Mengenal Muhammad Zohrul Himam, Calon Sarjana Pencipta Pengaman Antimaling

Terinspirasi Setelah Ayah Jadi Korban Curanmor

Pencipta Pengaman Antimaling
TTG : Inilah alat TTG yang diciptakan Muh Zohrul Himam untuk keamanan rumah dan motor. (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

Keamanan merupakan kebutuhan vital bagi manusia. Termasuk keamanan untuk rumah dan kendaraan. Alat itulah yang berhasil diciptakan seorang mahasiswa tingkat akhir Universitas Mataram asal Lombok Timur.


AZWAR ZAMHURI – LOMBOK TIMUR


NAMA Muhammad Zohrul Himam masih asing di telinga masyarakat NTB. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro itu, sehari-hari juga masih berjibaku dengan skripsi, sebuah tugas akhir dari kampus untuk mendapatkan gelar sarjana. Itulah yang membuat Imam, panggilan akrabnya, saat ini memilih berdiam diri mengerjakan skripsi di kampung halamannya. Di sanalah, di Dusun Lepok Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat, Imam berhasil menciptakan alat keamanan rumah dan sepeda motor yang sangat menarik.

Meski belum mendapatkan gelar sarjana, anak kebanggaan dari pasangan H Muhsin dan Hj Saimin ini telah mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya di kampus. Atas dasar ketekunan, berbagai rintangan dan kegagalan dihadapinya. Alhasil, terciptalah dua alat canggih yang sangat dibutuhkan masyarakat. Sebuah alat yang dipastikan bisa membuat aman isi rumah dan motor juga tidak perlu dikhawatirkan hilang. “Alat keamanan rumah yang dari pabrikan hanya bisa membunyikan alarm saja, tapi alat yang saya buat ini dapat otomatis nelepon ke pemilik rumah. Kalau alat keamanan yang di sepeda motor itu, di samping dapat mencegah pencurian juga dapat mencari posisi sepeda motor apabila terlanjur hilang,” tutur Imam kepada Radar Lombok, Senin kemarin (19/3).

Menciptakan sebuah alat baru, tentu saja tidak akan istimewa apabila kualitas dan kecanggihannya sama dengan yang banyak diproduksi perusahaan. “Memang ada ala GPS traker yang sudah dipasarkan pabrik, tapi tidak bisa untuk mengontrol sepeda motor lewat jarak jauh. Kalau yang saya kembangkan ini bisa, insya Allah akan sangat bermanfaat bagi masyarakat,” kata anak muda yang hobi membaca buku religi ini.

Imam mengerjakan sendiri alat tersebut. Tentu saja, tidak mungkin ia mengandalkan Ali Musirri maupun Ali Hasbi selaku kakaknya. “Saya berusaha mengembangkan sendiri, merakitnya juga sendiri. Dan gak butuh waktu lama kok kalau sekadar untuk merakitnya, paling sehari selesai,” ucap alumnus SDN 3 Rensing, MTs dan MA Muallimin NW Pancor ini.

Baca Juga :  Inginkan Petani NTB Seperti di Selandia Baru

Masih terngiang dalam ingatannya, alat pertama untuk keamanan rumah antimaling tidak begitu saja ditemukan. Ide itu berawal dari maraknya berita tentang aksi pencurian yang terjadi ketika pemilik rumah kosong. Apalagi tradisi di Lombok, banyak orang yang meninggalkan rumahnya untuk bersilaturrahmi dengan keluarga pada momen-momen hari besar Islam (HBI). “Kan seperti kalau Idul Fitri atau Idul Adha, sering kita tinggalkan rumah. Dan sering juga terjadi pencurian, makanya saya  berinisiatif untuk mencoba sistem keamanan rumah yang dapat mendeteksi orang yang masuk kedalam rumah,” jelasnya.

Namun, alat yang harus diciptakan itu tentu saja harus lebih canggih. Itulah yang membuat dirinya menggunakan sensor passive infrared. “Keunggulan dari alat ini kalau ada yang masuk ke dalam rumah lalu dideteksi oleh alat ini, maka akan secara otomatis membunyikan alarm. Dan menelepon ke pemilik rumah bahwa ada seseorang yang mencurigakan sedang masuk ke dalam rumah,” papar Imam.

Meski lokasi pemilik rumah cukup jauh, namun akan tetap bisa mengetahui situasi dan kondisi di dalam rumahnya. Apalagi ada orang yang masuk pada saat pemilik rumah tidak berada di tempat. “Dengan begitu pemilik rumah dapat mengetahui keadaan rumahnya walaupun sedang berada di luar kota,” imbuhnya.

Alat kedua yang diciptakan yaitu keamanan untuk sepeda motor. Alat ini tidak kalah canggihnya dengan yang pertama. Bahkan benar-benar sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat ini, karena menggunakan RFID dan GPS berbasis SMS. Diceritakan Imam, saat ini aksi pencurian motor (curanmor) marak terjadi di mana-mana. Bahkan, ayah kandungnya sendiri H Muhsin pernah menjadi korban. Imam tidak ingin hal serupa terjadi kembali pada keluarganya.

Baca Juga :  Menengok Komunitas Sepeda Ontel atau Tua di NTB

Ilmu yang didapatkan dari cucuran keringat orang tua digunakan untuk menjawab musibah tersebut. “Saat ayah saya jadi korban, saya berpikir bagaimana cara mencegah aksi pencurian sepeda motor dan bagaimana cara mencarinya. Sehingga saya berinisiatif untuk membuat alat agar bisa mencegah pencurian,” ceritanya.

Berbekal ilmu yang dimiliki, Imam kemudian menggunakan teknologi Rfid. Sebuah teknologi yang sudah diterapkan pada pintu kamar hotel dan pintu masuk Gelora Bung Karno (GBK). Namun selama ini tidak pernah digunakan untuk kemanan sepeda motor. Tekhnologi Rfid menggunakan kartu untuk mengghidupkan sepeda motor. Tidak jauh berbeda ketika seseorang akan masuk ke kamar hotel. “Jadi kalau misalkan mau menghidupkan motor, harus menggunakan kartu tersebut. Sistem keamanan motor ini juga bisa dikontrol lewat SMS untuk mematikan motor apabila terlanjur dicuri, dan kelebihannya tentu dapat mencari posisi motor lewat teknolgi GPS yang ada di situ,” terangnya.

Kedua alat tersebut bukan sekadar teori ala mahasiswa di kampus. Namun, Imam telah membuktikan di rumahnya sendiri. Termasuk juga untuk motor yang digunakannya. “Alat ini sudah bisa digunakan, saya sudah pakai kok,” ujarnya.

Kepada masyarakat yang ingin mencobanya, bisa memesan langsung. Mengingat, hingga saat ini Imam belum bisa membuat stok banyak karena terkendala biaya. Untuk kualitas, tidak perlu dipertanyakan lagi. Kedua alat tersebut, bahkan akan mengikuti lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat kabupaten yang akan dilaksanakan hari ini, Selasa (20/3). Sebelumnya, telah diperaktekkan dan diuji coba pada beberapa hari lalu di Kantor Desa Rensing Bat. “Kalau buat banyak kan butuh modal banyak, yang penting masyarakat kenal dulu alat ini. Kalau sudah kenal, kan bisa mesan dan saya buatkan,” tutup Imam bahagia. (ZWR)

Komentar Anda