MENGENAL AYU NURMALAYANI, GURU SMA PEGIAT LITERASI

PENULIS BUKU: Ayu Nurmalayani, guru di SMA Negeri 1 Labuapi (SMANELA) Lombok Barat, menunjukkan beberapa buku hasil karyanya yang sudah diterbitkan. (BUDI RATNASARI/RADAR LOMBOK)

Ayu Nurmalayani, salah satu guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Labuapi (SMANELA) Lombok Barat, patut diacungi jempol. Berawal dari hobinya dalam hal tulis-menulis, akhirnya berhasil menerbitkan sebanyak empat buku hasil karyanya sendiri.

ADALAH Ayu, sapaan akrab guru yang terkenal ramah dan memiliki pembawaan hangat ini ketika bercerita tentang awal perjalanan hidupnya menjadi guru, sampai memilih menekuni dunia literasi. Di mana semua karya tulisnya (buku) bermodalkan dari sebuah hobi menulis yang ditekuni sejak kecil.

Kemudian hobi itu ia tuangkan dalam sebuah karya buku dan antologi dengan berbagai judul.

Beberapa buku yang sudah diterbitkan antara lain buku cerita anak berjudul “Cici Berbagi Balon”, antologi puisi “Rakit Bait-Bait”, buku motivasi “Guru Unlimited Edition” dan buku kumpulan tulisan tradisi dan cerita daerah berjudul “Baja SASAMBO”.

“Sejak SD memang suka sekali menulis. Sering ikut lomba menulis puisi, cerita dan menulis cerpen (cerita pendek). Selama jadi guru juga sering mengikuti lomba menulis cerita rakyat,” tutur Ayu.

Bagi Ayu, menulis bukan hanya sekadar hobi, tetapi sudah menjadi bagian dalam kesehariannya.

Dengan menulis, ia dapat menyampaikan semua perasaan dan idenya dalam bentuk tulisan tanpa harus bercerita langsung ke orang lain.

“Pada dasarnya mengungkapkan sesatu adalah kebutuhan setiap orang. Jadi ada kepuasan batin saat saya menulis. Saya merasa apa yang saya rasakan tersalurkan lewat menulis,” terangnya.

Berbagai perlombaan menulis pun telah Ayu menangkan, sampai akhirnya Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan Lombok Barat, serta Kantor Bahasa, juga melirik hasil karyanya dan menyanggupi untuk menerbitkan buku cerita anak yang akhirnya digunakan sebagai bahan ajar sekolah TK dan Paud.

“Ternyata dari Kantor Bahasa menyambut baik buku yang sudah saya tulis, dan diberikan kesempatan untuk diterbitkan dengan biaya dari mereka,” ucapnya.

Tidak hanya menulis sastra, Ayu juga diketahui aktif menulis jurnal atau karya ilmiah. Satu di antara tulisannya juga sudah diterbitkan di scopus. Bersama komunitas musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) membuat lagi buku antologi cerpen dan buku pembelajaran di sekolah.

“Buku motivasi juga dipilih oleh komunitas literasi Indonesia, mengangkat tentang bagaimana mengajak anak-anak untuk menulis dari bincang-bincang dan pendekatan untuk mengenal karakter orang lain,” terangnya.

Disampaikan Ayu, kemampuannya dalam menulis sekaligus ingin menununjukkan bahwa guru jangan hanya berteori saja, tetapi juga bisa menjadi contoh bagi siswa-siswi yang diajar. Di mana ini untuk lebih meningkatkan minat dalam dunia literasi.

Berkat ketekunannya dalam mendidik siswa-siswinya di sekolah, beberapa siswanya juga berhasil mengikuti jejaknya, menerbitkan sejumlah buku antara lain buku antara Cahaya Al-Quran, novel karya Gita Asmala, kemudiam novel berjudul Everything is Allah karya Novel Swestin, serta analogi puisi Mengenai Rasa oleh Rini Azahra.

“Anak-anak mulai tergerak untuk menulis, karena dengan tulisan seseorang tidak akan dilupakan oleh akhir zaman. Kalau kita bukan siapa-siapa, buatlah diri kita menjadi siapa-siapa. Paling tidak lewat tulisan,” katanya bijak.

Kendati banyak buku yang sudah diterbitkan, tidak menjadikannya sombong berpuas diri. Justru dengan hasil karyanya banyak dinikmati orang lain, sehingga memantik semangatnya untuk lebih banyak menghasilkan karya yang berkualitas.

Rencananya pada Maret 2023, Ayu akan menerbitkan lagi buku analogi Cerpen miliknya. Dia berharap hasil karyanya dapat memberikan motivasi lahirnya penulis-penulis hebat pada masa datang. “Bakat kalau diasah akan muncul menjadi brilian,” pungkas Ayu. (BUDI RATNASARI – LOMBOK BARAT)

Komentar Anda