MELIHAT BUDIDAYA TANAMAN VANILI DI DESA JERUK MANIS

PETANI VANILI: Harun Ar-Rasyid, salah satu petani di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, yang melakukan budidaya tanaman vanili. (M GAZALI/RADAR LOMBOK)

tanaman vanili di Kabupaten Lombok Timur (Lotim), dapat dikatakan masih belum terlalu banyak. Satu daerah di Lotim, yang telah melirik peluang ini, yakni para petani di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur.

SALAH satu petani di Desa Jeruk Manis, yang telah membudidayakan tanaman vanili adalah Harun Ar-Rasyid. Bahkan usaha ini telah ditekuninya kurang lebih sekitar 6 tahun lalu.
Menjadi pembudidaya tanaman vanili, disebutnya gampang- gampang susah. Meski tidak membutuhkan biaya perawatan yang besar, namun hal utama yang dibutuhkan agar bisa berhasil adalah ketelatenan.
Lahan budidaya tanaman vanili milik Harun, sapaan akrabnya, memang tidak begitu luas . Lokasi yang menjadi tempat budidaya tanaman vanili hanya sekitar 8 are saja, yang merupakan tanah kebun disamping dan belakang rumahnya.

Tanaman vanili yang ditanamnya sejak beberapa tahun lalu itu, telah beberapa kali dipanen. “Rata-rata kalau warga di sini (Jeruk Manis, red) menanam vanili. Kalau warga yang lain, mungkin lebih luas lahan lokasi budidayanya,” tutur Harun.

Baca Juga :  SUTARTO, MANTAN PENJUAL JAJAN KELILING RAIH GELAR PROFESOR TERMUDA NTB

Membudidaya tanaman vanili katanya, memang membutuhkan ketelatenan. Cara penanaman vanili tidak jauh beda dengan menanam ubi jalar, yaitu dengan cara di stek. Bedanya, vanili tumbuh menjalar ke atas seperti kacang panjang. Sehingga ketika ditanam, vanili harus di dekat pepohonan atau ditancapkan kayu yang bisa tumbuh.
“Lebih bagus ditanam didekat pohon pisang. Sehingga tanaman vanilinya itu nanti akan menjalar ke atas mengikuti pohon pisang tersebut. Tapi bisa juga pohon-pohon biasa, asalkan ada tempatnya menjalar ke atas,” jelas Harun.

Sejak awal tanam, sampai bisa dipanen katanya, membutuhkan waktu kurang lebih enam bulan. Proses berbuah vanili ini lanjut dia, yakni dengan cara dikawinkan di bagian pucuk yang telah berbunga. Caranya mengawinkan vanili ini juga tidak bisa dilakukan sembarangan, dan ada cara tersendiri agar bisa berbuah.

“Kalau perawatannya bagus, dan benar cara mengawinkan, maka sekitar enam bulan kita sudah bisa panen vanili,” lanjut Harun.

Baca Juga :  RAHASIA UMUR PANJANG NENEK 113 TAHUN DI PSLU MANDALIKA MATARAM

Ia menambahkan, vanili juga memiliki nilai jual yang sangat tinggi, istilahnya emas hijau. Dan memang tanaman vanili ini ujar dia, sama berharganya seperti emas. “Kalau sudah kering bisa dijual sampai dengan harga Rp 3 juta perkilogram.

Sedangkan yang basah dijual dengan kisaran harga Rp 350 ribu perkilogram. Bahkan kalau lebih beratnya 1 ons saja dihitung. Sama penjualannya seperti emas, lebih se ons pasti di hitung,” imbuh Harun.
Sekali panen,

Harun mengaku bisa menjual dengan harga Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Bahkan kalau warga lainnya menjual vanili bisa sampai Rp 30 juta hingga Rp 50 juta.

“Kalau saya kan lahannya tidak terlalu luas, makanya sekali panen cuma sekitar itu saja yang saya dapat. Beda dengan warga lainnya, sekali jual bisa sampai puluhan juta. Soalnya kan lahan tempat mereka tanam luas. Pembeli biasanya datang langsung kesini,” tutupnya. (M. GAZALI – LOMBOK TIMUR)

Komentar Anda