Mendibud Baru Didesak Perjelas Nasib Guru Honorer

MATARAM-Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) NTB, Ulil Amry S.kom pengganti Ermawati M.Pd mendesak Mendibud Prof Muhajir untuk memberikan kejelasan terkait nasib guru honorer di NTB saat ini yang masih terkatung-katung, mereka telah mengambdi puluhan tahun namun tidak kujung diangkat menjadi Calon Pengawai negeri Sipil (CPNS).

Keberadaan guru Honorer serta terkait  kesejahteraan mereka. Ia berharap, dengan  adanya pergantian menteri, dapat  lebih berperan dalam pengangkatan mutu guru untuk kemajuan pendidikn. ‘’ Salah satunya, terkait nasib kalangan guru honorer dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK di NTB, yang mencapai ribuan,’’ ucapnya, Sabtu lalu.

Selain itu,  Mendikbud diminta  mengakomodir organisasi guru yang ada dan akan lebih bagus lagi apabila bisa, mensinergikan antara orgnisasi yang satu dengan yang lainya, karena memiliki tujuan yg sama membagun pendidikn Indonesia. Serta  Kurikulum yang diterapkan sekarang disempurnakan lagi bukan mengantinya dengan yang baru.

Baca Juga :  Mutasi Guru Lombok Timur Dinilai Kacau

Nasib guru honorer juga telah diadukan ke DPR RI Komisi X DPR  RI untuk  memperhatikan nasib guru honorer, dengan cara meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kesejahteraan.

Diketahui, ribuan guru yang tergabung dalam Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHKI),  telah beberapa kali melakukan aksi di depan Istana Negara Jakara mendesak Presiden Jokowi untuk memenuhi janjinya mengangkat 439.056 orang guru honorer.

Mantan ketua IGI NTB Ermawati yang selaku pengurus pusat IGI menambahkan, saat ini dirinya terus memperjuangkan nasib kalangan guru honorer di NTB.  IGI telah menyuarakan ke DPR RI, serta prsiden. Ia berharap, kepempinan Prof Muhajir mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang notabene sebagai pendidik, untuk memperjuangkan nasib kalangan guru honorer.

Baca Juga :  Dikbud NTB akan Sebar Guru Berkualitas

Saat ini, guru honorer masih harap-harap cemas. Mereka hanya menerima gaji tiga bulans ekali, sesuai dengan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang diterima. Rata-rata gaji masih dibawah UMP, ada yang digaji Rp 300 ribu sampai Rp 600 ribu. Ia berharapa, kesejahtraan guru honorer dan statusnya di utamakan. (dir)

Komentar Anda