Mengenal Gejala dan Penyakit Keputihan

KONSULTASI : dr Yunita Hapsari,M.Sc.Sp.KK melayani pasien yang tengah berkonsultasi beberapa waktu lalu (Zulfahmi/Radar Lombok)

MATARAM— Keputihan atau dalam bahasa medis disebut dengan (Flour Albus) merupakan sebuah gejala penyakit yeng menyerang sistem reproduksi wanita  di mulut rahim dan vagina.

Menurut dr Yunita  Hapsari,M.Sc.Sp.KK, dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Grha Ultima Medika Mataram  mengatakan,  mengapa keputihan harus diketahui secara luas oleh  masyarakat,  karena keputihan sering terjadi pada wanita usia reproduksi.   Keputihan bersifat tanpa gejala  atau dianggap normal, padahal sebagian besar keputihan adalah termasuk infeksi  menular seksual yang dapat meningkatkan risiko tertular HIV. '' Kalau tidak segera ditanggapi bisa meningkatkan risiko tertular HIV,”  kata dokter yang akrab disapa dokter Yuyun ini kepada  Radar Lombok saat ditemui Poli Kulit Kelamin RS Grha Ultima Medika kemarin.

Diharapkan masyarakat terutama wanita untuk  waspada terhadap organ reproduksinya. Dalam ilmu kesehatan keputihan dibagi menjadi dua.

 

Keputihan Normal Dan Keputihan  Abnormal

 

Karakteristik keputihan normal  yaitu muncul menjelang masa subur dan menstruasi. Warna keputihannnya bening atau putih dan seperti lendir, tidak berbau dan tidak menimbulkan gejala seperti  gatal, bau dan sebagainya.

Sedangkan karakteristik keputihan abnormal  yakni keputihan muncul sepanjang siklus menstruasi dengan warna bervariasi kadang putih seperti  susu, kuning seperti nanah, hijau, bau dapat bervariasi, kadang busuk dan asam. “  Jenis karakter keputihan ini harus dikenali  setiap wanita,”  ungkapnya.

Untuk bisa menghindarkan diri dari penyakit ini baiknya dikenali gejala –gejala yang muncul dari penyakit keputihan diantaranya muncul rasa panas, gatal, nyeri dan  membasah. Gejala serupa dapat dijumpai pada pasangan seksualnya .

 

Pembagian atau Klasifikasi Keputihan

 

Dalam ilmu kesehatan klasifikasi keputihan dibagi menjadi beberapa bagian. Berdasarkan anatomi atau  lokasinya, maka keputihan dibagi menjadi  dua  yaitu keputihan pada serviks atau leher rahim dan keputihan pada  vagina.

Klasifikasi yang kedua  berdasarkan penyebabnya maka keputihan dibagi menjadi  bakteri, parasit, jamur dan virus.

 

Keputihan Pada Serviks

 

Keputihan pada serviks penyebabnya bakteri. Terbanyak disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis yang menyebabkan servisitis Non Spesifik dan Neisseria Gonorrhea yang menyebabkan servisitis gonore. Karakteristik servisitis non spesifik atau non gonore ini adala keputihan berwarna putih atau kekuningan dan  kental.

Sedangkan Servisitis Gonore ditandai dengan keputihan berwarna kuning kental kehijauan atau seperti nanah sehingga bila terjadi pada laki-laki  sering disebut kencing nanah.

Keputihan pada serviks dengan penyebab virus adalah virus herpes genital (HSV 1 dan atau HSV 2) dan HPV. Infeksi Virus HPV tipe onkogen (tipe 16, 18)  inilah sebagai  penyebab kanker leher rahim. Ditularkan melalui hubungan  seksual sehingga dalam proses pengobatan, pasangan seksual harus diobati.

 

Keputihan Pada Vagina

 

Keputihan pada vagina dapat disebabkan oleh bakteri, jamur dan atau parasit. Keputihan yang disebabkan oleh bakteri (Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis) merupakan penyebab bakterial vaginosis yg ditandai dengan keputihan putih tipis berbau busuk.

Keputihan yang disebabkan oleh parasit yaitu Trikomonas Vaginalis yang menyebabkan trikomoniasis. Ditandai dengan keputihan berwarna hijau berbuih dan encer, dapat disertai gatal.

Ketiga ada keputihan yg disebaabkan oleh jamur, yaitu Candida albicans yang menyebabkan Kandidiasis vulvovaginal. Ditandai dengan keputihan berwarna putih kental seperti  tepung dan gatal.

 

Bagimaan Pengobatannya?

 

Dikatakan dr Yuyun, keputihan ini bisa diobati. Untuk keputihan oleh bakteri dengan ciri-ciri dan gejala yang sudah disebutkan diatas bisa diobati dengan antibiotik yang tepat. 

Keputihan oleh parasit  bisa diobati dengan  antiparasit. Keputihan oleh jamur diobati dengan  antijamur.  Keputihan oleh virus diobati dengan antivirus. “ Keputihan   jenis ini masih bisa diobati,” jelasnya.

Ia menambahkan   keputihan dengan penyebab virus akan menetap sehingga  seringkali berulang bahkan menyebabkan perubahan seluler pada leher rahim sehingga menyebabkan kanker.

Untuk pencegahan  dr Yuyun menyarankan untuk melaksanakan ABCDE  yakni A- abstinensia : stop berhubungan seksual. B- be faithfull: setia dengan pasangan

C- Kondom : gunakan kondom bila tidak mampu setia atau memiliki pasangan seksual lebih dari  satu.  D- drug: tidak menggunakan obat-obatan terlarang  atau narkoba.E- edukasi: segera untuk berobat dan vaksinasi HPV.(ami)