Meski tergolong baru memproduksi kopi Tambora, kurang dari 1 tahun, Namun omzet yang dihasilkan Arini perbulannya cukup menggiurkan. Dalam satu bulan, Arini mampu meraup omzet antara Rp6 juta hingga Rp10 juta, yang merupakan angka yang fantastis sekelas usaha baru merintis kopi bubuk.
Tingginya permintaan kopi Tambora, membuat Arini memperkuat pasokan bahan baku biji kopi robusta langsung dari para petani. Untuk hal tersebut, Arini pun menggandeng dan menjalin kerjasama kemitraan dengan para petani kopi robusta di Kedindi, Kabupaten Dompu untuk menyuplai kebutuhan bahan baku produksi kopi Tambora.
“Kopi Tambora yang saya produksi ini murni tanpa ada campuran. Tapi jenis biji kopinya itu pilihan,” kata Dende Arini, Senin (30/4).
Arini mengaku keberhasilannya dalam memproduksi dan menjual kopi Tambora tak lepas dari peran serta pendampinggan pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Perindustrian Kota Mataram dan Dinas Perindustrian Provinsi NTB. Kedua lembaga pemerintah daerah itu secara intens memberikan arahan dan pendampingan dalam memproduksi kopi yang berkualitas termasuk bantuan alat mesin produksi hingga pemasaran.
