Mengenal M. Zaki Pahrul Hadi, Entrepreneurship Pendidikan

M. Zaki Pahrul Hadi
ENTREPRENEURSHIP: M Zaki Pahrul Hadi fokus pada entrpreneurship kependidikan dengan mendirikan lembaga kursus bahasa asing. (Ahmad Yani/Radar Lombok)

Berangkat dari keperihatinan ada lulusan Strata Dua (S2) menganggur, M Zaki Pahrul   pun mendirikan lembaga Pendidikan  English Training (ETRA). Lalu seperti apa sosok M Zaki Pahrul tersebut ?


Ahmad Yani — Mataram


Penampilannya selalu rapi dan pembawaannya tenang. Itulah ciri khas M Zaki Pahrul, pemuda berusia 27 tahun tersebut. Dengan modal nekat, keuletan, ketekunan, kerja dan pantang merah, Ia mendirikan Lembaga Pendidikan ETRA.

Zaki – panggilan akrab dikenal selama ini sebagai anak muda yang fokus  kepada entrepreneurship kependidikan.  Sudah hampir 5 tahun Ia bergelut dalam dunia tersebut. Pilihannya itu berbeda dengan banyak anak muda  bergerak di kewirausahaan di bidang jual beli.

Ia menuturkan, bahwa lembaga Pendidikan ETRA  didirikan tersebut dilatar belakangi ada keprihatinan banyak lulusan Magister (S2) tidak memiliki pekerjaan atau menganggur. Terutama berasal dari program Bahasa Inggris. Di sisi lain, ia melihat ada potensi besar di Kota Mataram untuk mendirikan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas dalam berbahasa  Inggris.

[postingan number=5 tag=”boks”]

Ia mengatakan, lembaga kependidikan yang didirikan tersebut lebih fokus memberikan pelatihan dan peningkatan kualitas dan kapasitas berbahasa Inggris para peserta didik tersebut.  Juga bagaimana mempersiapkan peserta didik menggadapi test Toefl, yang biasa dipergunakan untuk mempersiapkan diri memperoleh beasiswa baik dalam maupun luar negeri. ” Lembaga kursus kita ini fokus pada peningkatan kapasitas berbahasa Inggris bagi peserta didik,” kata pria kelahiran Pringgajurang Lombok Timur tersebut.

Saat ini di Kota Mataram khususnya sudah menjamur lembaga kependidikan berupa kursus bahasa asing terutama Bahasa Inggris. Namun, ia menilai, lembaga kursus tersebut banyak belum memenuhi standar lembaga kependidikan. Misalnya, sudah memiliki badan hukum. Di lembaga kependidikannya, selain berbadan hukum,  ia pun melakukan berbagai terobosan dan inovasi. Misalnya, ada program kursus subdisi yang berbeda dengan program umumnya. ” Ini acap kali banyak diabaikan lembaga kependidikan yang ada,” ucap Zaki yang juga dosen di STIBA Mataram tersebut.

Pendirian Lembaga Pendidikan ETRA tersebut diakui Zaki, tidak terlepas dari modal nekat dirinya kala itu. Dengan pengalaman selama kuliah di Yogyakarta, ia banyak menjadi tutor lembaga kursus bahasa asing kala kuliah tersebut. Setelah selesai kuliah dan kembali ke Mataram, ia pun memberanikan diri mendirikan lembaga kursus kependidikan tersebut. Dengan modal uang yang  dimiliki kala itu hanya sebesar Rp 2 Juta.

Adapun sejak didirikan Lembaga Pendidikan ETRA sudah meluluskan lebih dari 800 alumni.  Tidak mudah bagi dirinya dalam membangun dan membesarkan lembaga tersebut, kesulitan yang dihadapi yakni tidak mudah menyakinkan khalayak menjadi peserta didik. Dengan prinsip pantang menyerah dan ketekunan, pelan tapi pasti lembaga kependidikan yang  didirikannya itu  terus berkembang.   Pihaknya pun mulai banyak memperoleh kepercayaan dengan banyaknya pendaftar menjadi peserta didik. ” Prinsipnya kualitas paling utama,” ucapnya.

Ia pun bertekad kedepan, Lembaga ETRA  tersebut menjadi role model lembaga kursus kependidikan bahasa asing di NTB. Menurutnya, dalam mendirikan lembaga kependidikan tidak harus melulu berorientasi kepada profit atau keuntungan. Ia mengatakan, andai terlalu mengeksploirasi pendidikan untuk mata pencaharian atau lembaga kependidikan hanya melulu berorientasi kepada profit, maka hasil yang  diperoleh pun tidak akan maksimal. ” Hal ini selalu saya tanamkan di lembaga ini,” ungkapnya.

Dari lembaga yang didirikannya ini,Zaki mengakui sudah beromzet sekitar Rp 20 juta perbulan. Dengan tenaga pengajar sebanyak 8 orang dengan kualifikasi  Magister Bahasa Inggris. Meskipun diakui, pihaknya hingga saat ini masih belum memiliki gedung. Selama ini dia mengontrak gedung  di Jalan Purbasari nomor 5 Cakranegara. ” Tapi kami sudah memiliki  native speaker dari Amerika,” imbuhnya.

Zaki mematok target  lembaganya itu bisa memiliki gedung sendiri dan bisa membuka cabang di daerah lainnya baik di kabupaten kota di NTB maupun di provinsi lainnya.

Menurutnya, potensi kewirausahaan di sekitar lingkungan cukup banyak. Asalkan  ada kemauan, kesungguhan dan komitmen tinggi.” Saatnya anak muda harus berbuat bagi dunia pendidikan,” pungkasnya.(*)