Melihat Semangat Kaum Difabel Menjadi Pengrajin Kain Tenun

Keterbatasan Bukan Penghalang untuk Berkarya

Ia menuturkan pertama kali membuat tenunan tidak ada kesulitan, hanya terkendala di alatnya saja. Sedangkan untuk pembuatannya memakan waktu cukup lama. Satu kain saja dikerjakan dapat  terselesaikan sekitar dua minggu. Karena dalam pengerjaanya harus menyesuaikan desain motif yang dibentuk. “Pertama saya dikasih alatnya sama Pak Kades (Peteluan), setelah itu saya coba buat sendiri,” terangnya.

Untuk harga yang dipatok Sapuan dari hasil tenunanya sekitar Rp 600 ribu untuk satu helai kain jadi. Sedangkan untuk pasarannya masih di sekitar rumah, art shop di kawasan Kuta Mandalika, hingga menawarkan ke beberapa kantor-kantor dinas. “Lurah, Camat, dan kantor-kantor dinas ini tempat saya menawarkan. Alhamdulilah dibeli, sekalian saya promosi sama mereka,” kata Sapuan.

Baca Juga :  Kiprah Suharni, Aktivis yang Getol Memperjuangkan Nasib Perempuan KLU

Dengan membuat alat sendiri, dia berharap dapat juga membagi ilmu yang dimilikinya kepada para pengangguran yang berada di desanya. Saat ini saja dia telah memiliki anggota kelompok tenun sekitar 32 orang. Namun dari semua anggotanya, hanya ada beberapa saja yang sudah mahir menenun, sebagian lagi masih dalam tahap belajar, khususnya anggota yang penyandang difabel. “Saya harap penyandang difabel seperti saya ini juga dapat berkarya. Jadi yang seperti kita ini kan bisa juga mempunyai kreatif,” imbuhnya seraya menyatakan, kelompoknya juga telah diberikan pelatihan oleh Dinas Perindustrian. Dimana setelah mendapatkan pelatihan, beberapa diantaranya juga telah memiliki perkerjaan sendiri.

Baca Juga :  Awalnya Modal Satu Komputer, Kini Beromzet Puluhan Juta

Sapuan yang juga merupakan Ketua DPC Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) Lobar ini juga berharap kedepannya dapat lebih banyak lagi menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pengganguran. “Harapan saya, semoga pegangguran bisa berkurang di desa kami ini. Lebih baik memanfaatkan hidup untuk mencari nafkah dari pada menanggur,” pungkasnya bijak. (*)

Komentar Anda
1
2