Melihat Kelanjutan Gerakan Seribu (Siu) Polda NTB

Melihat Kelanjutan Gerakan Seribu Siu Polda NTB
GERAKAN SERIBU : Melalui Gerakan Seribu, Polda NTB menyantuni warga tidak mampu. Kini, gerakan ini mulai diikuti oleh Polda dan Polres lainnya di Indonesia. (Ditshabara Polda NTB For Radar Lombok)

Direktorat Shabara Polda NTB setahun terakhir punya  terobosan  yaitu Gerakan Siu atau Seribu. Gerakan ini  pernah  mendapat respon positif masyarakat luas. Bagaimana kelanjutan gerakan tersebut saat ini?


ALI MA’SHUM—MATARAM


Gerakan ini mulai digagas oleh Ditshabara Polda NTB sekitar bulan Februari 2016. Terobosan ini dilakukan saat itu karena bebarapa alasan. Diantaranya, ingin merubah imej kepolisian yang selama ini terlihat sangar dan garang. Dari pandangan tersebut, kepolisian ingin semakin mendekatkan diri dengan masyarakat.

Gerakan ini awalnya dilaksanakan di satuan Ditshabara saja. Karena memang memiliki tujuan mulia, akhirnya dilakukan oleh seluruh satuan di Polda NTB. Awalnya anggota Ditshabara masing-masing mengeluarkan uang  sebesar Rp 1000 sebelum melaksanakan patroli. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk membeli sembako dan kebutuhan lainnya. Nantinya, sembako ini akan dibagikan atau disedekahkan  kepada masyarakat kurang mampu yang ditemui pada saat patroli. ‘’ Gerakan seribu rupiah ini masih kita laksanakan sampai  saat ini. Ini juga akan terus kita laksanakan,’’ ujar Direktur Shabara Polda NTB Kombes Pol Harries Budiharto, kemarin.

[postingan number=5 tag=”features”]

Dikatakannya, gerakan seribu rupiah ini tidak hanya dilaksanakan di Polda NTB. Kini, seluruh Polres jajaran juga sudah melaksanakan gerakan ini. Bahkan, program tersebut juga ditiru dan  oleh Polda Bangka Belitung. ‘’ Polda yang sudah mengikuti itu Polda Bangka Belitung. Nanti akan diikuti lagi oleh Polda lainnya,’’ katanya.

Baca Juga :  Hidup Sebatang Kara, Doa Terijabah Lewat Pasukan Bersajadah Hijau

Selain itu, program seribu rupiah ini rupanya jadi unggulan dan primadona Polda NTB. Ini dibuktikan dengan diikutkannya program ini dalam lomba Sistem Informasi Inovasi Pelayanan Publik (Sinofik) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayaan Aparatur Negara (Kemenpan) RI. ‘’ Ini sudah diajukan ke Mabes Polri,’’ imbuhnya.

Ada tujuh satuan kerja (satker) Polri diseluruh Indonesia yang mengikuti lomba tersebut hanya dari 5 Polda. ‘’ Nanti Mabes yang akan menyeleksi. Sekarang lagi diseeksi,’’ katanya.

Karo Bin Ops Dit Shabara Polda NTB AKBP Ganjar Sukmarini mengatakan, dalam lomba ini gerakan seribu  tersebut dimasukkan dalam sebuah aplikasi.  Caranya, setiap apel pagi. Rp 1000  akan dikumpulkan oleh seluruh anggota Polda NTB. ‘’ Sekarang yang mengumpulkan uang itu dari Ditpropam Polda NTB sebagai penanggung jawab program 6 Polri penggerak revolusi mental. Itu setiap pagi disediakan kotak putih untuk mengumpulkan uang seribu ini,’’ katanya.

Setelah dihitung, kemudin diserahkan kepada Ditshabara. Setelah dilakukan pembukuan akan dibelikan sembako kemudian dibagikan. ‘’ Setelah jadi paket sembako, nanti akan disalurkan kepada masyarakat kurang mampu pada saat patroli,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Belajar Otodidak, Manfaatkan Barang Bekas

Gerakan ini juga disebutnya bukan tanpa kendala. Salah satunya, ada warung sembako yang tidak menerima uang recehan. Sementara yang dikumpulkan oleh kepolisian ini adalah uang recehan hasil sumbangan seluruh anggota. ‘’  Ada yang tidak menerima recehan. Mereka bilangnya kenapa tidak ditukar dulu sebelum dipakai belanja. Mereka menganggap buang-buang waktu untuk menghitung uang receh. Jadi kita harus pindah-pindah, repot juga. Tapi ada juga yang memberi diskon saat mengetahui ini hasil sumbangan dari anggota,’’ terangnya.

Karena gerakan ini memang benar-benar bermanfaat, Harries berharap nantinya akan diikuti oleh pemerintah daerah (pemda) di NTB. Hal ini juga bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan. ‘’ Sekarang Polda dan Polres sudah melaksanakan. Sedangkan yang punya masyarakat kan bukan Polda dan Polres. Itu kan lebih kepada pemerintah daerah. Harusnya mereka yang lebih menggiatkan. Bayangkan, kita di Polda saja tiap hari menyantuni 6 orang, belum Polresnya. Itu tinggal dikalikan saja berapa masyarakat yang bisa dibantu,’’ ungkapnya.(*) 

Komentar Anda