Mengenal Happy Natalia, Pendiri dan Pemilik Usaha Sambal Encim

Dari Industri Rumahan, Kini Tembus Pasar Asia dan Eropa

Pendiri dan Pemilik Usaha Sambal Encim
BISNIS SAMBAL:Happy Natalia pemilik usaha Sambal Encim menunjukkan produk yang dihasilkannya. Pasarannya kini tembus pasar Asia dan Eropa. (Lukmanul Hakim/Radar Lombok)

Pelaku usaha yang sukses karena jeli melihat dan memanfaatkan peluang dan potensi yang ada. Happy Natalia mampu memanfaatkan potensi itu dengan mengangkat sambal sebagai produk jualannya.  Kini, produknya kian dikenal luas.


LUKMANUL HAKIM – MATARAM


Bagi warga Lombok, makan tidak lengkap rasanya jika tidak ada sambal. Hampir setiap makan, sambil mesti turut dihidangkan. Kini, sambal khas Lombok kian dikenal luas seiring kian ramaianya rumah makan maupun restoran yang mengenalkannya.

Baca Juga :  Mengenal Lia Harnita, ‘’Inspiring Women’’ Dunia Sastra Lombok

Kian digemarinya sambal khas Lombok ini, menjadi inspirasi dari  Happy Natalia. Dia ingin menjadikan sambal khas Lombok sebagai produk jualannya. Mulai September 2011 silam, Happy memulai usahanya dengan  memberi branding produknya dengan nama ”Sambal Encim”.

Saat memulai usahanya, masih sebatas industri rumahan dan pangsa pasar hanya terbatas lokal saja. Seiring bergulirnya waktu, Sambal Encim, karya Happy mulai populer. Dengan memanfaatkana promosi dari mulut ke mulut dan media sosial, sambal yang menghadirkan khas rasa pedas Lombok tersebut, kini sudah tembus pasar luar negeri negara Eropa dan Asia melalui penjualan secara online. ‘”Saya juga memasok sambal Encim ke sejumlah hotel dan toko oleh-oleh khas Lombok yang ada di sejumlah outlet di Mataram, Lombok Barat dan Lombok Tengah,” jelasnya.

Produksi sambal ini  terus meningkat.Happy kini sudah mampu memproduksi lebih dari 4 ribu botol perbulan dengan 9 rasa khas Lombok. Diantara  yakni sambal original, terasi taliwang, ebi, ikan asap, rendang, cabe hijau dan rumput laut. 

Selain sambal, Happy juga memproduksi abon cabai dengan rasa original, abon cabai kedelai dan abon cabai jagung.

Baca Juga :  Keluh Kesah Masyarakat Pesisir Yang Terisolir

Dalam menjalankan usaha produksi Sambal Encim, Happy bukan berarti tidak mengalami kendala. Bebagai kendala dihadapinya, seperti saat harga bahan baku melambung tinggi. Mau tidak mau, biaya produksinya pun meningkat.  Untuk mengatasi masalah ini, Happy lalu menjalin kerjasama dan kemitraan bersama petani cabai.

“Kendalanya, ketika bahan bakunya yang kadang-kadang harganya naik turun. Dulu sempat harga cabai Rp 100 ribu /kg, disitulah sempat kesulitan untuk membeli cabai,’’ tuturnya.

Kini usaha Happy sudah cukup sukses dan terkenal. Bahkan Happy kerap diilibatkan pameran di berbagai ajang even skala besar baik di dalam daerah maupun luar daerah.  Bahkan, keberhasilannya menghadirkan karya inovasi pengolahan bahan baku cabai tersebut, membawa Happy menjadi pilihan untuk ikut promosi produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ke berbagai daerah bahkan ke Jepang.

Pada pertengahan tahun 2017, Happy bersama tiga orang lainnya UMKM dari Provinsi NTB diajak untuk pameran dan promosi di Jepang oleh PT Astra Internasional. Sambal Encim, produk dari Happy dinilai memiliki khas, keunggulan dan sudah memenuhi standar muru dan kualitas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. “Kami di percaya oleh PT Astra Internasional  untuk ikut pameran di Jepang,” terangnya.

Baca Juga :  Cara Lingkungan Karang Rundun Sambut HUT Kemerdekaan RI

Kesuksesannya menjalankan usaha produksi Sambal Encim,  tidak lantas membuat Happy menghentikan langkahnya berbisnis.  Justru ia semakin tertantang untuk ekspansi ke bisnis yang lebih luas lagi, tapi linier dengan bisnis awalnya.

Kini, Happy juga sudah membuka lesehan yang menghadirkan makanan khas Lombok dan tentunya Sambal Encim yang sudah menjadi ciri khas dan branding dari berbagai produk yang dimilikinya.(*)

Komentar Anda