONI meliriknya untuk mewakili NTB pada PON 2012 lalu. Namun saat itu dia belum berhasil meraih medali emas. Dia hanya meraih perunggu.
Munakip sendiri terus termotivasi bisa meraih emas. Dia ingin berprestasi lebih tinggi lagi. Saat mengikuti Pra PON yang berlangsung di Kabupaten Soreang, Jawa Barat tanggal 20-25 Oktober 2015, menagntarkan lolos ke PON. Munakip langsung memasang target meraih emas.
Bagi Munakip, dukungan orangtuanya sangat besar dalam menekuni olahraga bela diri ini. Orangtuanya selalu memberikannya motivasi agar terus berjuang dan tidak mudah patah semangat. Karena itu, dia berjanji kelak jika meraih emas di PON maka hadianya akan diperuntukkan bagi orangtuanya. Dia ingin sekali memberangkatkan orangtuanya menunaikan ibadah haji. ’’ Saya pengen agar ibu dna bapak naik haji jika saya raih medali emas di PON nanti,’’ ujarnya.(*)