Menange Rambang Makan Korban Lagi

Menange Rambang Makan Korban Lagi
KORBAN : Jenazah Aris (15 tahun) pelajar yang tewas saat mandi di Menange Rambang.( Ist for Radar Lombok)

Seorang Pelajar Tewas Tenggelam Saat Mandi

SELONG– Objek wisata muara sungai “Menange Rambang” di Desa Surabaya Kecamatan Sakra Timur memakan korban. Aris (15 tahun), seorang pelajar asal Dusun Montong Tangi Timur Desa Montong Tangi Kecamatan Sakra Timur ditemukan tewas kemarin sekitar pukul 17.00 Wita saat mandi di areal setempat.

Kronologisnya, korban dan teman-temannya datang ke lokasi ini sekitar pukul 17.00 Wita. Korban menyelam dan tidak muncul-muncul ke permukaan dan membuat teman-temannya panik. Mereka lalu meminta tolong ke pengunjung.”Karena tidak kunjung ditemukan, kemudian disarankan untuk memanggil mangku Menange Rambang,”kata Ita, salah satu pengunjung.

Setelah mangku datang, korban ditemukan mengapung di sekitar ujung jembatan yang dibangun oleh Pokdarwis Surabaya. Korban ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Ia dilarikan ke Puskesmas Lepak.

Kapolsek Sakra Timur IPDA Ahmad Amin membenarkan kejadian ini. Kasus meninggalnya pengunjung di Menange Rambang merupakan yang kedua kalinya. “Sementara pihak keluarga ikhlas menerima dan sampai saat ini pihak keluarga belum berniat untuk melaporkan kejadian ini ke jalur hukum,”ungkapnya.

Kepala Desa Surabaya, Rifai Pajrin, kaget dan bingung dengan kasus meninggalnya pengunjung di Menange Rambang.” Secara kebetulan tadi sore pengunjung Menange Rambang sangat banyak, dan ibu-ibu PKK juga di sana sedang arisan,”ungkapnya.

Karena sudah dua kali kejadian, ia berjanji akan melakukan evaluasi pengelolaan tempat ini. Penjagaan juga akan diperketat, bahkan akan dilakukan pembatasan pengunjung. Sehingga kedepan jangan sampai ada korban lagi.”Secara kebetulan tadi juga oleh pihak Pokdarwis dan ibu PKK mengingatkan agar jangan mandi, tetapi karena korban belum mandi, dia kemudian mandi menggunakan bambu sebagai pelampungnya,”ungkapnya.

Tidak hanya menjaga keamanan dan membuat pagar pembatas, juga akan dilakukan komunikasi dengan tokoh adat, tokoh agama serta para mangku yang mengetahui sejarah tempat ini dengan harapan kedepan tidak ada pengujung lagi yang menjadi korban.”Saya selaku Kades tentu terkejut. Saya minta maaf, ini akan saya jadikan pembelajaran kedepan,”pungkasnya.(wan)

Komentar Anda