Lahir di daerah rawan bencana, menjadi motivasi Muhammad Rizki Fauzi untuk berkarya. Buktinya, dia mampu merancang sebuah alat komunikasi radio yang disebut Voice Over Internet Protocol (VOIP) untuk mempermudah komunikasi masyarakat kala bencana datang.
NASRI BOEDJANA – MATARAM
Usia Muhammad Rizki Fauzi masih muda. Di usianya itu, dia sudah mampu menciptakan sebuah alat yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh orang banyak. Terutama di daerah rawan bencana, termasuk di tanah kelahirannya yakni di Desa Dorondula Gunung Dua, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, NTB.
Di kampungnya itu bencana kerap melanda. Atas dasar itu, dia kemudian mulai berpikir membuat sebuah terobosan yang minimal bisa menyelamatkan nyawa masyarakat. “Daerah kelahiran saya ini terbilang wilayah rawan bencana, makanya saya pun harus bisa berbuat kepada masyarakat,” katanya Kamis kemarin (8/2).
Bencana kata Rizki, bisa datang kapan saja. Terlebih belakangan ini siklus perubahan cuaca secara global termasuk di NTB cukup ekstrim. Bahkan dari tahun ketahun perubahannya sangat tinggi, sementara sistem komunikasinya belum terbangun dengan terpadu terutama dalam hal komunikasi jarak jauh.
Melihat problem itu, mahasiswa semester akhir Fakultas Teknik Jurusan Elektro dengan bidang keahlian Elektronika Digital di Universitas Mataram (Unram) tersebut, berinisiatif merancang sebuah aplikasi komunikasi radio yang terintegrasi dengan voice over internet protocol (VOIP). Bermodalkan ilmu tentang elektronika digital, dia pun memulainya merancang alat ini. “Jadi dengan alat yang saya buat ini, nantinya bisa digunakan untuk komunikasi jarak dekat dan komunikasi jarak jauh,” bebernya.
Dijelaskan, pada radio band VHF dan UHF sudah terintegrasi dengan sistem komunikasi VOIP dengan menggunakan komputer mini Raspberry Pi dengan sistem LINUX. Dengan alat yang dirancangnya, maka komunikasi pada radio bisa didengarkan pada smartphone android mobile device dan sebaliknya antara smartphone ke radio. “Cukup menggunakan aplikasi VOIP. Dimana aplikasi VOIP yang saya rancang sudah dibuat untuk sistem komunikasi gabungan antar lembaga terkait. Bahkan untuk sistem radio yang saya rancang itu sudah menggunakan sistem repeater,” lanjutnya.
Putra pasangan Chairil danSyuhada itu mengaku sistem frekuensi radio karyanya akan mempermudah komunikasi masyarakat. Saat sinyal handphone hilang, maka masyarakat cukup menggunakan frekuensi radio yang terhubung ke seluruh Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). ” Dengan demikian, ketika ada persoalan atau bahkan bencana yang kemungkinan mengganggu sinyal HP, maka nantinya cukup dengan aplikasi itu, masyarakat sudah terhubung ke seluruh pihak pihak terkait yang menggunakan aplikasi VOIP, ORARI dan HT,” jelasnya.
Saat ini kata Rizki, pihaknya terus menyempurnakan hasilm penelitiannya ini. Kelak, dia berharap pemerintah mau mengaplikasikannya untuk sistem komunikasi masalah kebencanaan di seluruh Indonesia. “Saya harap ada pihak- pihak terkait yang memperhatikan rancangan saya ini, agar segala kekurangannya bisa dijadikan sempurna. Dengan begitu bisa dimanfaatkan dan bermanfaat secara sempurna terhadap masyarakat nantinya,” tutupnya. (*)