Nama Achintya Holte Nilsen menjadi buah bibir belakangan ini di tengah masyarakat NTB. Bukan karena dirinya terpilih sebagai Miss Indonesia 2017, namun disebabkan Achintya secara tiba-tiba mengaku sebagai perwakilan Provinsi NTB dalam ajang tersebut.
AZWAR ZAMHURI – MATARAM
Tidak mudah bisa menghubungi pemenang Miss Indonesia 2017, Achintya Holte Nilsen. Apalagi, gadis kelahiran Bali, 1 Januari 1999 ini belum juga datang berkunjung ke NTB. Padahal dirinya mewakili Provinsi NTB sehingga bisa memenangkan kontes Miss Indonesia 2017.
Anak pertama dari 3 bersaudara putri Terje Holte Nilsen dan Ni Nyoman Parwati ini langsung fokus ke pendidikannya di Green School Bali, usai memenangkan kontes. Achintya memang lahir dan besar di Bali. Ia mengaku pernah datang ke NTB hanya sekali, waktu itu tahun 2014 berkunjung ke Lombok sebagai wisatawan. “Saya pernah ke Gili Lombok (Gili Trawangan – red) sekali pada tahun 2014,” ungkapnya kepada Radar Lombok, Rabu kemarin (3/5).
Saat itu, Achintya langsung terpesona dengan keindahan pulau Lombok. Gili Trawangan langsung menjadi salah satu tempat favoritnya. “Sejak itu saya ingin sekali untuk kembali lagi. Saya memang sangat suka tempat yang sepi dan semua pantai sangat bersih. Jadi merasa santai untuk berjalan-jalan,” tuturnya.
Takdir kemudian membawanya sebagai perwakilan NTB dalam ajang Miss Indonesia 2017. Itulah satu-satunya alasan yang membuat Achintya mulai sedikit mempelajari budaya dan tradisi yang ada di Provinsi NTB. Achintya tidak berani mengatakan dirinya telah memahami budaya yang ada di NTB. Mengingat, pengetahuannya masih terbatas tentang suku Sasak, Mbojo dan Samawa. “Saya sudah mengetahui beberapa pengetahuan tentang budaya NTB, seperti Suku Sasak, upacara, tarian daerah. Karena itu wajib diketahui oleh perwakilan provinsi. Tetapi saya tidak bisa bilang saya memahami sebelum saya kesana langsung dan mengalaminya sendiri,” ucapnya.
Kini, keinginan Achintya untuk datang ke NTB semakin besar. Dalam waktu dekat, ia akan mempelajari langsung budaya dan tradisi yang ada. Achintya ingin lebih memahami dan merasa terhubung dengan budaya serta masyarakat NTB.
Salah satu hal yang membuatnya tertantang juga yaitu konsep wisata halal di NTB. Achintya melihatnya sebuah konsep yang menarik untuk di eksplorasi. Apalagi, Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. “Dan Lombok adalah salah satu pendorong utama untuk wisata halal, jadi itu pasti sesuatu yang harus dibanggakan. All in all, saya tidak sabar untuk datang ke NTB,” ujarnya.
Ditanya soal Miss Indonesia 2017, Achintya bercerita panjang lebar. Ia masih mengingat semuanya yang terjadi secara alami tanpa pernah diduga sebelumnya. Apalagi, usianya yang saat ini masih muda dibandingkan peserta Miss Indonesia lainnya.
Terpilih menjadi finalis saja tidak pernah disangkanya, mengingat saingan dari Provinsi Bali juga sangat ketat. Achintya merasa sangat bahagia menjadi salah satu dari 34 finalis. “Waktu itu saya harus pergi ke India untuk ibadah, disana cuma beberapa hari. Terus balik lagi dan langsung ke Jakarta untuk Karantina,” ceritnya mengenang.
Awalnya Acintya mengaku merasa sedikit terintimidasi, karena peserta lainnya sangat cantik, cerdas dan memiliki kepribadian unik. Sementara dirinya merupakan peserta paling muda dan ditugaskan mewakili Provinsi NTB.
Suasa karantina yang sangat kekeluargaan membuat rasa malu Achintya menjadi hilang. Hal itulah yang membuatnya mampu mempersembahkan yang terbaik pada malam final, 22 April lalu. “Malam final merupakan malam yang terasa sangat ajaib, saya sangat bersemangat. Akhirnya dapat menunjukkan yang terbaik,” katanya.
Ketika pengumuman pemenang, Achintya sendiri belum percaya terpilih sebagai pemenang. Apalagi dengan kemampuan yang dimilikinya di usia muda, merasa masih jauh di bawah peserta lainnya. “Saya berterima kasih kepada semua orang yang membantu sepanjang jalan. Tanpa mereka, saya tidak akan berada di posisi saya hari ini,” ucap Achintya.
Saat ini, dirinya terus melakukan pembenahan. Kemampuan dan kelebihan yang dimiliki, terus ditingkatkan dengan serius. Kondisi fisik tidak lupa tetap dijaga, apalagi latar belakang Achintya yang merupakan atlet membuatnya pintar menjaga stamina.
Beberapa kekurangan yang terus dibenahinya seperti public speaking. Selain itu, kemampuan catwalk Achintya juga masih terus disempurnakan. “Saya merasa masih perlu tingkatkan public speaking. Sampai sekarang terkadang jantung saya berdebar kencang melihat mikrofon,” tutupnya tertawa.(*)