Ide kreatif memang tidak ada habisnya. Saat kampanye mobil masa depan yang ramah lingkungan, seorang pria asal Narmada Lombok Barat ini bisa menciptakan kendaran mobil masa depan ramah lingkungan dengan tenaga kuda.
ZULFAHMI – MATARAM
Nama lengkapnya Latief Angga Putra lelaki paruh baya yang lahir tahun 1968 terbilang kreatif dan inovatif. Buktinya dengan berbagai kreasi dan inovasi yang ia miliki,
Latif mengubah mobil tua menjadi kendaraan ramah lingkungan karena tidak menggunakan mesin melainkan menggunakan tenaga kuda. Kalau di Lombok, alat transportasi yang menggunakan tenaga kuda disebut dengan Cidomo. Namun oleh Latief, kereta mobil ini diberi nama mobil masa depan ramah lingkungan untuk bumiku hijau.
Ditemui di bengkel tempat sehari-hari ia bekerja di Jalan Ahmad Yani Dusun Lekok Dandak Desa Dasan Tereng Kecamatan Narmada Lombok Barat, Latief bercerita banyak tentang aktivitasnya dan keberadaan mobil masa depan yang sekarang lagi viral di media sosial (medsos) tersebut. Ide pertama pembuatan kendaraan tersebut dimulai sekitar tahun 2015 lalu. Saat itu pemerintah sedang gencarnya melakukan kampanye go green menjaga bumi dari polusi dan munculnya program mobil masa depan yang ramah lingkungan.
Berbekal keberadaan mobil bekas di bengkel miliknya, Latief menuangkan ide keratifnya di petahan mobil tua tersebut. Ia lalu mengambil bagian depan body mobil itu. Lalu dibuatkan tiang mirip dengan pilar kereta kencana. Selanjutnya dipercantik dengan model yang cukup menarik sehingga menjadi sebuah kereta mobil yang unik dan cantik.” Kurang lebih sekitar satu tahun saya mengerjakannya sampai selesai seperti sekarang ini,” katanya kepada Radar Lombok Kamis kemarin (25/1).
Lamanya waktu pengerjaan itu terjadi karena memang ia tidak fokus dalam proses pembuatannya. Jadi waktu pengerjaannyapun dilakukan di sela-sela waktu luangnya.Saat memiliki uang lebih dari usaha jual beli body mobil untuk membelikan kebutuhan mobil masa depannya. Untuk bisa menyelesaikan mobil kereta tersebut, Latief merogok kocek tidak sedikit. Seluruh biaya yang ia keluarkan sampai proses pembuatannya selesai sekitar Rp 10 juta.” Saya tidak pernah hitung pasti berapa estimasi biaya yang saya keluarkan,” katanya.
Setelah selesai pembuatannya, kereta mobil ini tidak dipakai untuk kegiatan sehari-hari. Dia juga tidak mau menjualnya meskipun banyak orang yang menawarnya. Belakangan, Latief banyak menerima pesanan membuatkan kendaraan yang serupa. Tapi dirinya bertekad untuk tidak menjualnya dan tidak mau memproduksi untuk kedua kalinya. ” Kalau saya menerima pembuatan maka hasilnya akan berbeda. Mobil ini saya buat bukan untuk dijual tetapi untuk pemakaian pribadi saya,” katanya.
Latief mempersilakan wargauntuk menirunya. Dirinya senang jika ada yang meniru.” Saya lebih senang kalau ada orang yang mengikuti saya. Kalau ada yang mau buat silahkan ikuti saja,” katanya.
Saat menggunakan kereta mobil ini,Latief bertindak seorang kusir. Ia juga melengkapi dengan kostum khas kusir cidomo menggunakan sarung dan ikat kepala. Alasan ia menggunakan pakaian tersebut, ingin menonjolkan bahwa kendaraan masa depan ramah lingkungan tenaga kuda berasal dari Lombok dan pengendaraanya adalah orang Lombok.” Saya ingin Lombok ini dikenal lebih luas dan dengan cara inilah saya bisa partisipasi untuk mengangkat nama Lombok,” jelasnya.
Keberadaan mobil masa depan ini ia manfaatkan bukan untuk kegiatan usahanya. Melainkan lebih banyak untuk berbagi dengan masyarakat kurang mampu. Jika dirinya memiliki rezeki lebih, biasanya ia bersama rekannya keliling Kota Mataram membagikan rezeki bagi orang-orang yang tidak mampu yang ia temui di jalanan.” Saya pakai kendaraan ini saat saya ingin berbagi rezeki lebih yang diberikan Alllah SWT kepada diri saya ,” ungkapnya.
Kereta mobil ini sudah mengantarkan Latief ke beberapa wilayah di pulau Lombok mulai dari Lombok Barat, Mataram, Lombok Tengah dan akan berencana ke Lombok Timur. Meski sudah berkeliling ke beberapa tempat, ternyata Latief tidak memiliki kuda. Ternyata ia menyewa ke orang lain Rp 100 ribu kepada pemilik.
Inovasi Latief bukan hanya kereta mobil ini saja. Sebelumnya ia sudah berhasil menciptakan mobil formula 1 (F1) dari mobil Hijet tua. Mobil ini juga sering digunakan di jalanan.
Saat ini bapak dari dua anak tamatan SD juga sedang merancang ide untuk menciptakan mobil Tamiya dari mobil tua menjadi mobil antik yang bisa dinikmati oleh dirinya dan masyarakat untuk kegiatan-kegiatan tertentu. (*)